Mohon tunggu...
Healthy

Kesibukan Berpengaruh terhadap Eritrosit?

25 November 2017   19:44 Diperbarui: 25 November 2017   19:57 1831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo, semua! Kembali lagi bersama aku, Clodya. Di kesempatan kali ini, aku akan membahas mengenai faktor yang lebih menyebabkan eritrosit menjadi cepat lelah, apakah karena usia eritrosit yang tidak sampai 120 hari atau karena dewasa ini orang jauh lebih sibuk sehingga butuh banyak energi. Sebelum masuk ke pembahasan, ada baiknya kalau kita mengenal apa itu eritrosit. Eritrosit berasal dari bahasa Yunani, yakni erythros yang berarti merah dan kytos berarti selubung sel darah. 

Eritrosit adalah bagian utama dari sel darah yang jumlahnya paling banyak dan memiliki fungsi untuk membawa oksigen dan nutrisi untuk jaringan -- jaringan tubuh melalui darah. Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf, yang merupakan sel gepeng berbentuk piringan dengan bagian tengahnya di kedua sisinya mencekung. Dalam eritrosit terkandung hemoglobin, sebuah molekul yang bisa bekerja mengikat oksigen. Hemoglobin akan diambil dari paru --paru , dan oksigen akan dilepaskan ketika eritrosit melewati pembuluh kapiler. Hemoglobin terbuat dari zat besi, maka dari itu hemoglobin bisa berwarna merah.

Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam limfa , hati , dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit dibentuk di sumsum tulang membranosa. 

Semakin bertambah usia seseorang, maka produktivitas sumsum tulangnya akan semakin turun. Kandungan sel darah merah dalam tubuh manusia ada sekitar 5 juta per milimeter kubik yang hanya bisa bertahan hidup selama 100 -- 120 hari, tetapi bila ada kelebihan jumlah oksigen dalam tubuh, akan terjadi peningkatan penghancuran sel yang disebabkan oleh neositolisis, sehingga umur sel darah merah bisa saja hanya sekitar 10 sampai 11 hari. 

Hal ini menunjukkan bahwa umur sel darah merah manusia bukan sesuatu yang pasti karena dapat disebabkan oleh faktor yang lain. Contohnya yaitu bayi yang baru lahir mempunyai sel darah merah yang hanya berumur sekitar 80 hari.

Sedangkan, proses pemecahannya adalah sel darah merah tua (berumur +- 120 hari) dihancurkan dalam hati oleh sel2 makrofag. Kemudian hemoglobin yang terdapat pada eritrosit akan diuraikan menjadi:

1. Globulin akan dimanfaatkan lagi untuk pembentukan Hb (haemoglobin) baru / antibodi

2. Fe2+akan diambil & disimpan di hati, kemudian akan dikirim ke sumsum tulang merah untuk pembentukan Hb baru dalam eritorsit (sel darah merah) yang baru

3. Hemin diubah menjadi

a. Bilirubin

Dioksidasi mejadi:

- Stercobilin (zat pewarna faeces)

- Urobilin (zat pewarna urine)

b. Biliverdin

Merupakan zat pewarna empedu yang akan disalurkan ke vesika urinaria (kantung kemih (kencing) & nantinya masuk ke pembuluh darah)

Nah, setelah kita mengetahui pengertian eritrosit, selanjutnya kita akan memahami lebih dalam lagi mengenai faktor yang lebih kuat yang menyebabkan eritrosit lemah dan berujung pecah. Apakah karena faktor umur eritrosit yang kurang dari 120 hari atau karena faktor aktivitas dan pekerjaan yang menghabiskan energi yang banyak?

Saya lebih setuju bahwa faktor aktivitas dan pekerjaan melemahkan eritrosit kita. Dewasa ini, orang -- orang saling bersaing satu sama lain di berbagai bidang agar dapat bertahan hidup. Ini memicu mereka untuk bekerja ekstra dan lebih cepat. Ini menyebabkan tubuh memerlukan banyak energi dan oksigen. 

Maka dari itu, sel darah merah harus bekerja ekstra untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Karena tekanan pada eritrosit yang terus -- menerus diberikan, menyebabkan eritrosit pun menjadi lebih cepat pecah. Selain itu, bila tubuh kita kekurangan hemoglobin yang mana digunakan untuk mengikat oksigen, maka peredaran darah dalam tubuh pun menjadi lambat. 

Ini menyebabkan umur eritrosit tidak lagi mencapai 120 hari. Kematian eritrosit ini menunjukkan bahwa bisa disebabkan oleh stress oksidatif yang adalah kerusakan oksidatif dalam sel , jaringan , organ tubuh yang dapat disebabkan oleh molekul yang disebut spesies oksigen reaktif (termasuk partikel yang disebut radikal bebas). Stress oksidatif disebabkan pula karena tubuh kekurangan antioksidian.

Radikal bebas memang menyebabkan degenerasi kualitas sel darah merah, apalagi yang sudah terlalu banyak terekspos radikal bebas. Dengan menurunnya kualitas sel darah merah, maka umur sel tersebut menjadi memendek. Umur sel darah merah berpengaruh terhadap lemah kuatnya suatu eritrosit. Semakin tua umur sel darah merah, maka daya elastisitas sel darah merah tersebut juga semakin melemah. Elastisitas sel merupakan pusat dari mekanisme penghapusan sel darah merah. 

Elastisitas sel salah satunya dipengaruhi oleh faktor konsentrasi hemogoblin. Hemoglobin (Hb) adalah protein kompleks yang terdiri atas protein, globin, dan pigmen hem yang mengandung zat besi ( yang adalah kandungan utama untuk eritrosit dan berpengaruh dalam kepadatan sel darah merah ). Konsentrasi dalam hemoglobin juga dipengaruhi oleh kadar air. Bila di dalam hemoglobin kita kekurangan air dapat menyebabkan penurunan elastisitas sel, sehingga dinding sel darah merah pun juga menjadi rapuh. 

Eritrosit membawa oksigen dan nutrisi yang diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh kapiler. Terbayang bukan bila eritrosit berkurang sifat elastisnya maka eritrosit akan sangat kesulitan saat melewati pembuluh kapiler yang sempit. Bila eritrosit sudah tidak elastis lagi, maka eritrosit akan tercepit di pembuluh kapiler dan bisa menyebabkan eritrofagositosis ( menelan sel -- sel asing ). Sebagian besar eritrosit pecah di dalam limpa karena terjepit sewaktu melewati merah limpa. 

Degenerasi elastisitas sel darah merah juga menyebabkan sel darah merah sukar memanjang ( tidak elastis lagi ) jadi dikenali oleh makrofag sebagai sel darah merah yang tua. Sama halnya seperti kita manusia, orang tua cenderung mengalami degredasi dalam kelenturan dibandingkan dengan orang yang masih berusia muda. Jadi, berlaku sama dengan eritrosit, yang tidak elastis dianggap tua. Bila eritrosit tersebut dianggap tua, maka akan disingkirkan dari pembuluh darah sehingga eritrosit pun menjadi lemah dan usia eritrosit tidak mencapai 120 hari karena terekspos radikal bebas.

Melakukan pekerjaan dengan sangat keras , pola waktu yang jelek sehingga hanya punya sedikit waktu istirahat , banyaknya aktivitas yang harus dilakukan merupakan pola hidup yang salah yang mana bisa menambah radikal bebas dalam tubuh. Perlu kita ketahui bahwa yang bisa menangkal radikal bebas dalam tubuh adalah antioksidian. 

Di dalam tubuh kita, menghasilkan suatu hormon yang paling efektif yang mengandung antioksidian dan sistem imun tubuh yaitu hormon melatonin. Hormon ini membantu manusia dalam tidur , memperlancar aliran darah , mengatasi dan mengendalikan kerusakan oksidatif. Bila kita hanya memiliki waktu tidur yang sedikit, produksi hormon melatonin pun menjadi berkurang karena produksi hormon melatonin bergantung pada tinggi rendahnya intensitas cahaya pada retina mata.

Nah, karena kerja keras yang begitu sibuk berpotensi besar menyebabkan kita stress dan frustasi. Bila kita terlalu stress dan frustasi, produksi hormon kortisol di dalam tubuh pun meningkat. Hormon kortisol adalah hormon yang berpotensi meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh. Kalau begini, diharapkan untuk tidak terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium tinggi karena dapat menyebabkan suhu dalam tubuh meningkat menjadi lebih panas yang dapat mengurangi umur eritrosit dan meningkatkan radikal bebas. 

Kadar hormon kortisol yang tinggi juga dapat menimbulkan suatu efek yang disebut dengan diuretik yang dapat memicu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hormon ini juga bisa menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia. Stress juga bisa pertanda otak sedang kekurangan oksigen. Untuk melakukan suatu pekerjaan tidak hanya dibutuhkan anggota badan, tetapi sangat diperlukan otak untuk berpikir.

Otak yang terlalu berpikir menjadi cepat stress sehingga mempengaruhi seluruh sistem tubuh, termasuk sistem peredaran darah. Karena otak yang stress kekurangan oksigen, maka eritrosit akan bolak -- balik menyalurkan oksigen ke otak yang menyebabkan eritrosit cepat rusak.

Selain aktivitas yang banyak dan stress akibat kesibukan, ada pula gaya hidup salah lainnya yang bisa memicu peningkatan radikal bebas, seperti kebiasaan merokok , kurangnya mengkonsumi sayuran dan buah -- buahan , terlalu sering terpapar polusi , olahraga yang berlebihan , minum minuman alkhohol. 

Bukti nyatanya adalah kita tahu bahwa Jepang adalah negara maju dan negara industri. Orang Jepang benar -- benar punya pola pikir bahwa "time is money", dapat terlihat bahwa orang -- orang Jepang jarang terlambat bekerja , kereta (transportasi umum) juga jarang sekali untuk terlambat datang , pekerja keras. Ini menandakan bahwa orang -- orang Jepang sangatlah orang -- orang yang sibuk bekerja dan hanya punya waktu sedikit untuk beristirahat.

Ini memiliki kaitan dengan penjelasan saya di atas, bahwa terlalu sibuk dan kurang istirahat dapat meningkatkan radikal bebas dalam tubuh sehingga umur eritrosit pun menjadi pendek. Kita menjadi lebih cepat lemah dan lesu. Bila kita ke Jepang, melihat orang tiba -- tiba tidur di jalan , pingsan di jalan , istirahat di mana pun itu sudah biasa karena saking lemasnya mereka akibat pekerjaan yang sangat banyak.

Maka dari itu berdasarkan penjelasan saya di atas, dapat disimpulkan bahwa argumen 1 dan argumen ke 2 sebenarnya memiliki kaitan satu sama lain, tetapi saya lebih memilih argumen 2 sebagai penjelasan dari essay kali ini karena alasan -- alasan yang sudah saya jelaskan di atas. Dewasa ini, orang jaman sekarang ini saling bersaing satu sama lain di segala bidangnya yang memicu mereka untuk bekerja semakin keras lagi agar tidak mau ketinggalan dengan yang lain.

 Keadaan ini memaksakan eritrosit untuk bekerja ekstra sehingga eritrosit pun akan cepat lemah dan tidak akan mencapai usia nya yang sesungguhnya yaitu 120 hari yang mana eritrosit seharusnya masih menjalankan fungsi utamanya yaitu mengedarkan oksigen yang telah diikat oleh hemoglobin ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah kapiler yang sempit. Karena faktor pekerjaan yang sibuk sehingga hanya punya waktu sedikit untuk istirahat yang menyebabkan menurunnya produksi hormon melatonin, yaitu hormon yang berfungsi mengendalikan radikal bebas dalam tubuh. 

Karena kesibukan dan persaingan di dunia nyata ini tidak mengherankan bila ini membuat kita semua stress dan frustasi yang mengakibatkan meningkatnya produksi hormon kortisol sehingga peningkatan radikal bebas dalam tubuh meningkat. Radikal bebas berpengaruh terhadap lemahnya eritrosit karena menurunkan kualitas eritrosit. Demikianlah essay yang saya buat kali ini. mohon maaf bila ada kesalahan kata yang kurang berkenan.

Sumber: 1, 2, 3, 4 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun