Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

5 Tips Terhindar dari Gangguan Kesehatan selama di dalam Pesawat

28 Maret 2018   19:00 Diperbarui: 28 Maret 2018   19:10 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi tersebut diperparah bila penumpang flu atau alergi. Untuk itu penumpang harus menyamakan tekanan dari sisi lain yaitu saluran tuba eustachius dengan mengunyah permen atau menelan ludah. Jika mengalami pilek, penumpang sebaiknya menunda penerbangan atau mengonsumsi obat pencair lendir.

3. Sebelum berangkat menggunakan pesawat, pastikan tidak ada gigi Anda yang berlubang.

Gigi yang berlubang berpotensi dimasuki udara, membuat udara terperangkap dan ingin keluar. Efeknya muncul rasa sakit ketika terjadi perubahan tekanan udara, terlebih saat take off dan landing. Dalam keadaan normal perubahan tekanan udara memberikan efek tertentu terhadap tubuh. Tekanan udara di dalam kabin yang berubah-ubah menyebabkan tubuh melakukan penyesuaian. Sebaiknya sebelum bepergian dengan pesawat, Anda melakukan perawatan gigi.

4. Penderita asma disarankan membawa obat-obatan.

Sesak napas atau dispnea terjadi ketika pola napas seseorang lebih dari normal, yaitu 16-20 kali per menit. Sesak napas disebabkan oleh penyakit misalnya gangguan di jantung atau paru-paru dan situasi seperti berada di ketinggian 5000 kaki. Sesak napas bisa berakibat fatal, contohnya kejang atau gagal napas yang berujung pada kematian. Lingkungan kabin yang mengandung allergen tertentu dapat memicu asma. 

Untuk itu penderita asma disarankan membawa obat-obatan yang biasa dikonsumsi dan lebih sering mengonsumsi air selama dalam perjalanan. Pengidap asma ringan dan bugar saat terbang disarankan membawa obat seperti inhaler untuk mengurangi gejala asma ketika kambuh. Perjalanan udara tidak disarankan untuk mereka dengan asma labil dan berat.

5. Menggunakan kaus kaki setinggi lutut oleh ibu hamil untuk menghindari varises.

Sebenarnya bepergian menggunakan pesawat terbilang aman untuk ibu hamil. Disarankan berkonsultasi ke dokter kandungan sebelumnya terlebih bila ibu hamil dengan diabetes, tekanan darah tinggi, atau pernah melahirkan secara prematur. Waktu terbaik bepergian dengan pesawat saat usia kehamilan 14-28 minggu atau trimester kedua. Dengan demikian risiko keguguran dan kelahiran prematur pada ibu hamil menurun. 

Hindari bepergian dengan pesawat saat trimester pertama karena ibu hamil cenderung mual dan menjelang melahirkan karena cukup melelahkan. Sebaiknya ibu hamil mengonsumsi banyak air agar tidak dehidrasi dan sering berjalan di lorong pesawat untuk melancarkan sirkulasi darah. Ibu hamil juga bisa merenggangkan kaki selama duduk.

Ternyata cukup mudah persiapan yang perlu dilakukan sebelum bepergian menggunakan pesawat. Persiapan yang matang tentu menghasilkan perjalanan yang selamat, aman, dan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun