Mohon tunggu...
Deny Rosadi
Deny Rosadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bersyukur dahulu baru kemudian Bahagia, jangan dibalik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Modus Penipuan Hypnosis Terbaru

3 Oktober 2014   20:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baik Dik Deny, rencananya malam ini akan saya "online-kan" pembayaran uang tanda jadinya" jawab Pak wali.

Usai maghrib, ajudannya kembali telpon " Pak Deny mohon ijin pak wali sedang sholat maghrib, jam 7 ini ada acara gladibersih untuk persiapan dengan pak Jokowi, mungkin sekitar 5 atau 10 menit lagi. Bapak akan mengubungi Pak deny, mohon sediakan waktu ya Pak Deny, mohon ijin", pintanya.

"Halo Dik Deny, saya mau transfer pembayaran 100 juta, tetapi mohon maaf karena ini berasal dari rekening pribadi saya dan jumlahnya tidak sedikit, jadi saya butuh "tanda tangan elektronik" untuk validasi ke BI check, jadi saya minta dik deny jangan banyak pertanyaan dan segera cari ATM terdekat untuk saya kasih kode otentikfikasi blablabla.... dst (saya lupa....)",

pinta Pak Wali.

"Pak biasanya kalau untuk pembayaran dalam jumlah berapapun, saya tinggal terima beres, jadi maaf saya tidak perlu ke ATM", jawab saya. Kemudian ditutup telepon seketika.

Kesimpulan : Hampir kena trap saya, Dasar Walikota Gadungan. Semoga banyak memberi insight, hati-hati ya rekan. Cerita diatas adalah modus hypnosis yang memanfaatkan waktu strategis, korban dibuat bahagia (dalam hal ini saya bahagia akan menerima fee yang sangat lumayan), untung saya bercerita dengan istri, jadi ada rem saat akan ke ATM, sebab kemudian dititik kritis saya dipaksa untuk mendatangi mesin ATM, memainkan sel subconcius kita (alam bawah sadar). Intelektual Kriminal.

Untung jelek-jelek gini pernah ikut EFT (Emotional Freedom Technic).

Semoga mengharukan.

Salam,

Deny Rosadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun