Pembelajaran yang menyenangkan adalah cara belajar di mana peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami emosi kejutan yang menyenangkan, memupuk rasa ingin tahu mereka, sambil berinteraksi dengan konten yang bermakna melalui dukungan komunitas teman sekelas  dan guru.Â
Kelas yang menyenangkan melibatkan peserta didik secara aktif, menanamkan semangat dan kegembiraan melalui kegiatan berupa permainan, cerita, permainan peran, teka-teki, kegiatan langsung, lagu dan tarian (harus disesuaikan dengan usianya, karena selingan apapun antara mata pelajaran satu ke mata pelajaran yang lain bisa berdampak siswa mengalami kesulitan fokus, karena pengembalian fokus pada obyek tertentu membutuhkan waktu antara 5-10 menit.Â
Misalnya Anda sedang serius membaca atau belajar, tiba-tiba ada dering telpon atau suara chat masuk dan Anda meresponnya. Setelah selesai merespon, Anda membutuhkan waktu 5-10 menit kembali fokus pada bacaan/pembelajaran).
Pembelajaran yang unggul terjadi ketika pengalaman kelas menyenangkan dan relevan bagi siswa, dengan memastikan bahwa semua mata pelajaran terintegrasi dengan cara mendorong peserta didik untuk membangun koneksi dengan dunia nyata.Â
Itu berarti, upaya untuk memicu keingintahuan peserta didik, memberikan ekspresi kreativitas mereka, dorongan mereka untuk menyerap nilai-nilai dan membangun karakter, bentuk hubungan yang bermakna melalui kolaborasi, sehingga membuat pembelajaran menjadi otentik dan bermakna.Â
Namun, tujuan yang lebih luas dari semua inisiatif ini, efektif hanya jika mereka berhasil menenun unsur kegembiraan menjadi pengalaman belajar. Pembelajaran yang menyenangkan membawa kilau di mata siswa dan menggairahkan serta memberdayakan mereka untuk terlibat dengan pengalaman belajar yang menyenangkan.Â
Hormon yang membuat manusia bahagia adalah "Dopamines". Dia lahir karena seseorang berprestasi dan diakui atau ada penghargaan oleh komunitasnya. Guru memiliki peran penting untuk mengapresiasi setiap peserta didik dengan segala keunikannya.
Sebagian besar generasi old sulit melakukan transformasi diri, padahal pembelajaran yang menyenangkan berawal dari cara berpikir guru. Cara berpikir yang fix tidak bisa membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan karena fokusnya pada dirinya sendiri, padahal Joyful Learning pusatnya pada siswa, maka guru harus memiliki growth mindset. Generasi old masih mempunyai pilihan selain di PENSIUNKAN, yaitu melakukan tahapan perubahan sebagai berikut:
1. Awareness (membangun kesadaran)
Kesadaran bahwa dirinya berada dalam kondisi fix mindset, kesadaran bahwa lingkungannya berubah sehingga untuk bisa berselancar dalam perubahan harus menumbuhkan sikap heartset (sesuatu yang menggetarkan dan mendorong Anda berempati dan bertindak dengan antusias), mindset (berfokus bagaimana memahami, memandang, melihat dunia sekitar kita dan meresponnya), toolset (tindakan yang selalu diperbaharui berdasarkan pada pengetahuan dan pemahaman yang terbuka) dan skillset (sekelompok perangkat yang kita gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan mencakup: sistem, model, teknik yang mampu menciptakan nilai tambah).
2. Transform Your Mind