Mohon tunggu...
Cokorda Agung Wibowo
Cokorda Agung Wibowo Mohon Tunggu... Dosen - lecturer, Marketer, Public Speaker, Content Creator

Memberi apapun yang bermanfaat~

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Kembali Kepercayaan, Peran MSDM dalam Mengubah Kultur Organisasi Toksik

3 Desember 2024   09:30 Diperbarui: 3 Desember 2024   10:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rebuild Team (Sumber: AI FluxFast)

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, kultur organisasi yang sehat menjadi faktor penentu kesuksesan jangka panjang. Kultur yang positif tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, tetapi juga berkontribusi pada produktivitas dan inovasi. Namun, di sejumlah organisasi, kultur toksik yang ditandai dengan ketidakjujuran, kurangnya akuntabilitas, dan ketidakberdayaan masih menjadi masalah utama. 

Dalam konteks ini, Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) memiliki peran penting dalam merumuskan strategi untuk membangun kembali kepercayaan dan mengubah kultur organisasi menjadi lebih positif.

Peran Penting MSDM dalam Menciptakan Kultur Organisasi yang Sehat

MSDM bukan hanya berfungsi sebagai penyedia sumber daya, tetapi juga sebagai arsitek kultur organisasi. Dalam konteks kultur yang toksik, MSDM memiliki tanggung jawab untuk mengenali masalah dan merumuskan kebijakan yang dapat merubah perilaku dan sikap karyawan. Salah satu langkah pertama yang dapat diambil adalah melakukan audit kultur organisasi. 

Melalui survei, wawancara, dan diskusi kelompok, MSDM dapat memperoleh wawasan tentang persepsi karyawan terhadap kultur yang ada. Dari sini, MSDM dapat menyusun peta jalan untuk membuat perubahan yang diperlukan, dengan fokus pada kejujuran dan akuntabilitas sebagai nilai kunci.

Selain audit, MSDM juga harus mendudukkan visi dan misi organisasi dalam setiap aspek operasionalnya. Dengan menjadikan nilai-nilai kejujuran dan akuntabilitas sebagai bagian integral dari misi, MSDM dapat mendorong karyawan untuk merasa memiliki tanggung jawab terhadap tindakan mereka.

 Implementasi program pelatihan dan workshop untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kultur positif juga merupakan salah satu strategi yang mampu mengubah perspektif karyawan.

Ilustrasi Rebuild Team (Sumber: AI FluxFast)
Ilustrasi Rebuild Team (Sumber: AI FluxFast)

Strategi Mengatasi Penolakan Mengakui Kesalahan

Salah satu tantangan terbesar dalam mengubah kultur toksik adalah penolakan karyawan untuk mengakui kesalahan. Kebanyakan orang merasa terancam ketika harus menghadapi kesalahan, dan ini sering kali mendorong lingkungan kerja yang defensif. Namun, MSDM dapat mengambil beberapa langkah strategis untuk mengatasi hal ini.

Pertama, penting bagi MSDM untuk menanamkan pemahaman bahwa kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran. Dengan menciptakan budaya di mana kesalahan dianggap sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai aib, karyawan akan lebih mudah untuk mengakui kekeliruan mereka. 

Hal ini dapat dilakukan melalui sesi berbagi pengalaman yang aman, di mana karyawan dapat mendiskusikan kesalahan yang mereka lakukan tanpa takut dihakimi.

Kedua, MSDM perlu menerapkan sistem penghargaan yang menghargai kejujuran. Ketika karyawan mengakui kesalahan mereka, mereka perlu dihargai, bukan dihukum. Penghargaan ini bisa berupa pengakuan di depan rekan kerja, atau program insentif yang mendorong perilaku jujur. Dengan cara ini, penolakan untuk mengakui kesalahan dapat diatasi secara lebih efektif.

Ilustrasi Rebuild Team (Sumber: AI FluxFast)
Ilustrasi Rebuild Team (Sumber: AI FluxFast)

Membangun Sistem yang Mendukung Kejujuran dan Akuntabilitas

Untuk menciptakan kultur organisasi yang sehat, MSDM harus membangun dan mengimplementasikan sistem yang mendukung kejujuran dan akuntabilitas. Ini dimulai dari tingkat manajerial, di mana para pemimpin harus menunjukkan teladan dengan bersikap transparan dan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka.

Sistem pelaporan yang aman dan anonim juga sangat penting untuk memfasilitasi komunikasi yang terbuka. Karyawan perlu merasa aman untuk melaporkan pelanggaran atau ketidakadilan tanpa takut akan konsekuensi. MSDM harus memastikan bahwa setiap laporan ditanggapi secara serius dan ditindaklanjuti dengan langkah-langkah yang tepat.

Selain itu, pengembangan mekanisme umpan balik yang konstruktif juga krusial. Proses ini memungkinkan karyawan untuk memberikan masukan secara berkala tentang pengambilan keputusan dan kebijakan, sehingga menciptakan rasa memiliki yang kuat di antara mereka. Dengan mengimplementasikan sistem umpan balik yang efektif, MSDM dapat mendorong partisipasi aktif dalam menciptakan kultur yang lebih sehat.

Ilustrasi Rebuild Team (Sumber: AI FluxFast)
Ilustrasi Rebuild Team (Sumber: AI FluxFast)

Penutup

Mengubah kultur organisasi dari toksik menjadi positif bukanlah tugas yang mudah; namun, dengan pendekatan yang tepat, ini sangat mungkin dilakukan. Peran MSDM dalam mengidentifikasi dan menerapkan strategi yang efektif sangatlah penting. Melalui audit kultur, pendidikan, penghargaan terhadap kejujuran, serta sistem pelaporan yang terbuka, MSDM dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kejujuran dan akuntabilitas.

 Dengan menanamkan nilai-nilai ini ke dalam budaya organisasi, bukan hanya kepercayaan akan terbangun kembali, tetapi karyawan juga akan merasa lebih terlibat dan termotivasi. Pada akhirnya, perubahan ini akan berkontribusi pada kesuksesan jangka panjang organisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun