Seorang koki di kapal berperan sebagai seorang ibu, yang mempersiapkan makanan untuk anak-anaknya. Mengatur menu yang baik agar anak-anaknya tidak kekurangan.Â
Semua anak buah kapal memiliki tanggung jawabnya masing-masing dan selalu bekerja sama, saling menghargai agar semuanya berjalan dengan baik. Sebuah kapal beserta kru yang bekerja di dalamnya layaknya sebuah rumah tangga.
Jika ada sebagian yang sakit atau bersedih, kita turut merasakannya, membantunya, merawatnya, dan menghiburnya, karena di lautan kita adalah keluarga. Kita harus mempunyai hubungan yang baik sesama rekan di atas kapal, karena mereka semua adalah saudara kita.
Jika kita memiliki hubungan sosial yang baik barulah kita bisa disebut seorang pelaut sejati. Di atas kapal semuanya sama, satu keluarga. Kita tidak perduli apa agamamu, sukumu, bangsamu, jabatanmu, atau posisimu, selama kau masih di atas kapal dan di lautan kau adalah saudara dan keluarga kita.
Pelaut tidak harus menunggu badai dan ombak itu berlalu, tapi seorang pelaut harus siap menari di atas badai itu. Sampai pada akhirnya rumah kami atau kapal kami bisa bersandar di pelabuhan yang dituju.
Di pelabuhan pun waktu kami bersandar terbatas, kami tetap sibuk bekerja mempersiapkan segalah sesuatunya untuk pelayaran selanjutnya. Bagi kami para pelaut kapal di pelabuhan sangat aman, tapi kapal dibuat tidak untuk itu. Kalaupun ada yang turun ke darat hanya sekedar cuci mata tidak lebih dari 2-3 orang saja, itu pun dengan waktu yang terbatas.
Baca Juga:Â Pesan untuk Pelaut Muda
Begitulah hidup kami sebagai seorang pelaut, jauh dari kelurga, meninggalkan keluarga dalam waktu yang cukup lama. Dengan harapan kami bisa kembali dengan keadaan yang baik.
Seorang pelaut adalah pejuang yang tangguh, tangguh menghadapi berbagai ujian di lautan. Karena bagi kami pelaut yang tangguh tidak terlahir di air yang tenang. Tidak ada hal yang menyenangkan selain pulang dan berkumpul bersama kelurga.
Selebihnya kami hanya bekerja dan bekerja sampai tugas kami selesai. Berbulan bulan bahkan ada yang bertahun tahun di atas kapal keseharian kami hanya bekerja dan bekerja. Bagi kami semua hari sama tidak ada yang berbeda.
Tapi kami terus berusaha dan semangat agar anak, istri, dan keluarga bisa bahagia. Semangat kami para pelaut adalah keluarga. Kami bekerja di laut harus ekstra hati-hati karena keluarga menanti kami.
Banyak suka dan duka kami lalui. Sukanya kami bisa mengunjungi dan melihat dunia luar. Melalui laut kami bisa melihat dunia dan berkeliling dunia banyak negara-negara dan tempat-tempat baru yang bisa kami lihat. Mempunyai teman-teman baru dari berbagai penjuru dunia.