Di tempat yang sama penulis menemui Komang Rina. Bersama suaminya, ia memiliki usaha 'Vicowayan' dan 'Bali Blackgarlic'. Vicowayan dengan produk VCO telah berjalan selama dua tahun. Sebelum menjalani usaha ini, suami Komang mengalami buang air besar berdarah berhari-hari. Ia sempat berkonsultasi ke dokter. Keluhannya pulih sebentar. Namun lima hari kemudian penyakit itu kambuh hingga sang suami dilarikan ke UGD. Mengetahui kondisi itu, temannya datang dari Karangasem membawa VCO yang diproduksi sendiri. Setelah mengonsumsi tiga botol VCO, ia sembuh.
Terinspirasi dari pengalaman tersebut, Komang dan suami memulai usaha. Pemasaran produk Vicowayan dan Bali Blackgarlic sebatas pameran dan media online yakni Facebook dan Instagram. Produk masih didistribusikan di Bali. Komang belum melakukan titip jual produk atau membuka toko. "Dijalani saja dulu," tutur Komang.Â
Komang menilai blackgarlic mudah dibuat. Terkadang ia mengajari pelanggannya yang mengidap diabetes untuk membuat sendiri. Dengan demikian pelanggan tersebut bisa mengirit biaya. Proses pembuatan blackgarlic memakan waktu dua minggu. Bawang putih cukup dimasukkan ke dalam oven atau didiamkan di magic com selama dua minggu. "Vicowayan dijual dengan harga Rp 100 ribu, sementara itu Bali Blackgarlic Rp 150 ribu," kata Komang.Â
Urgensi Penyalur KUR
Kementerian Koperasi dan UKM terus mengupayakan bertambahnya koperasi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Saat ini baru ada dua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang telah disetujui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai penyalur KUR, yaitu KSP Kospin Jasa di Pekalongan, Jawa Tengah dan Kopdit Obor Mas di Maumere, Nusa Tenggara Timur.Saat ini terdapat 20 koperasi di Indonesia yang telah mendaftar sebagai penyalur KUR ke OJK. Sayangnya beberapa dari koperasi itu terhambat di Non Performing Loan (NPL). Untuk menjadi penyalur KUR, KSP tersebut harus memenuhi berbagai persyaratan, antara lain KSP Â harus sehat dan berkinerja baik, melakukan kerjasama dengan perusahaan penjamin dalam penyaluran KUR, memiliki sistem informasi kredit program, serta melakukan perjanjian dengan Kuasa Pengguna Anggaran.
KSP Dana Prima di Bali sudah memenuhi persyaratan tersebut tapi belum bisa menyepakati rasio NPL yang ditetapkan OJK. Oleh karena itu Kementerian Koperasi dan UKM terus berkomunikasi dengan KSP Dana Prima. Sangat disayangkan kalau ada KSP yang tidak memanfaatkan kesempatan sebagai penyalur KUR. Pasalnya hal itu menguntungkan para anggota untuk mengembangkan usaha.
Pemerintah telah menunjukkan keberpihakannya kepada pelaku UKM dengan meningkatkan target penyaluran KUR tahun ini dari Rp 110 triliun menjadi Rp 120 triliun. Hingga 31 Mei 2018, realisasi penyaluran KUR sebesar Rp 57.617 triliun atau 49,40% dari target yang disalurkan sebesar Rp 116,63 triliun kepada 2.201.005 debitur. Untuk Provinsi Bali realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp 2,24 triliun dengan jumlah debitur mencapai 59.477 pelaku UKM. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah, diantaranya menambah jumlah bank penyalur, menambah perusahaan penjamin, dan mengikutsertakan Lembaga Keuangan Bukan Bank termasuk KSP sebagai penyalur KUR.
Bali Candle Craft
Jl. Kemulan III No. 9, Br. Kemulan, Ds. Jagapati, Abiansemal, Badung, Bali