Mohon tunggu...
Citra Melati
Citra Melati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru bahasa inggris dan pemerhati pendidikan dan sosial.

Kebebasan berpikir dan berpendapat adalah hak setiap manusia (bukan 𝘢𝘥 𝘩𝘰𝘮𝘪𝘯𝘦𝘮). Pikiran tak harus bersifat konformis, pikiran individual juga diperlukan di dalam proses menelaah sebuah kebenaran secara bersama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menikmati liburan keluarga dengan pergi ke museum

23 Mei 2021   10:33 Diperbarui: 23 Mei 2021   12:10 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cukup hanya dengan membayar Rp.20.000 per orang untuk tiket masuk. Sisihkan biaya dan waktu untuk mengenal sejarah, seni dan budaya Indonesia, jangan sampai kita yang menyesal, karena kearifan peninggalan nenek moyang kita diklaim oleh negara lain, akibat kita sering mendewakan budaya asing dan teknologi dan melupakan budaya sendiri. Siapa lagi kalau bukan kita sebagai generasi bangsa Indonesia kalau bukan kita sendiri yang mengenalkan dan melestarikan pada anak cucu kita. 

Kami memang mencari tempat yang menghibur sekaligus mengedukasi, lagipula tak harus selalu menunggu sekolah untuk pergi ke museum, (tak semua sekolah punya inisiatif berkunjung ke museum) karena di museum akan ada pemandu yang menjelaskan.

Cerita Ramayana
Cerita Ramayana

Lagi serius baca;)
Lagi serius baca;)

Kami dipandu oleh bapak yang sudah berpengalaman yang akan menjelaskan mengenai info museum, menurut info beliau yang sudah agak sepuh dan pensiun yang sebelumnya pernah menjadi dosen. Anak kami sudah mulai antusias dengan replika relief, yang terpajang di sekeliling tembok di halaman pertama. 

Cukup lama kami dijelaskan tentang sejarah relief pewayangan per adegan cerita yang terletak di samping bangunan halaman luar, terdapat patung Ganesha yang dikisahkan dan dijelaskan dari segi bentuk dan rupa.

Gedung tersebut memiliki tiga lantai, menurut info gedung tersebut adalah milik perseorangan untuk koleksi pribadi yang memang punya ketertarikan dengan seni budaya Indonesia dan ditujukan sebagai wadah Ilmu pengetahuan sejarah Indonesia agar tetap lestari. Kami sangat salut dan bangga tentunya, mengingat biaya untuk membuat museum ini tidak sedikit karena koleksi barang lawas yang bernilai tinggi.

Penggemar mainan Pak Lik
Penggemar mainan Pak Lik

 

Sepeda Kuno dan penjual mainan
Sepeda Kuno dan penjual mainan

Kami sudah mulai masuk ke halaman indoor gedung lantai pertama yang rapi, bersih, tertata apik dan sangat banyak sekali dihiasi dengan pajangan wayang golek, keris, wayang, foto seniman Indonesia, alat musik gamelan, mainan anak lawas yang dipajang di sepeda Kuno tersebut (biasanya di tempat kami kalau ada penjual mainan keliling, kami menyebutnya dengan Pak Lik).


Peninggalan atribut Pak Raden
Peninggalan atribut Pak Raden

 

Foto bersama Pak Ogah 
Foto bersama Pak Ogah 

Pak Raden dan si Unyil
Pak Raden dan si Unyil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun