Teori Wilhelm Dilthey Dalam Menyikapi Zaman Kini
Wilhelm Dilthey, seorang filsuf Jerman, dikenal dengan pandangannya yang menekankan pentingnya pemahaman terhadap pengalaman manusia melalui interpretasi yang mendalam dan kontekstual. Dalam pemikirannya, Dilthey menganggap bahwa pemahaman terhadap individu dan masyarakat harus dilakukan dengan menghubungkan pengalaman subjektif dengan konteks historis dan budaya yang melatarbelakanginya. Dalam menghadapi situasi kehidupan modern yang semakin kompleks, seperti perkembangan teknologi, krisis sosial, dan ketidakpastian global, pemikiran Dilthey memberikan perspektif penting tentang bagaimana kita dapat memahami dan merespons tantangan zaman ini.
Pandangan Dalam Menyikapi Tantangan
Dilthey mengajukan pandangan bahwa kehidupan manusia tidak dapat dipahami hanya melalui data objektif atau fakta sejarah semata, melainkan harus dilihat melalui lensa pengalaman subjektif individu yang terhubung dengan konteks sejarah dan budaya mereka. Pemikiran ini sangat relevan dalam memahami situasi yang ada saat ini, di mana banyak peristiwa besar, seperti pandemi global, perkembangan teknologi yang cepat, dan perubahan sosial, membutuhkan interpretasi yang lebih mendalam untuk menghargai pengalaman manusia yang terlibat.Â
Kalimat Populer Dilthey Terkait Menyikapi Pandangan ini "Semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman; tetapi semua pengalaman harus dihubungkan kembali dan memperoleh validitasnya dari kondisi dan konteks kesadaran di mana ia muncul, yaitu totalitas dari sifat kita."Â
dan ia menganggap pemahaman terhadap pengalaman manusia hanya bisa dilakukan melalui interpretasi yang mendalam. Berdasarkan pemikiran Dilthey, berikut adalah lima opini tentang situasi yang terjadi saat ini:
Pentingnya Konteks Sejarah dalam Memahami Krisis Sosial
Dilthey berpendapat bahwa untuk memahami situasi sosial dan politik yang terjadi saat ini, kita harus melihatnya dalam konteks sejarah yang lebih luas. Krisis sosial, seperti ketidaksetaraan ekonomi atau perpecahan politik, tidak bisa dipahami hanya berdasarkan peristiwa-peristiwa terkini, tetapi juga harus dilihat sebagai bagian dari proses sejarah yang lebih besar. Dengan demikian, penting untuk melihat akar masalah dan dampak historis yang telah membentuk kondisi sosial saat ini.
Kehilangan Makna dalam Kehidupan Modern
Dilthey mengkritik kehilangan makna dalam kehidupan modern yang semakin individualistik dan terfragmentasi. Menurutnya, masyarakat kontemporer cenderung mendorong individu untuk mengarahkan perhatian pada tujuan materialistis atau praktis, tanpa memahami kedalaman pengalaman manusia secara keseluruhan. Dalam konteks saat ini, banyak orang merasa teralienasi dan kehilangan arah hidup karena pergeseran dari nilai-nilai historis dan budaya yang lebih dalam. Kehidupan yang lebih terhubung dengan makna, menurut Dilthey, harus didorong melalui pemahaman terhadap sejarah hidup dan warisan budaya yang lebih kaya.
Peran Emosi dan Subjektivitas dalam Menghadapi Pandemi
Pandemi global seperti COVID-19 menunjukkan bahwa situasi modern membutuhkan pemahaman yang lebih sensitif terhadap pengalaman subjektif manusia. Dilthey menekankan pentingnya interpretasi terhadap perasaan dan emosi individu dalam konteks sejarah hidup mereka. Dalam situasi pandemi, pemikiran Dilthey mengajak kita untuk lebih empatik terhadap pengalaman individu dalam menghadapi ketakutan, kecemasan, dan ketidakpastian, serta untuk menghargai pengalaman-pengalaman subjektif tersebut dalam merespons tantangan besar ini.
Kesulitan dalam Memahami Kemajuan Teknologi secara Kritis
Dilthey mungkin akan mengkritik bagaimana teknologi dan modernitas sering dipandang secara positif tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kehidupan manusia secara lebih holistik. Saat ini, kemajuan teknologi sering kali dihadirkan sebagai solusi untuk banyak masalah, namun Dilthey akan memperingatkan bahwa kita harus lebih kritis dalam memahami bagaimana teknologi mempengaruhi pengalaman manusia secara keseluruhan. Apakah teknologi menghubungkan kita secara lebih mendalam dengan diri kita dan masyarakat, atau malah mengisolasi kita dalam dunia yang lebih mekanis dan terpisah dari makna hidup yang lebih mendalam?
Pentingnya Pengalaman Pribadi dalam Pendidikan dan Pembelajaran
Dilthey menganggap pendidikan sebagai proses yang melibatkan pemahaman dan interpretasi pengalaman pribadi. Dalam konteks pendidikan modern, di mana teknologi sering menggantikan interaksi manusia dan pembelajaran menjadi semakin tersentralisasi pada informasi dan keterampilan teknis, Dilthey mungkin akan menyarankan kita untuk kembali menekankan pentingnya pendidikan yang mempromosikan pemahaman pribadi dan refleksi. Pendidikan harus menumbuhkan kesadaran sejarah individu dan memperkenalkan pengalaman yang lebih luas, agar generasi muda tidak hanya terfokus pada pencapaian praktis, tetapi juga mampu mengintegrasikan nilai-nilai dan pengalaman kehidupan yang lebih dalam.
Analisa Teknis Pemikiran Dilthey
Secara teknis, penerapan pemikiran Dilthey dalam situasi modern dapat dilihat dalam cara kita menghadapi permasalahan sosial dan psikologis. Dalam konteks pandemi COVID-19, misalnya, pemahaman terhadap perasaan dan pengalaman individu yang terisolasi atau tertekan menjadi sangat penting. Pandemi bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah emosional dan psikologis yang memengaruhi kehidupan manusia secara subjektif. Begitu juga dengan perkembangan teknologi, yang sering dianggap sebagai solusi untuk masalah, namun bisa menimbulkan alienasi jika tidak dilihat dari perspektif pengalaman manusia. Dalam pendidikan, Dilthey akan menekankan perlunya memahami sejarah hidup individu untuk menciptakan pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna, bukan hanya berbasis pada keterampilan teknis.
Penutup
Secara keseluruhan, pemikiran Wilhelm Dilthey memberikan cara pandang yang lebih holistik dan manusiawi dalam menghadapi tantangan kehidupan modern. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, penting untuk mempertimbangkan pengalaman subjektif dan konteks sejarah dalam memahami berbagai fenomena sosial dan individu. Dengan demikian, kita dapat mengembangkan respons yang lebih empatik dan relevan terhadap isu-isu yang muncul, serta menciptakan solusi yang tidak hanya praktis, tetapi juga bermakna bagi kehidupan manusia secara keseluruhan.
Dilthey, Wilhelm. Introduction to the Human Sciences. Translated by Rudolf A. Makkreel and Frithjof Rodi, Princeton University Press, 1989.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H