Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suara Tetanggamu

20 Januari 2023   11:35 Diperbarui: 20 Januari 2023   13:36 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai tetangga ku yang hina namun kucinta

Apakah ada hukumnya

Jika manusia tak pantas bermuka tebal?

Apakah ada kaidahnya

Jika manusia tak bisa berkulit gula merah

Apakah ada adatnya

Jika manusia tak boleh punya rambut

Yang lebih mirip indomie yang lembut?

Wahai tetanggaku yang kucinta

Mulut manismu kadang pahit di telingaku

Lirikan matamu bagai pedang dengan racun dimatanya

Membuatku membeku

Membuatku muak untuk menjadi manusia

Cukuplah aku menghakimi diriku

Jangan sampai mulutmu juga ikut beregu

Menjajah, menguliti hidupku yang penuh sembilu

Wahai wahai wahai

Rasanya mulutku tak kan bisa mendiamkan kepalaku

Apalagi mulutmu,

Takkan pernah berguna sekalipun

Diamlah!

Diammu sudah cukup menyiksaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun