Mohon tunggu...
Laily NurAzizah
Laily NurAzizah Mohon Tunggu... Petani - Si perempuan Sulung yang ingin membuktikan takdirnya

Agribussiness, University of Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Kader Ulul Albab dalam Diri PMII Guna Menghadapi Perkembangan Zaman

28 Desember 2023   14:02 Diperbarui: 28 Desember 2023   14:13 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Kata Ulul Albab mungkin sudah tidak asing di telinga sebagaian umat islam. Namun, tidak sedikit umat islam yang belum mengetahui makna kata ulul albab yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Kata ini tertuang sebanyak 16 kali di Alquran, salah satunya dalam QS. Ali- Imran : 190 yang berbunyi :

Artinya : " Sesungguhnya dalam Penciptaan langit dan bumi, serta perubahan malam dan siang terdapat tanda bagi orang-orang yang berakal." Secara umum, arti kata ulul albab berarti orang-orang yang berakal atau berpikir. Tanda-tanda kebesaran Allah tidak akan dirasakan oleh orang-orang yang tidak mau berpikir.

Ulul albab akan selalu mentadabburi suatu peristiwa, mereka yakin bahwa Allah menciptakan sesuatu tidak ada yang sia-sia. Orang yang termasuk dalam kategori ulul albab akan dapat memahami segala peristiwa sekaligus mengambil pelajaran atau hikmah dibaliknya, hal ini sesuai dengan Q.S. Az-zumar :21. 

Makna berakal tidak hanya mencakup pikiran (otak) saja, melainkan juga mencakup perasaan dan kebijaksanaan dari sesorang. Ulul albab senantiasa mengingat Allah dalam setiap tindakannya, segala perbuatan dunia akan didampingi dengan pengetahuan agama. Seseorang yang bersifat ulul albab dianugerahi kecerdasan spiritual, intelektual dan sosial yang tinggi sehingga ulul albab menjadi dambaan setiap orang (Herawati, 2015).

Penerapan sifat ulul albab sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi kaum intelektual seperti mahasiswa islam. Mahasiswa harus dapat berpikir kritis dan logis terhadap kejadian di sekitarnya. PMII yang merupakan kepanjangan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia merupakan wadah bagi mahasiswa Islam untuk bergerak demi kemaslahan umat. PMII resmi berdiri pada 17 April 1960 ditengah carut marutnya politik di Indonesia dengan berlandaskan ahlusunnah waljamaah. Gerakan PMII selalu andil dalam perkembangan dan permasalahan keagamaan, sosial dan politik di Indonesia bahkan dunia internasional (Subaidi, 2019).

PMII tetap berdiri hingga saat ini karena mengedepankan citra ulul albab melalui mottonya yang berbunyi "Dzikir, fikir dan amal sholeh". Kader PMII haruslan memiliki sifat pemikir dan peka terhadap kejadian disekitarnya. Sifat Ulul albab inilah yang menjadi pendorong gerakan PMII sebagai kaum akitivis untuk membantu terwujudnya kemaslahatan umat. Citra Ulul albab sangatlah penting untuk menghadapi perkembangan zaman. Zaman yang semakin maju akan selalu disertai permasalahan yang lebih kompleks sehingga memerlukan pemikiran yang komprehensif

PEMBAHASAN 

Allah swt telah membekali potesi akal dan pikiran kepada manusia, hal ini harus dimaksimalkan untuk memahami ayat-ayat kauniah dan melahirkan ide kreatif untuk kemaslaahatan umat. Ilmu pengetahuan harus didasari dengan keimanan. Orang yang beriman sekaligus berilmu merupakan anugerah Allah yang sering disebut dalam al-Quran sebagai Ulul Albab. 

Ulul albab mampu menelaah dan memahami sesuatu yang terjadi, hal ini sangat penting khususnya di era perkembangan zaman yang semakin modern. Kemajuan intelektual seperti teknologi informasi, komunikasi dan transportasi tidak bisa menjadi tolak ukur seorang ulul albab. Ulul Albab tidak hanya memiliki kemampuan intelektual yang tinggi namun juga kemampuan spiritual dan emosioanal yang tinggi pula.

Profil ulul albab pada jiwa kader PMII sangatlah penting guna mendongkrak peran dan eksistensi PMII sebagai wadah mahasiswa NU untuk bergerak demi kemaslahatan umat. Karakteristik Kader ulul albab antara lain yaitu bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu, berpegang teguh pada keadilan, kritis dalam suatu fenomena, bersedia mengimplementasikan ilmu untuk masyarakat, dapat mengambil pelajaran dari setiap masalah, dan berani menentang kemungkaran. Citra ulul albab pada diri kader PMII menjadikan semangat pendorong untuk bergerak lebih maju sesuai tuntutan zaman.

Era globalisasi membawa pengaruh negatif disetiap aspek kehidupan, baik sosial ekonomi, politik maupun budaya. Profil ulul albab yang berpendirian teguh dan tidak mudah terbawa arus haruslah dimiliki oleh kader PMII. Kader PMII harus mengikuti kemajuan zaman dan kondisi sosial poltik tanpa meninggalkan tuntunan ahlusunnah waljamaah serta jiwa nasionalisme. 

Kader PMII harus memiliki bekal ilmu agama dan ilmu pengetahuan sehingga mampu berkontribusi dalam advokasi kaum tertindas dan pengembangan umat. Salah satu kalimat dalam mars PMII berbunyi :" Pembela bangsa penegak agama tangan terkepal dan maju kemuka", kalimat tersebut menggambarkan peran dan cita-cita PMII yang harus berani menantang hukum yang tidak sesuai untuk membela masyarakat dengan tetap mengedapankan tuntunan agama. PMII harus berani menentang kebijakan pemeritah atau swasta apabila kemaslahatan umat terdzalimi.

Tuntunan gerakan PMII tertuang dalam NDP (nilai dasar pergerakan) yang terdiri dari 4 hal pokok yakni tauhid, habluminallah, habluminannas, dan habluminal'alam. PMII  hadir disetiap permasalahan masyarakat baik isu sosial maupun politik. PMII memperjuankan hak-hak kaum tertindas, seperti aksi revisi RUU KPK, RUU omnibus lauw, advokasi sengeketa perusahaan dengan masyarakat, isu lingkungan dan kebijakan pemerintah maupun swasta yang menindas lainnya. 

Pengurus cabang PMII Jember salah satunya, PMII Jember membanyu mengadvokasi masyarakat puger yang dirugikan oleh adanya pihak perusahaan swasta. Pihak perusahaan memutus saluran irigasi di persawahan untuk dialihkan ke wilayahnya. Masyarakat petani sangat dirugikan karena tanamannya akan sulit mendapatkan pengairan. Pihak PMII bekerja sama dengan pihak terkait berusaha mengadvokasi dan membantu mencari jalan keluar dengan melakukan diskusi dan konsolidasi  dengan perusahaan.

Perkembangan zaman harus diimbangi dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang mumpuni. Organisasi PMII sangat potensial menjadi suatu wadah untuk mengembangkan kadernya menjadi insan yang bermanfaat dan mampu menghadapi perkembangan zaman. Kader PMII sebagai penggerak utama berperan penting dalam menjadi penggerak perubahan dengan menyaukan perbedaan budaya menjadi kesatuan yang harmonis. Namun terkadang PMII kurang bisa memposisikan dirinya sesuai keadaan zaman, semangat yang membara dan pemikiran terhadap hal besar justru melupakan hal yang mendasar sehingga perlu pemahaman nilai dasar secara konstruktif dan mendalam (Panatapraja, 2019).

Era industri 4.0 ini sangat identik dengan kemajuan digitalisasi di segala aspek kehidupan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi PMII, karena derasnya arus modernisasi sedikit banyak akan mempengaruhi ideologi kader. Permasalahan yang terjadi dimasyarakat juga semakin kompleks sehingga membutuhkan gagasan yang inovatif. 

Menjawab tantangan tersebut, PMII memiliki strategi pengembangan yang berasal dari slogan "Dzikir, Fikir dan amal soleh". Kader PMII harus membentengi diri dengan belajar ilmu agama sesuai ajaran aswaja. Pemikiran kader diasah melalui kajian, diskusi, studi kasus dan pembimbingan bakat minat agar terbentuk kader yang kritis dan berintegritas. Aspek digital yang diterapkan salah satunya melalui diskusi online di era pandemi covid 19.

Kegiatan PMII yang berkaitan dengan masyarakat antara lain pengadaan kajian keagamaan, diskusi permasalahan sosial, sosialisasi gerakan cinta tanah air, dan lainnya. Kajian keagamaan dan cinta tanah air berfungsi sebagai sarana penyebarana paham aswaja sekaligus memperkuat ideologi agar masyarakat tidak terpengaruh oleh paham radikalisme. 

Sikap kritis kader PMII diperlukan untuk menganalisis suatu masalah yang berdampak langsung pada masyarakat terkait. Pemikiran inovatif untuk memberdayakan masyarakat disesuaikan dengan dengan bidang keilmuannya, contohnya pemberdayaan masyarakat desa untuk menggalakkan budidaya tanman pekarangan serta penerapan inovasi tekologi budidaya oleh petani.

PENUTUP

Ulul albab merupakan citra dari kader PMII yang sekaligus menjadi motivasi untuk menjalankan perannya. Kader ulul albab adalah kader yang bertaqwa dan memiliki pemikiran yang luas sekaligus berguna bagi masyarakat sesuai dengan motto PMII " Dzikir, fikir, dan amal soleh". 

Jiwa ulul albab sangat penting dimiliki oleh kader PMII guna menghadapi perkembangan zaman. Pemikiran yang krirtis dan inovatif serta ketauhidan menjadi bekal penting dalam menghadapi tantangan zaman. Sikap kritis sangat penting untuk menganalisispermasalahan di Indonesia sehingga PMI dapat megawal dan membela kaum tertindas. Kader PMII ditempa dengan ajaran aswaja dengan megembangkan bakat minatnya agar dapat berkontribusi langsung terhadap kemaslahatan umat. Inovasi pengembangan internal maupun eksternal disesuaikan dengan era digital serta situasi dan kondisi. Arus modernisasi dicegah dengan kajian keagamaan lingkup internal maupun masyarakat.

Referensi :

Herawati, A. 2015. Kontekstualisasi Ulul Albab di Era Sekarang. Fikrah : Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan. 3(1) : 123-140.

Subaidi. 2019. Risalah AhluSunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah. Jepara : UNISNU Press.

Panatapraja, F. H. 2019. Masyarakat Industri, Islam Kita, Hingga Peran Sastra. Malang: PENERBIT ARAHBACA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun