Bisa jadi para konsumen orang awam yang belum paham sama sekali, diperlukan edukasi "budayakan tertib antrian." Sebab banyak ditemukan orang-orang desa yang kurang paham tertib. Ketika pembeli pelayanan menjelaskan pasti mereka akan mengikuti aturan. Bisa jadi bagi mereka orang yang mau antri, orang yang tidak terburu-buru.Â
Bagaimana jika kita yang mengalami hal mendesak itu?Â
Kita telah paham konsep antri bukan? Siapa yang datang lebih awal, mendapat pelayanan lebih dulu. Maka kita belajar sesuatu dalam konsep antri;Â
Belajar Mengatur WaktuÂ
Setidaknya ketika hendak pergi ke tempat yang dipastikan akan antri, maka kita akan siap-siap berangkat lebih awal. Dengan demikian kita bisa mengatur waktu perkiraan pelayanan dibuka jam berapa, perjalanannya menghabiskan waktu berapa lama, rawan macet atau tidak. Dari sini kita akan belajar mengatur waktu.Â
Belajar Disiplin
Pelayanan pertama diberikan kepada yang datang lebih dulu. Begitu pun sebaliknya. Jika kita datang belakangan, maka kita harus antri sesuai urutan datang. Untuk selanjutnya sebagai pelajaran, akan mengatur  waktu datang lebih awal.Â
Belajar SabarÂ
Ketika kita ke tempat penuh antrian, siapkan mental sabar. Konsekuensi datang belakangan dilayani belakangan. Alasan mendesak takut telat ke suatu tempat, maka bukan alasan yang dapat ditoleransi untuk dilayani duluan. Maka kita harus sabar mengantri.Â
Belajar Menghargai Orang LainÂ
Mereka yang antri, bukan orang-orang yang santai menikmati antrian panjang, berdiri, menahan lelah. Mereka orang yang ingin segera dilayani. Di situlah kita belajar menghargai orang-orang yang datang lebih dulu. Karena sudah menjadi konsekuensi datang belakangan.Â