Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sisi Baik Dari Tidak Menolong

29 April 2022   08:48 Diperbarui: 29 April 2022   09:00 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejadian itu mendorong Druid untuk membantu agar peperangan itu terjadi. Namun, hal mengejutkan adalah anggota Eternals yang lain menghambatnya. Ia tidak diizinkan untuk membantu mereka.

Awalnya, saya bingung kenapa itu tidak diijinkan. Padahal, dalam pikiran saya, kehidupan tanpa perang adalah kehidupan yang sejahtera dan baik. 

Namun, setelah film berlanjut, baru saya mengerti bahwa ada sisi baik dari tindakan tidak menolong. Ternyata tidak semua hal bisa ditolong. Ada memang beberapa hal yang harus dibiarkan agar dapat berkembang. 

Seperti perang tadi, jika perang sudah berlangsung, mereka membiarkan manusia berperang. Tidak dicampurtangani oleh Eternals. Mereka berpikir bahwa manusia memang perlu untuk merasakan perang dan penderitaan agar mereka menghargai sebuah kesejahteraan. 

Manusia tidak bisa dimanjakan, tidak bisa dikurung dalam zona nyaman mereka. Jika mereka hanya berdiri di kotak nyaman mereka saja, mereka tidak akan berkembang.

Mempelajari hal tersebut, akhirnya saya punya pengetahuan baru bahwa tidak semuanya bisa diberikan pertolongan. Contoh nyatanya adalah seperti bayi. 

Bayi yang masih kecil pasti memiliki rasa penasaran yang tinggi, sehingga mereka mungkin akan memakan hal-hal aneh, menarik hal-hal aneh, melakukan tindakan-tindakan aneh. 

Namun, hal itu memang wajar, kita tidak harus menolong atau membatasi mereka (kecuali hal-hal yang fatal) supaya mereka dapat belajar dari kesalahan dan pengalaman mereka. Jika mereka hanya ada dalam masa nyamannya, mereka tidak akan berkembang dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun