Mohon tunggu...
Masykur A. Baddal
Masykur A. Baddal Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger dan Vlogger

.:: Berbagi untuk kemajuan bersama, demi kemajuan bangsa ::....\r\n\r\nApapun kegiatan anda ini solusinya : https://umatpay.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapakah Wahabi itu?

19 September 2015   12:44 Diperbarui: 19 September 2015   12:44 1364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tidak perlu diragukan lagi, pasti semua warga muslim di tanah air setuju, saat ditanyakan kepada mereka, siapakah kelompok Wahabi itu? Jawaban telaknya, Wahabi adalah kelompok sesat dan menyesatkan. Sebab, ajarannya sangat berbahaya sehingga wajib dihancurkan.

Disisi lain, bagi yang masih awam, tentu saja menjadi tanda tanya besar dalam benaknya, kenapa harus dinyatakan sesat, toh mereka juga sebagai saudara sesama muslim. Sebenarnya siapa sich Wahabi itu?

Banyak yang menghubungkan jika Wahabi itu adalah identik dengan mazhab yang diterapkan di Saudi Arabia sana. Mungkin karena pemahaman mereka dalam menerapkan hukum Islam sedikit lebih tegas, dengan yang ada di tanah air, maka timbullah pro kontra dalam penyebutan tersebut. Anehnya, saat hal tersebut ditanyakan langsung kepada para ulama dari Arab Saudi sana, mereka justeru bingung, kenapa Wahabi dikaitkan dengan mereka, sementara mereka juga anti dengan yang namanya Wahabi, dan mereka di Saudi Arabia, secara konsisten telah menerapkan mazhab Hambali sejak dahulu kala.

Ada baiknya untuk memahami hal tersebut kita mencoba mengambil hikmah dari dialog ilmiah menarik antara Syaikh Muhammad bin Sa’ad Asy-Syuwai’ir seorang alim ulama dunia Islam, dengan para guru besar dan dosen di sebuah Universitas Islam di Maroko. Sebagaimana yang dikutip dari buku "Al-Kamil Fi at-Tarikh" (Kesempurnaan dalam Sejarah) karya Izzuddin bin Ibnul Atsir, cet-10, Darul Kitab Al-Arabi, 1997, Beirut.

Begini dialognya. Salah seorang guru besar di Universitas Islam di Maroko itu dengan lantang berkata: “Sungguh hati kami sangat mencintai Kerajaan Saudi Arabia, demikian pula dengan jiwa dan hati kaum muslimin pada umumnya, dimana setiap kaum muslimin sangat ingin berkunjung kesana, bahkan antara kami dengan kalian sangat dekat jaraknya. Namun sayang, kalian berada diatas suatu Madzhab, yang kalau kalian tinggalkan tentu akan lebih baik, yaitu Madzhab Wahabi.”
Kemudian Syaikh dengan tenangnya menjawab: “Sungguh banyak pengetahuan yang keliru melekat dalam pikiran manusia, yang mana landasan pengetahuan tersebut tidak bersumber dari referensi terpercaya, dan mungkin kalian pun mendapat isu/kabar yang tidak tepat dalam permasalahan sensitif ini.

Baiklah, agar pemahaman kita menyatu dalam bingkai syar'i, maka saya minta kepada kalian dalam diskusi ini agar mengeluarkan argumen-argumen yang diambil dari sumber-sumber yang terpercaya, dan saya rasa di Universitas ini terdapat perpustakaan yang menyediakan kitab-kitab sejarah islam terpercaya. Dan juga hendaknya kita semaksimal mungkin menjauhi sifat Fanatisme dan Emosional.” Bagaimana? Tanya sang Syaikh.

Guru besar itu berkata : “saya setuju dengan anda, dan biarkanlah para guru besar dan pemirsa yang ada dihadapan kita menjadi saksi dan hakim diantara kita.”

Syaikh pun menjawab : “saya terima, setelah bertawakal kepada Allah, saya persilahkan anda melontarkan masalah sebagai pembuka diskusi kita ini.”

Guru besar itu pun berkata : “Baiklah kita ambil satu contoh, ada sebuah fatwa yang menyatakan bahwa kelompok wahabi adalah kelompok yang sesat. Disebutkan dalam kitab "Al-Mi’yar" yang ditulis oleh Al Imam Al-Wansyarisi, beliau menyebutkan bahwa "Al-Imam Al-Lakhmi pernah ditanya tentang suatu negeri yang disitu orang-orang Wahabiyyun membangun sebuah masjid, “Bolehkah kita Sholat di Masiid yang dibangun oleh orang-orang wahabi itu?”.

Maka Imam Al-Lakhmi pun menjawab: “Kelompok Wahabiyyah adalah kelompok sesat, yang masjidnya wajib dihancurkan, karena mereka telah menyelisihkan jalannya kaum mu’minin, dan telah membuat bid’ah yang sesat dan wajib bagi kaum muslimin mengusir mereka dari negeri-negeri islam". (Perlu kita ketahui bahwa Imam Al-Wansyarisi dan Imam Al-Lakhmi adalah ulama Ahlusunnah wal jama'ah)

Guru besar itu berkata lagi : “Saya rasa kita sudah sepakat akan hal ini, bahwa tindakan kalian adalah salah selama ini,”
Kemudian Syaikh dengan tenang menjawab : ”Tunggu dulu..!! kita belum sepakat. Lagipula diskusi kita ini baru dimulai, dan perlu anda ketahui bahwasannya sangat banyak fatwa seperti ini yang dikeluarkan oleh para ulama sebelum dan sesudah Al-Lakhmi. Untuk itu tolong anda sebutkan terlebih dahulu kitab yang menjadi rujukan kalian itu!”

Guru besar itu berkata: ”Anda ingin saya membacakan fatwanya saja, atau saya mulai dari sampulnya?”
Syaikh menjawab: ”Dari sampul luarnya saja.”

Guru besar itu kemudian mengambil kitabnya dan membacanya: ”Namanya adalah "Kitab Al-Mi’yar", yang dikarang oleh Ahmad bin Muhammad Al-Wansyarisi. Wafat pada tahun 914 H di kota Fas, Maroko.”

Kemudian Syaikh berkata kepada salah seorang penulis di sebelahnya: “Tolong dicatat baik-baik, bahwa Imam Al-Wansyarisi wafat pada tahun 914 H. Kemudian bisakah anda menghadirkan biografi Imam Al- Lakhmi?”

Guru besar itu berkata: “Ya.”
Kemudian dia berdiri menuju salah satu rak perpustakaan, lalu membawakan satu jilid dari salah satu kitab-kitab yang mengumpulkan biografi ulama. Di dalam kitab tersebut terdapat biografi Ali bin Muhammad Al-Lakhmi, seorang Mufti Andalusia dan Afrika Utara.

Kemudian Syaikh berkata : “Kapan beliau wafat?”
Yang membaca kitab menjawab: “Beliau wafat pada tahun 478 H“
Syaikh berkata kepada seorang penulis tadi: “Tolong dicatat lagi tahun wafatnya Syaikh Al-Lakhmi”.

Selanjutnya dengan tegasnya Syaikh berkata : “Wahai para hadirin..!! Saya ingin bertanya kepada saudara semua. Apakah mungkin ada ulama yang memfatwakan tentang kesesatan suatu kelompok yang belum ada (lahir)?
Mereka semua menjawab : “Tentu tidak mungkin, Tolong perjelas lagi maksud anda!”

Syaikh berkata lagi : “Bukankah wahabi yang kalian anggap sesat itu adalah dakwahnya yang dibawa dan dibangun oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab?”
Mereka berkata : “Siapa lagi?”

Syaikh berkata: “Coba tolong perhatikan!! Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H.

Nah, ketika Imam Al-Lakhmi berfatwa seperi itu, jauh RATUSAN TAHUN lamanya sebelum syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir, bahkan sampai 22 generasi ke atas beliau belum ada yang lahir, apalagi berdakwah.

Waduh, bagaimana ini??” (Merekapun terdiam beberapa saat)
Kemudian mereka berkata: “Lalu sebenarnya siapa yang dimaksud Wahabi oleh Imam Al-Lakhmi tersebut? Mohon dijelaskan dengan dalil yang akurat, kami ingin mengetahui yang sebenarnya!”.

Syaikh pun menjawab dengan tenang: “Apakah anda memiliki kitab "Al-Firaq Fii Syimal Afriqiya" (Kelompok di Afrika Utara) , yang ditulis oleh Al-Faradbil, seorang berkebangsaan Perancis?”

Guru besar itu berkata: “Ya ini ada.”
Syaikh pun berkata: “Coba tolong buka di huruf “W”. Maka dibukalah huruf tersebut dan munculah sebuah judul yang tertulis “Wahabiyyah“.

Lalu Syaikh menyuruh Dosen itu membacakan biografi kelompok wahabiyyah itu.

Guru besar itu pun membacakannya: ”Wahabi atau Wahabiyyah adalah sebuah sekte KHAWARIJ ABADHIYYAH yang dicetuskan oleh Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum Al-Khoriji Al-Abadhi. Orang ini telah banyak menghapus Syari’at Islam, dia menghapus kewajiban ibadah haji dan telah terjadi peperangan antara dia dengan beberapa orang yang menentangnya. Dia wafat pada tahun 197 H di kota Thorat, Afrika Utara.

Kelompak ini dinamai dengan nama pendirinya "Wahabi", dikarenakan ia telah memunculkan banyak penyimpangan keyakinan dalam madzhabnya. Mereka sangat membenci Ahlu Sunnah.

Setelah guru besar itu membacakan kitabnya Syaikh berkata: “Inilah Wahabi yang dimaksud oleh imam Al-Lakhmi, inilah wahabi yang telah memecah belah kaum muslimin dan merekalah yang difatwakan oleh para ulama Andalusia dan Afrika Utara sebagaimana yang telah kalian dapati sendiri dari kitab-kitab yang kalian miliki.

Adapun Dakwah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang didukung oleh Imam Muhammad bin Sa’ud -rahimuhumallah-, maka dia bertentangan dengan praktek dakwah Khawarij, karena dakwah beliau tegak diatas kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih dan benar. Dan beliau menjauhkan semua yang bertentangan dengan keduanya. Beliau mendakwahkah tauhid, melarang perbuatan syirik, mengajak umat kepada Sunnah dan menjauhi bid’ah, dan ini merupakan Manhaj Dakwah para Nabi dan Rasul.

Isu pemecah belah yang tersebar dinegeri-negeri Islam saat ini tidak lain adalah hasil propagandakan musuh-musuh islam dan dibantu oleh kaum muslimin yang kurang paham, atau yang paham tapi cetakan liberal, sekuler dan aliran sesat lainnya. Supaya terjadi perpecahan dalam barisan kaum muslimin, terutama kaum Ahli sunnah wal jama'ah.
Sebagaimana diketahui bahwa dulu para penjajah menguasai negeri-negeri islam pada masa dimana saat itu adalah puncak kekuatan mereka. Mereka tahu betul kenyataan lapangan pada perang salib bahwa musuh utama mereka adalah kaum muslimin yang bebas dari noda yang pada waktu itu menamakan dirinya dengan Salafiyyah. Sementara sekte Syiah, aliran Bathiniyyah dan Gulatu Asoufi justru berkolaborasi dengan musuh.

Belakangan musuh mendapatkan sebuah senjata yang siap pakai. Mereka pun langsung menggunakan isu Wahabi sebagai propaganda mereka untuk membuat kaum muslimin sendiri lari dari islam yang benar. Memecah belah sesama kaum muslimin, sesuai dengan moto mereka "PECAH BELAHLAH, NISCAYA KAMU AKAN MENGUASAI MEREKA”.

Wallahu waliyuttaufiq......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun