Mohon tunggu...
hrieny
hrieny Mohon Tunggu... -

belajar menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak "Ngadat" Saat Waktu Anda Genting?

18 Maret 2016   09:48 Diperbarui: 18 Maret 2016   09:57 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetap bersikap tenang. Tarik nafas dalam-dalam. Aku pernah merasa sangat cape dan stress rasanya kalau setiap pagi menghadapi masalah yang berulang. Rasanya sudah disiapkan secara sempurna. Tapi ada saja masalah dari anak yang mungkin sebenarnya mereka hanya ingin mendapatkan perhatian dari kita orangtuanya. Tapi pada saat yang tidak tepat, hal ini akan menjadi masalah yang besar. Sampai-sampai aku pernah mencoba untuk menemui seorang psikolog anak, kebetulan temanku. Aku mengatakan maksudku ingin membawa anakku untuk bicara dengan dia. Tujuanku ingin tahu, anakku ini mengapa sering mencari-cari masalah di pagi hari. Hahahaha...mungkin aku yang tidak sabaran. Tapi aku juga ingin tahu apakah anakku sebenarnya ada masalah di sekolah yang menyebabkan dia cari-cari alesan untuk tidak berangkat, dan mungkin anakku enggan cerita denganku. Tapi, jawaban temanku ini membuatku kaget sekaligus malu. Jawabannya sambil temanku tersenyum "Mba, kalau sikap anak seperti itu, itu yang harus ku terapi Ibunya. Karena sikap anak sangat dipengaruhi oleh Ibunya. Kalau Ibunya tenang, Insya Allah anak mau bekerja sama". 

Yup, aku ingat. Suatu kali, bukannya tenang tapi aku marah-marah. Alhasil, anak semakin menangis dan apapun yang terjadi Ia memilih tidak berangkat sekolah. Rumah berantakan karena anakku juga marah dan mungkin kesal sehingga ia melempar apapun yang ada didekatnya. Ia menangis dan aku terbawa emosi juga menangis. Rumah menjadi sangat berisik. Dan hasilnya juga aku tetap terlambat ke kantor. Bahkan pergi ke kantor dengan perasaan gak karuan. Tidak bisa konsentrasi karena ingat masalah dengan anakku yang belum selesai. Sekaligus khawatir karena meninggalkan ia dalam keadaaan yang tidak hepi.

So, walaupun berat. Tapi ketika kita tenang, kita akan membawa suasana tenang juga buat si Anak. Dan tentunya bisa membuat kita lebih kreatif untuk berpikir strategi bujukan untuk si Anak.

2) Dengarkan masalah anak dan peluklah.

Nah, ini kalau waktu kita cukup panjang, ada baiknya dengarkan masalah anak sampai dengan tuntas. Menjadi pendengar yang baik dan menunjukkan kita ada untuknya. Membuat anak juga merasa ada teman dan aman. Tapi, kalau waktu kita mepet, cukup tanya sekali masalah anak. Kalau ia tidak juga mau bicara jelas masalahnya. Abaikan sebentar. Alihkan dengan memberikan semangat untuk dia. Jangan berlama-lama teruuus menggali masalahnya dan yang ujung-ujungkan akan mendatangkan masalah juga buat kita dan menguji kesabaran kita.

3) Alihkan "sementara" perhatian anak.

Ketka anak jelas membicarakan masalahnya, coba carikan solusi yang paling memungkinkan. Ingat jangan menjanjikan sesuatu yang tidak tepat. Misalnya kita belum punya solusinya tapi kita membujuknya dengan membelikan mainan atau memberinya uang untuk supaya dia mau bekerja sama dengan kita. Hal ini sangat tidak baik kedepannya. Anak akan belajar untuk mencari masalah yang ujungnya agar keinginannya dipenuhi. Atau, coba alihkan dengan bercerita hal yang sama/ menyerupai masalah anak kita, dan bagaimana menghadapinya. Alihkan lagi dengan cerita atau hal-hal yang membuatnya senang dan menarik buat dia. Menurut pengalaman, Ia akan lupa dengan masalahnya.

4) Berikan kata-kata semangat dan positif.

Ketika anak bermasalah dan "ngadat" , dia akan mencoba mencari siapa yang akan disalahkan. Walaupun posisi si Anak saat itu salah, tapi ia akan berusaha menjadi posisi yang benar. Jika kita langsung hantam dengan kata-kata negatif yang ada si Anak tambah ngadat dan menangis, dijamin deh. Apalagi dengan ancaman, sikap ini yang harus para orangtua hidari. Anak yang diasuh dengan pola ancaman akan menjadi pribadi yang mudah cemas dan takut, tidak percaya diri, tertekan dan selalu merasa salah. Berikanlah semangat dan kata-kata positif bahwa anak kita itu hebat kalau mau bekerja sama. Ia hebat karena tetap mau sekolah, bahwa ia sudah hebat dengan sudah berusaha bicara walau tidak jelas. Pokoknya yang positif deh ...

5) Jangan salahkan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun