Mohon tunggu...
ullamriyati_
ullamriyati_ Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Suka traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beberapa Permasalahan Guru yang Terjadi di Wilayah B

17 Juli 2024   22:17 Diperbarui: 17 Juli 2024   22:39 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi guru mengajar via https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/05/15/kompetensi-guru-hadapi-era-revolusi-40

                                                   

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam membangun suatu bangsa agar berkualitas. Sehingga kualitas pendidikan sangat dipengaruhi oleh keberadaan, kompetensi guru dan hal lainnya yang menjadi ujung tombak dalam proses belajar mengajar. Namun guru tidak hanya menyampaikan materi saja, tapi guru juga harus membentuk karakter dan kepribadian yang positif bagi peserta didik. Di sisi lain, beberapa daerah di Indonesia termasuk juga Wilayah B, terdapat berbagai permasalahan yang menghambat peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Wilayah B adalah wilayah yang kaya akan budaya, tradisi dan alamnya. Namun seperti banyak daerah lainnya yang ada di Indonesia, wilayah ini juga menghadapi berbagai permasalahan dalam sektor pendidikan, khususnya terkait dengan keberadaan dan kualitas guru . Permasalahan ini memiliki dampak langsung terhadap standar pendidikan dan kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa-siswa dalam proses belajar dan mengajar di daerah tersebut.

Permasalahan yang pertama adalah kekurangan jumlah guru . Banyak sekolah di Wilayah B terutama di daerah pedalaman, masih kekurangan tenaga pengajar yang terus menjadi perbincangan karena kekurangan guru dalam suatu instansi sehingga mengalami kesulitan untuk mengisi jam pembelajaran di dalam kelas. Kekurangan guru di wilayah B ini juga di sebabkan oleh banyaknya guru yang sudah pensiun karena masa jabatan sudah habis, persebaran guru yang tidak merata karena mereka lebih milih untuk mengajar di daerah perkotaan yang dimana fasilitas lebih lengkap. 

Akibatnya rasio guru dan peserta didik tidak seimbang dan proses dalam belajar dan menjar menjadi kurang efektif, harus mencari guru pengganti sementara dan lulusan yang non linier sama posisi dengan guru yang linier di karenakan ada orang dalam. Solusi yang dapat saya berikan dari permasalahan ini harus memperbaiki sistem penyebaran guru secara nasional agar merata. Dimana pemerintah harus melakukan penyusunan terhadap kebutuhan guru di setiap daerah agar lebih merata.

Permasalahan yang kedua adalah kualitas guru. Guru di Wilayah B yang tidak sepenuhnya memenuhi syarat. Hal ini terjadi karena banyak guru yang tidak memiliki gelar sarjana atau kurang terlatih dalam metode pengajaran modern saat ini. Oleh karena itu kemampuan guru dalam penyampaian materi pelajaran dan memotivasi peserta didik kurang optimal. Hal ini berdampak langsung pada rendahnya hasil belajar siswa dan rendahnya tingkat kelulusan di sekolah Wilayah B. Solusi untuk meningkatkan kualitas guru yaitu dengan cara memperbanyak program pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru. 

Pemerintah dan lembaga pendidikan harus menyediakan program pelatihan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pengajaran di lapangan. Pemerintah daerah perlu bekerja sama dengan universitas dan lembaga pelatihan untuk mengadakan workshop dan seminar yang bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam metode pengajaran yang inovatif dan efektif. Dengan peningkatan kualitas guru, dapat diharapkan proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan hasil belajar siswa dapat meningkat secara signifikan.

Permasalahan yang ketiga  mengalami kesulitan dalam asksesbilitas menuju sekolah di pedalaman.  Sekolah yang terletak di pedalaman maupun  di daerah yang terpencil sehingga sulit di jangkau karena infrastruktur  yang buruk, seperti jalan yang rusak. Masih banyak  guru yang mengalami kesulitan dalam aksesbilitas di wilayah B dikarenakan jalan yang kurang memadai, ada juga jalan yang berupa tanah  sehingga saat musim hujan akan menjadi berlumpur dan licin. 

Kondisi seperti ini yang sulit dijangkau dapat mengakibatkan guru kesulitan untuk datang ke sekolah secara konsisten dan tepat waktu. Sehingga saat waktu jam belajar mengajar menjadi tidak stabil dan materi pembelajaran yang diterima peserta didik cenderung sedikit.  Solusi yang dapat diberikan pada permasalahan ini yaitu pemerintah perlu mengalokasikan anggaran khusus untuk perbaikan jalan  yang memadai agar dapat menjangkau daerah- daerah terpencil. Selain itu, penggunaan teknologi dapat menjadi solusi alternatif, seperti menyediakan pelatihan dan seminar online bagi guru.

Permasalahan yang keempat pada wilayah B yaitu banyak guru yang meninggalkan kelas karena sedang kuliah Pendidikan Profesi Guru atau biasa disebut PPG. Banyak guru merasa perlu meningkatkan kualifikasi dan kompetensi melalui PPG, yang merupakan program wajib untuk mendapatkan sertifikasi profesional. Namun, jadwal kuliah PPG sering kali berbenturan dengan waktu mengajar, sehingga mengharuskan guru untuk terpaksa meninggalkan kelas demi mengikuti perkuliahan. 

Penyebab dari masalah ini karena kebijakan yang mengharuskan guru mengikuti PPG secara tatap muka atau dengan jadwal yang tidak fleksibel, serta kurangnya fasilitas untuk mengikuti PPG secara online di daerah-daerah terpencil. Sehingga mengharuskan guru- guru yang ada di sekolah tersebut untuk bergantian mengisi kelas guru yang melaksanakan perkuliahan, tetapi ada beberapa guru yang melakukan perkuliahan tersebut mencari guru pengganti sementara hingga selesai perkuliahannya. 

Solusi pada permasalahan ini dengan menyediakan opsi kuliah PPG yang lebih fleksibel, seperti program PPG online atau hybrid yang memungkinkan guru untuk mengikuti perkuliahan tanpa harus meninggalkan kelas dan mengatur jadwal kuliah PPG harus disesuaikan agar tidak berbenturan dengan waktu mengajar, misalnya dengan menyediakan jadwal kuliah di luar jam sekolah atau pada akhir pekan agar tidak menghambat proses mengajar di sekolah dan bertanggung jawab akan tugas yang diberikan kepala sekolah.

Permasalahan yang kelima pada wilayah B adalah orang tua yang sulit di kabari oleh guru untuk mengabarkan perkembangan anak. Tidak adanya respon orang tua yang diberikan karena kurangnya komunikasi yang dapat menghambat perkembangan pendidikan  peserta didik sehingga melimpahkan kepada guru. Padahal untuk perkembangan peserta didik juga perlu bantuan dari orang tua juga, tidak hanya kepada guru. 

Kurangnya komunikasi terjadi karena alasan orang tua yang memiliki kesibukan dengan pekerjaan, kurangnya pemahaman tentang pentingnya peran mereka dalam pendidikan anak dan orang tua merasa bahwa tidak perlu terlibat secara aktif karena menganggap tugas mendidik anak sepenuhnya adalah tanggung jawab guru di sekolah. Sehingga anak tidak mendapat dukungan dari orang tua, kurangnya perkembangan karakter pada anak dan guru juga mengalami kesulitan untuk mengetahui kebutuhan dan kondisi peserta didik. Solusi pada permasalahan ini yaitu sebagai orang tua mau sesibuk apapun tetaplah memperhatikan perkembangan anak. Tetap terlibat aktif untuk mendidik,melatih maupun mengajarkan anak di rumah agar kebutuhan anak terpenuhi.

Adanya beberapa permasalahan pada Wilayah B tentu saja akan mempengaruhi 8 standar pendidikan. Hal ini dapat terjadi karena pada  standar isi terpengaruh adanya kekurangan guru menyebabkan tidak semua materi dapat diajarkan dengan optimal dan ilmu yang didapat peserta didik kurang maksimal. Pada standar proses juga terhambat akibat kualitas guru yang tidak memenuhi syarat serta sulitnya aksesibilitas ke sekolah di daerah terpencil, yang mengakibatkan proses belajar mengajar tidak berjalan efektif. 

Pada standar kompetensi kelulusan menjadi rendah karena kemampuan guru yang tidak memadai dalam menyampaikan materi dan memotivasi siswa. Pada standar pendidik dan tenaga kependidikan jelas terpengaruh dengan kekurangan jumlah dan kualitas guru, serta kendala dalam mengikuti program PPG. 

Pada standar sarana dan prasarana tidak terpenuhi karena infrastruktur yang buruk, sehingga akses ke sekolah menjadi sulit selain itu juga kurangnya lengkapnya sarana dan prasarana. Pada standar pengelolaan terganggu oleh distribusi guru yang tidak merata dan kebijakan PPG yang tidak fleksibel. 

Pada standar pembiayaan diperlukan untuk memperbaiki infrastruktur dan menyediakan pelatihan bagi guru. Terakhir, standar penilaian pendidikan juga terdampak karena kualitas pengajaran yang tidak konsisten mengakibatkan hasil belajar siswa yang rendah. Keterkaitan ini menunjukkan bahwa permasalahan yang ada mempengaruhi hampir seluruh aspek standar pendidikan yang harus dipenuhi untuk mencapai pendidikan yang berkualitas.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun