Mohon tunggu...
Clint Perdana
Clint Perdana Mohon Tunggu... Penulis - Just an Ordinary Learner

Menulis sebagai media bertukar pikiran, diskusi dan dakwah modern di tengah luas namun sempitnya dunia ini, mari berbagi!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menemukan Jalan Pulang dalam Labirin Keterikatan Komunitas

11 Juni 2023   08:44 Diperbarui: 11 Juni 2023   09:59 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by: Adesh Chopade - Wikimedia Commons 

Anggota komunitas pecinta buku tadi, bisa menentukan batasannya dalam mengikuti diskusi mingguan dan waktu membaca buku, sehingga dia tidak merasa terpaksa dan dapat menikmati kembali kegiatan tersebut.

Ketiga, "jangan ragu untuk beristirahat". Kita adalah manusia, bukan mesin. Kadangkala, yang kita butuhkan hanyalah waktu untuk diri sendiri. Jika komunitas mulai terasa menguras energi dan pikiran, ambil waktu untuk beristirahat. Bisa dengan mengambil cuti dari kegiatan komunitas atau mungkin sekadar mengambil waktu sejenak untuk merenung dan merilekskan diri.

Keempat, "mengomunikasikan perasaan". Jika rasa keterpaksaan dan keterikatan yang berlebihan mulai mengganggu, jangan ragu untuk berbicara. Diskusikan perasaan dan pemikiranmu dengan anggota lain atau pemimpin komunitas. Dalam banyak kasus, mereka mungkin saja merasakan hal yang sama. Dengan berbagi, solusi yang sebelumnya tidak terpikirkan bisa saja muncul.

Kelima, "selalu ingat alasanmu bergabung". Mengapa kamu memutuskan untuk menjadi bagian dari komunitas ini? Apa tujuanmu? Apa yang kamu harapkan? Menilik kembali alasanmu bergabung dapat membantu kamu memutuskan apakah kamu masih ingin terus menjadi bagian dari komunitas tersebut atau sebaliknya.

Dalam perjalanan kita sebagai anggota komunitas, pasti ada suka dan duka, pahit dan manis, harapan dan kekecewaan. Itu semua adalah bagian dari dinamika kehidupan. Jangan biarkan rasa keterpaksaan dan keterikatan berlebihan membelenggu diri kita. 

Ingatlah, burung merdeka yang terbang tinggi adalah mereka yang berani memutus belenggu dan memilih rute terbangnya sendiri.

Mari, kita jadi burung merdeka itu. Karena pada akhirnya, kita memiliki hak untuk memilih. Hak untuk menjadi bagian atau melepaskan diri. Hak untuk berkontribusi atau beristirahat. Hak untuk merasa nyaman dan sehat, baik secara fisik maupun mental. Pada akhirnya, semua pilihan ada di tangan kita.

Jadi, apakah kamu memilih untuk terus merasa terpaksa dan terikat, ataukah kamu akan memutuskan untuk merdeka dan mengejar apa yang sebenarnya kamu cari dari sebuah komunitas? Jawaban dari pertanyaan itu hanyalah kamu yang bisa menentukannya.

Perjalanan memang tak selalu mulus, tetapi jangan biarkan rasa tak nyaman itu mengendap dan berubah menjadi rasa terpaksa. Cobalah untuk terus belajar dan beradaptasi. Sebab, dalam setiap komunitas, ada pelajaran berharga yang bisa kita petik, baik dari segi pengetahuan, pengalaman, ataupun dalam bentuk pertemanan dan relasi.

Namun, jika kamu merasa sudah tak bisa lagi beradaptasi, jangan sungkan untuk berhenti. Ingatlah, bahwa tidak ada gunanya memaksakan diri untuk tetap berada dalam komunitas yang sudah tidak membuatmu bahagia atau tumbuh lagi.

Lebih baik untuk mencari komunitas lain yang mungkin bisa lebih sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasimu. Seperti pepatah yang mengatakan bahwa ada banyak jalan menuju Roma, ada banyak komunitas di luar sana yang mungkin jauh lebih cocok untukmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun