Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sulastri

21 Maret 2021   19:31 Diperbarui: 21 Maret 2021   19:36 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, waktu tak mungkin terulang. Sulastri jatuh di lantai kamar mandi miliknya, kepalanya yang tepat di bawah pintu, terhias indah dengan darah merah di sana. Pak Simon mengecek nadinya, lalu perlahan menggelengkan kepala pada warga pertanda Sulastri telah tiada. 

Aku gemetar, tak percaya akan kebodohanku sendiri. Penyesalan merambat di setiap nadi, isak dan tangis Sulastri yang tadi kudengar samar-samar datang lagi. Mak Japri dan warga lainnya bersikap biasa saja, namun kurasa mereka merasakan penyesalan yang sama denganku, bedanya, aku sangat menderita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun