Apakah Didi sempat terpikir mencari pekerjaan lain? Ketika disinggung hal tersebut, Didi menyampaikan keinginannya untuk membuka usaha lain. Namun kendala modal menghalanginya. “Saat ini saya belum siap modal. Kalau ada modal mungkin hidup tidak seperti ini,” ujar Didi.
Berjualan kelapa menjadi satu-satunya pertahanan Didi. Siasat di masa penuh problematika. Walaupun hasilnya belum seperti yang diharapkan, berjualan kelapa dipandang Didi sebagai profesi yang bisa ditekuninya saat ini. “Untuk sementara saya menekuni apa yang ada. Kalau ada modal saya ingin berjualan yang lain,” kata Didi.
Dukungan
Berbincang-bincang dengan Didi yang merupakan pelaku usaha kecil memunculkan asa dalam diri penulis. Kondisi saat ini memang tidak mudah untuk dilalui. Namun selalu ada hal yang bisa disyukuri.
Selama kita masih memiliki rumah untuk berteduh dari panas dan hujan, makanan yang terhidang di meja makan, hingga menjalani aktivitas dengan kondisi bugar, selama itu pula kita selayaknya bersyukur. Mungkin ada dari antara kita yang mengutuk keadaan. Memandang dirinya sebagai insan yang paling menderita. Manusiawi memang.
Arahkan hati kita untuk melihat keadaan di sekeliling. Ketika kita mengarahkan pandangan ke atas akan timbul rasa tak pernah cukup. Coba arahkan pandangan ke bawah. Masih banyak orang yang berjuang hanya untuk makan pada hari ini.
Di mata penulis, saat membeli produk yang ditawarkan pelaku usaha kecil seperti warung, kita sekaligus membantu kehidupan mereka termasuk keluarganya. Pemulihan ekonomi negeri akibat pandemi COVID-19 perlu dilakukan dari level terbawah di masyarakat. Kita sebagai rakyat bisa membantu sekecil apapun upaya itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI