Mundur satu langkah, katanya pengkhianatan
Lalu bagaimana dengan semua awak kapal yang telah mundur ?
Apa masih bisa kapal tetap berlayar ?
Bergaya visioner ingin menyeberangi lautan
Dan membawa semua awak kapal dan penumpang
Menuju daratan kejayaan dan berharap pasukan perang bertambahÂ
Bagaimana bisa kapal itu berlayar  normal
dengan garansi sampai ke daratan
Jika nahkodanya masih belajar navigasi
Nahkoda yang dilatih formalitas tanpa benar-benar memiliki lencana resmi
Nahkoda itu hanyalah ketua kelompok yang dilantik dan dipaksa membawa kapal
Nahkoda itu dulunya ingin menjadi pilot untuk helikopternya sendiri
Namun, ia harus berganti jalur dan haluanÂ
Yang ia tau, jalur itu penuh deburan ombak dengan sedikit tali pegangan
Yang tak jarang, deburan ombak terlalu kencang
Hingga kesunyian dan realitas lautan yang jauh dari harapan penumpang
Kini penumpang dan awak kapal perlahan menjauh hingga berganti kapal
Merek mungkin tak tahu
Betapa kerasnya nahkoda berjuang tanpa perbekalanÂ
Setidaknya nahkoda tetap berjuang agar kapal tetap bisa berlayar
Daripada pergi meninggalkann kapal yang belum tentu akan karam
Yang jelas Nahkoda bukan pengecut
Hanya saja terlalu bodoh seperti apa yang dipikiran penumpang
Nahkoda juga ingin memberikan fasilitas kapal terbaik
Ingin memberikan ruang nyaman bagi penumpang
Tak peduli menjadi fakir atau miskin dirinya berkorban
Apalah daya , kapal sebesar itu tanpa dukungan seluruh awak kapalÂ
Telah banyak awak kapal yang hilang , bukan pecundang
Hanya lupa diri akan tugas yang diemban
Kini hanya rela dan ikhlas yang tersisa
Sebab amarah tiadalah berguna
Cuitan dan ocehan itu akan tetap ada
Mereka hanya pecundang pintar tapi tak mau mengerti
Yang diyakini nahkoda, Ia harus tetap membantu kapal terus berlayar
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI