PENDAHULUAN
Pengertian komunikasi beragam dan setiap ahli memiliki pandangan dan gaya bahasa masing-masing dalam mengartikan komunikasi. Namun pada intinya Komunikasi adalah suatu proses pertukaran pesan atau informasi seacara verbal maupun nonverbal yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan. Berhasil tidaknya komunikasi dapat dilihat dari\ informasi yang dapat diterima oleh penerima pesan. Hal ini memerlukan ketrampilan bagi komunikator dalam menyampaikan pesan dan tentunya dengan media komunikasi baik media cetak maupun elektronik agar pesan dapat diterima dengan baik. Kondisi penerima pesan juga perlu diperhatikan agar fokus dan dapat mengutarakan feedback secara verbal maupun nonverbal baik secara sengaja atau tidak (Liliweri, 2017).
Spesifikasi bentuk komunikasi antar manusia terkait dengan pola interaksinya digambarkan dengan model komunikasi yang terdiiri dari model satu arah, dua arah dan komunikasi massa. Beberapa model komunikasi diantaranya  yaitu model Lasswell, Aristoteles, Shannon dan Weaver, Scram, Newcomb dll. Adanya model komunikasi dapat merepresentasikan fenomena komunikasi dengan menonjolkan unsur-unsur penting agar infp\ormasi mudah dipahami. Kehidupan manusia tidak terlepas dari komunikasi, karena setiap hari manusia sebagai mahluk sosial saling berinteraksi satu sama lain untuk tujuan tertentu, salah satunya pada bidang agribisnis. Faktor penting petani sebagai pelaku agribisnis dilihat dari jaringan komunikasi karena petani satu dengan lainnya pasti berinteraksi dalam hal budidaya, pemasaran maupun hal lainnya  (Wahyuni dkk, 2017).
Agribisnis merupakan kegiatan atau usaha di bidang pertanian yang mencakup semua subsistem hulu hingga hilir, mulai dari pengadaan input produksi, budidaya tanaman, pengolahan hasil, pemasaran, hingga kelembagaannya. Antara subsistem satu dan lainnya saling berkaitan erat membentuk sistem, sehingga komunikasi sebagai kegiatan penyampaian informasi sangatlah penting. Komunikasi dalam agribisnis bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di setiap subsistem, pengambilan keputusan dan mengevaluasi jalannya setiap subsistem agar sesuai perencanaan. Model komunikasi dalam agribisnis hampir sama seperti modul komunikasi pada umumnya, hanya saja informasi dan jaringannya lebih kompleks.
PEMBAHASAN
Menurut Korniawan (2019) Penerapan model komunikasi bertujuan agar penerima pesan bisa melakukan hubungan timbal balik positif dengan komunikator. Terdapat beberapa macam model komunikasi diantaranyan yakni model linier, spiral, sirkuler, dan lain-lainnya. Model linier memperlihatkan model komunikasi satu arah dimana tidak terdapat feedback dari penerima informasi sehingga penyampai informasi (komunikator) yang aktif. Â Model komunikasi linier ini bisa secara langsung maupun melalui media eletreonik, contohnya pidato, seminar dll. Contoh model komunikasi satu arah (linier) diantaranya model aristoteles, model Lasswell, dan Model Shannon dan Weaver. Unsur komunikasi pada model Aristoteles hanya mencakup komunikator, pesan dan pendengar. Kondisi lingkungan diciptakan kondusif agar pesan dari komunikator mampu merubah sikap dari pendengar. Model Lasswell sering diterapkan pada proses komunikasi massa. Adapun unsur-unsur komunikasinya yakni komunikator, pesan, media, penerima, dan efek.Â
      Model komunikasi Sirkuler adalah model komunikasi dua arah antar komunikator dan komunikan sehingga feedback akan selalu muncul. Beberapa contoh model komunikasi dua arah diantarnya Model DeFlour, Schram, Newcomb dan Hoeta Sochoet. Model Komunikasi De Fleur merupakan model komunikasi massa yang memiliki perangkat umpan balik.  Unsur yang berperan terdiiri dari sumber pemancar, penerima dan sasaran.  Adapun model komunikasi Scramm menunjukkan komponen yang terhubung dalam komunikasi dnegan urutan encoder, pesan, decoder, pesan dan seterusnya. Model Komunikasi Helical adalah salah satu contoh dari model komunikasi spiral yang mana proses komunikasi terus bergerak maju dan selalu berpengaruh terhadap komunikais selanjutnya.
Komunikasi sangat penting bagai seorang petani untuk menjalankan usaha taninya. Petani biasanya melakukan interaksi dengan penyuluh pertanian terkait informasi seputar budidaya, teknologi baru, maupun pemecahan masalah serangan hama penyakit. Komunikasi ini biasa disebut sebagai model komunikasi penyuluhan pertanian. Hal ini menjadi pendidikan nonformal bagi petani dan keluarga untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan usaha tani yang akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani. Model komunikasi yang diperlukan dalam penyuluhan pertanian yakni model komunikasi Berlo dan Laswell. Model komunikasi penyuluhan pada peningkatan usaha tani kurang melibatkan peran petani secara aktif sehingga kurang sesuai dengan kebutuhan petani. Keberhasilan dalam komunikasi agribisnis dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dari pengusaha tani (petani). Komunikasi yang dilakukan oleh penyuluh pertanian harus menyesuaikan latar belakang petani seperti umur, tingkat pendidikan, pengalaman pelatihan dan jumlah tanggungan keluarga. Khususnya bagi petani dengan latarbelakang pendidikan rendah akan lebih sulit dalam mengadopsi suatu inovasi teknologi (Asa dkk., 2020).
Komunikasi dalam agribisnis terbagi menjadi komunikasi antarindividu, kelompok dan komunikasi organisasi. Komunikasi kelompok terjadi dalam lingkup pertemuan kelompok tani, rapat gapoktan, dll. Adapun Komunikasi Organisasi lebih ke arah komunikasi dalam organisasi kelembagaan agribisnis maupun perusahaan besar  yang orientasinya pada bidang agribisnis. Jalannya informasi terjadi di antar subsistem dalam agribisnis, baik dari produsen ke konsumen, konsumen ke produsen, maupun jalinana kemitraan antar subsistem. Seiring perkembangan zaman dan berkembangnya teknologi informasi semakin mempermudah kegiatan komunikasi agribisnis. Contohnya saja dalam hal pemasaranan produk agroindustri dilakukan dengan promosi melalui media sosial dan dilakukan pemasaran secara online. Hal ini mempermudah interaksi antar produsen dengan konsumen dengan jangkauan pasar yang lebih luas. Namun yang masih menjadi permasalahan adalah penerapan teknologi informasi di tingkat pengusaha tani skala kecil yang terholong rendah. Penerapan teknologi informasi masih belum diterapkan dnegan baik oleh kelompok tani semai organik akibat keterbatasan sarana dan prasarana  teknologi informasi (Charina dkk (2017).
Petani yang tergabung dalam kelompok tani akan diberi wadah pelatihan dari penyuluh berkaitan dengan akses informasi maupun pemasaran produk mereka. Model komunikasi bisa dilakukan seperti halnya model komunikasi aristoteles maupun Lasswell dimana penerapannya pada massa tanpa dengan teknis pidato atau ceramah dalam sebuah forum pertemuan kelompok tani. Namun penerapan ini kenyataanya akan selalu ada feedback langsung peserta untuk mengetahui pemhamaan informasi yang disampaikan sehingga model komunikasinya lebih ke komunikasi dua arah (sirkuler). Komunikasi yang terjalin dlama setiap subsistem agribisnis mulai dari pengadaan input produksi pertanian, budidaya usha atani, pengolahan hasil (agroindustri), pemasaran, dan kelembagaan pertanian.