Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nostalgia bersama KAI Commuter

4 September 2023   22:28 Diperbarui: 4 September 2023   22:29 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini kekacauan di stasiun sirna. Aneka store makanan yang mengusung brand lokal maupun internasional berjejer rapi di stasiun. Dalam hal ini termasuk sistem pembelian tiket yang dahulu menggunakan tiket kertas, sekarang berubah menjadi kartu.

Mirisnya, aku pribadi pernah menjadi korban kejahatan. Pagi itu aku membaca materi kuliah dengan penuh konsentrasi. Aku tak sadar ransel yang diletakkan di rak atas ternyata telah raib. Saat itu kereta cukup ramai sehingga si pelaku dengan mudah melancarkan aksinya. Hanya penyesalan yang bisa kuratapi. Seandainya aku lebih berhati-hati mungkin peristiwa ini tidak terjadi.

Prinsip kehati-hatian juga belum terpatri dalam diri pengguna KRL. Kala itu bagaimana mungkin mereka berdesak-desakan menduduki atap kereta. Pasalnya KRL sudah disesaki oleh ratusan manusia. Tidak ada lagi ruang yang bisa dimasuki, terlebih saat jam pergi dan pulang kerja.

Kini kondisi yang memprihatinkan itu perlahan berkurang seiring dengan penambahan armada KRL dan ketepatan waktu dalam pelayanan kepada para pengguna. Walaupun di jam-jam sibuk KRL masih dipenuhi pengguna, mereka tidak perlu berpeluh dan mengeluh. KRL kini sudah dilengkapi penyejuk udara dengan gerbong yang resik dan nyaman.

Petugas selalu sigap membersihkan gerbong setiap KRL mengakhiri perjalanannya. Tak hanya itu, petugas keamanan tak alpa menjaga kedamaian para pengguna selama berada dalam KRL.

Keberpihakan 

Kewaspadaan harus ditanamkan kapan pun dan di mana pun kita berada. Tak dipungkiri, situasi KRL saat ini jauh lebih baik dibandingkan 20 tahun lalu. Namun tak menutup kemungkinan kejahatan akan terus ada. Pelecehan seksual, kasus yang marak terjadi di KRL dengan wanita sebagai korbannya.

Menanggapi keluhan dari pengguna wanita, sejak 2010 tersedia gerbong khusus wanita yang ada di ujung depan dan belakang KRL. Gerbong khusus wanita itu diberi warna pink untuk menandai bahwa gerbong itu hanya diperuntukkan bagi wanita.

Pengguna pria tidak diperkenankan memasuki gerbong khusus wanita. Alhasil jika terlihat pria dengan sengaja atau tidak sengaja menyusup ke gerbong khusus wanita, siap-siap saja disoraki perintah untuk segera berpindah ke gerbong lain.

Inisiatif KRL tersebut nyatanya berefek baik kepada para pengguna wanita dari berbagai usia, status, dan profesi yang berbeda-beda. Ada jaminan keamanan dan keselamatan selama berada dalam KRL. Jamak ditemui gerbong khusus wanita itu dipadati penumpang wanita sementara gerbong lain tampak lengang atau cenderung sepi.  

Keberpihakan KRL kepada perempuan juga terlihat dengan kepedulian para pengguna terhadap ibu hamil, ibu yang membawa anak, lansia, dan difabel. Mereka adalah kelompok prioritas yang harus diberikan tempat duduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun