Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gulali Penuh Manja (Sebuah Puisi)

6 Mei 2021   08:01 Diperbarui: 6 Mei 2021   08:06 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin,

Tak akan ada yang memahami

Jika seorang tak pernah jatuh cinta

Di sepanjang alur hidupnya

Sobat,

Cinta itu bagai takdir abadi

Di mana manusia dan ciptaan lainnya berhak mencicipi

Akan kuceritakan sebuah kisah

Kala hati berapung di laut cinta

Akan kumulai dengan mata

Yang berisi cahaya

Menarikku masuk ke dalamnya

Berisi cinta dengan nyawa yang sempurna

Kulanjut dengan telinga

Dua helai daun, putih kemerahan warnanya

Mendengar setiap cinta

Yang terbang bebas di angkasa

Kuturun ke mulut

Tipis, manis, membuatku tak sadar diri

Hanya senyuman, yang terurai

Dan membius sepanjang masa

Walau terkadang,

Kecewa dan sedih tap pernah absen di taman belakang

Semua bergerak bagai Zeus

Tak ada yang lepas

Tak ada yang terhempas

Waktu, tunduk menunduk pada kakinya

Musim, gugup gemetar di depan jarinya

Hati, telinga, mata, tidak berdaya

Kala cinta sudah dilepas ikatannya

Aneh

Cinta membunuh

Cinta menyembuh

Cinta meracuni

Cinta pula penawarnya

Cinta menenggelamkan

Cinta pula yang menyelamatkannya

Aku mencintainya, namun

Di sisi lain, bibit kebencian mulai memunculkan pucuknya

Aneh memang, tetapi begitulah

Tak ada cinta yang tak aneh bentuknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun