Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anak Muda sebagai Penggerak Bangsa

5 Juni 2018   10:14 Diperbarui: 13 Juni 2018   02:18 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semangat Pembaruan

Persoalan kewirausahaan menjadi penting hari ini. Tidak hanya menjadi jargon, pemerintah juga harus bisa menjamin keberpihakan negara terhadap wirausaha muda berlangsung secara konkrit. Bagaimana akses permodalan? Bagaimana sektor pendidikan mewujudkan visi tersebut? 

Pengelolaan sosial politik menjadi lebih baik, fokus pada hasrat untuk bersatu. Integrasi semua program jaminan sosial dan pengentasan kemiskinan, pendidikan formal bagi anak usia sekolah, pelatihan kewirausahaan bagi orang dewasa dan miskin pasca usia sekolah, serta kebijakan start up untuk mendorong ASEAN Market.

Ke depan kita harus berpikir cara memimpin ASEAN, bukan hanya menjadi jargon. Kita melihat anak muda hari ini yang bertalenta dalam bidang teknologi informasi. Kabar baik bagi Indonesia jika anak muda diberi kesempatan yang sama untuk menjadi bangsa yang lebih maju dibandingkan yang terjadi sekarang.

Hari ini adalah era pertarungan elite jaman old dengan anak muda jaman now. Pertarungan ini telah menjadi keniscayaan. Kita ingin perubahan, pemimpin yang lebih serius mengurus negara sehingga rakyat tidak terjebak dalam politik transaksional dengan banyak janji. 

Bagaimana bangsa ini mengakomodasi anak muda? Di negara lain perdana menteri, presiden, bahkan menteri-menterinya itu anak muda. Kita harapkan menteri yang mengisi kabinet di masa depan itu berusia di bawah 45 tahun. Dengan demikian mereka bisa menggerakkan dan mengubah Indonesia menjadi lebih baik.

Kita dukung anak muda yang lebih otentik dan unik sehingga tidak terbebani dengan politik masa lalu yang yang kemudian menjadikan politik hari ini sangat complicated. Setiap generasi menuntut perbaikan yang tidak bisa dilakukan dua atau tiga orang saja. 

Anak muda sebaiknya tidak menggantungkan hasrat pada satu kelompok atau satu orang. Perlu ada keberanian dan optimisme dalam mengubah suatu keadaan. Mari kita berbagi peran di posisi masing-masing. Jangan jadi manusia yang berebut panggung, berebut legitimasi, berebut jabatan. Jadilah pengkritik ke arah yang lebih baik.

Diharapkan anak muda berkontribusi pada pembangunan, jangan membeo, jangan menghardik. Jadilah anak muda yang mengatasnamakan semangat pembaruan. Lakukan hal apapun sehingga pemerintah membuka hati. 

Setia pada niat baik. Bagaimana kita merekonstruksi dan melakukan penyadaran. Anak muda harus punya ruang yang diakomodir oleh pemerintah. Anak muda butuh keteladanan dan inspirasi.

Generasi muda itu sebenarnya bisa. Kolaborasi, kolaborasi, dan kolaborasi. Tantangan yang dihadapi politik luar negeri Indonesia adalah keberadaan Indonesia di wilayah Asia Tenggara yang menghadapi kebangkitan Tiongkok dan Amerika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun