Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cintaku Dipertaruhkan pada Lampion Itu

24 Januari 2023   12:37 Diperbarui: 24 Januari 2023   12:47 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerlap malam menggerogoti jalanan

Merah kuning emas membanjiri gedung di kota ini

Namun, mataku masih melihatmu

Tak kuasa aku melupakan wajah itu

Terlalu sadis, terlalu menyakitkan, terlalu menyiksa

Lampion bergoyang ke kiri dan ke kanan

Seiram dengan hembusan air mata pada rambutmu

Seakan melawan waktu

Memberi hidup sebuah pelajaran gaib

Menyiram jiwa yang dulu mati,

Kini membusuk tak jelas bentuknya

Lampu-lampu merah itu meredam cintaku

Amarahku diserap tak bersisa

Tenagaku diisap dengan paksa

Merah marahku memudar

Hitam benciku menerang

Dengan segala ketidakjelasan

Kamu menghasut dunia untuk membenciku

Walaupun demikian, jangan risau

Sebab aku juga mampu melakukannya

Walau hatiku meronta-ronta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun