Mohon tunggu...
Pecandu Sastra
Pecandu Sastra Mohon Tunggu... Penulis - Blogger dan Penulis

Blue | Read | Black Coffee | Social and Humanity | DSF7296 | pecandusastra96 | Ungkapkan Kebenaran Meski itu Sakit

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tak Sejalan

27 Juli 2024   09:20 Diperbarui: 27 Juli 2024   09:29 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by Pecandu Sastra. Ist

Aku Pamit

Belakangan sikapmu berubah, 

lantaran kau cemburu dengan mereka yang kini lebih dekat denganku

Lantas haruskah aku yang bertanggung jawab atas semua masalah?

Aku menjauh sebab aku mengerti, jika aku bukan yang terbaik untukmu

Masih ingatkah ketika kau lontarkan kata 'terserah' untukku saat itu

Aku tak marah. Aku hanya menasihatimu sebab kau ku sayang

Namun apa yang aku dapatkan? Hanya tangisan dan deraian air mata

Aku pamit perlahan melepas, meski hati tak sepenuhnya ikhlas

Catatan Luka

Yang paling sakit dari pada mencintai

Ialah mempertahankan rasa cinta itu sendiri

Berani sayang berarti berani terluka

Dan luka yang paling pedih ialah mempertahankan rasa sayang

Untuk tetap istiqomah meski tak pernah ia balas dengan sayangnya

Berani jatuh cinta berani kecewa

Sendiri

Mungkin sekarang belum saatnya kita bersama

Kau dan aku masih sibuk mengejar cita

Sekarang biarlah aku meneguk kopi buatanku sendiri

Meski tanpa campuran rasamu di dalamnya 

Semoga esok ada waktu untuk meneguk kopi rasa kasih sayangmu

Tak Sejalan

Ku tuliskan sebuah rasa

Dalam syair indah alunan puisi pagi

Untuk menemanimu menikmati secangkir kopi

Sebagai pengingat kisah antara kita

Dahulu pernah ada rasa diantara kita

Antara aku dan dinda

Kita pernah bersama 

Berbagi kasih dan sayang

Namun , semua tak berjalan lama

Ada yang mengusik kisah kita

Hingga semua berubah haluan

Dan akhir cerita tak sesuai skenario yang diusung

Jalan yang baru saja terbuka

Tak jadi kita lalui bersama

Sebab ada jalan yang lebih indah darinya

Dan kau jelas memilih jalan yang indah itu

Dari pada jalan yang telah lama kita buat bersama

Hingga semua berakhir tak sesuai rencana

Dan kita tanpa bicara

***Bait-bait puisi karya Disisi Saidi Fatah (Pecandu Sastra).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun