b. Permintaan Meningkat Meningkatnya permintaan keripik ubi kayu menyebabkan perajin hampir kewalahan menutupi semua permintaan pelanggan.Â
c. Tidak dipengaruhi Cuaca dan Iklim Proses produksi keripik ubi kayu tidak tergantung terhadap cuaca, proses produksi bisa tetap dilakukan dalam kondisi cuaca yang cerah atau hujan.
Adapun faktor-faktor yang menjadi ancaman adalah sebagai berikut :Â
a. Kelangkaan bahan Baku Kelangkaan bahan baku disebabkan saat ini banyak petani ubi kayu yang mengalami gagal panen.Â
b. Fluktuasi Harga Bahan Baku Kelangkaan ubi kayu menyebabkan harga tidak menentu.Â
c. Kurang Adanya Peran dari Pemerintah Kurangnya peran dari pemerintah sehingga tidak adanya informasi yang sampai ke perajin, baik informasi dalam hal pengajuan bantuan, informasi harga, promosi dan pemasaran.Â
d. Kenaikan Harga Sarana Produksi Harga sarana produksi hampir tiap hari mengalami kenaikan, sarana produksi yang sangat berpengaruh yaitu minyak goreng, harga minyak goreng terus melonjak.
D. Alternatif Strategi Penentuan alternatif strategi ditentukan dengan menggunakan matrik SWOT. Rangkuti (2009) menjelaskan bahwa Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
KESIMPULAN DAN SARANÂ
KesimpulanÂ
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Biaya total yang dikeluarkan oleh pengusaha keripik ubi kayu selama satu kali proses produksi sebesar Rp 1.152.500,00 penerimaan selama satu kali proses poduksi sebesar Rp 2.850.000,00 dan pendapatan selama satu kali proses produksi sebesar Rp 1.697.500,00 2. Faktor-faktor internal dan eksternal pada pengembangan agroindustri keripik ubi kayu di Desa Selamanik, Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis antara lain :Â