Judul artikel yang ringan namun berat bagi saya, tapi saya akan coba mulai dengan membayangkan bahwa Anda adalah seorang alien. Ya, alien, dengan segala keunikannya. Anda baru saja tiba di planet Bumi, tanpa petunjuk apa pun tentang cara hidup manusia. Anda melihat orang-orang dengan berbagai kebiasaan yang berbeda. Bagi Anda, semuanya tampak aneh. Tetapi bagi mereka, itu adalah norma, tradisi, atau 'cara biasa kita melakukan hal-hal'.
Menarik, kan? Jadi, apa yang kita anggap 'biasa' mungkin terasa asing bagi orang lain. Dan kadang-kadang, kita mempertahankan 'yang biasa' bukan karena itu benar atau salah, tetapi hanya karena... ya, itu sudah menjadi kebiasaan. Nah, mulai dari sini, mari kita bicarakan mengenai konsep 'membiasakan yang benar' versus 'membenarkan yang biasa'.
Pertama, perkenalkan, ada seorang bos di sebuah perusahaan. Bos ini selalu datang terlambat, namun selalu membenarkan dirinya dengan berkata, "Hei, ini sudah biasa kok, aku kan bos." Dia mungkin merasa bahwa dia berhak datang terlambat hanya karena posisinya. Bagaimana menurut Anda? Terdengar lucu, bukan? Tapi, itulah cara banyak orang membenarkan 'yang sudah biasa'. Tidak penting itu baik atau buruk, selama itu sudah menjadi kebiasaan, ya sudah.
Mari kita ambil contoh lain. Ada sebuah desa dengan tradisi melempar sampah ke sungai setiap pagi. "Itu sudah biasa, kita sudah melakukannya sejak dulu," kata mereka. Tapi, coba tanyakan pada ikan-ikan di sungai tersebut. Mereka mungkin berkata, "Bos, sampahmu itu merusak rumah kami, tahu?" Ya, bagaimanapun juga, ikan-ikan tersebut tidak bisa berbicara (tapi Anda mengerti maksud saya, kan?).
Kedua contoh di atas adalah ilustrasi bagaimana kita sering kali membenarkan sesuatu hanya karena itu sudah menjadi kebiasaan. Padahal, yang benar tidak selalu harus berhubungan dengan yang biasa. Seringkali, kita perlu 'membiasakan yang benar', meskipun itu berarti harus merubah tradisi atau kebiasaan lama.
Sekarang, bayangkan jika bos tersebut mulai datang tepat waktu dan menunjukkan contoh baik bagi karyawannya. Atau, bayangkan jika warga desa tersebut mulai membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan sungai. Itu akan menjadi kebiasaan baru yang lebih baik, bukan?
Jadi, bagaimana kita bisa mulai membiasakan yang benar? Pertama, kita perlu mengakui bahwa tidak semua yang biasa itu benar. Itu mungkin pil pahit untuk ditelan, tetapi setidaknya kita perlu mengakuinya. Kedua, kita perlu berani untuk merubah. Perubahan memang tidak mudah. Tapi seperti kisah seorang penari balet yang harus berlatih berjam-jam setiap hari untuk melompat sempurna, perubahan membutuhkan usaha dan konsistensi.
Ketiga, kita perlu menghargai proses dan berani menghadapi kritik. Bayangkan jika Anda adalah orang pertama di desa yang memutuskan untuk tidak membuang sampah ke sungai. Mungkin awalnya Anda akan dikritik dan dipandang aneh. Tapi, ingatlah bahwa setiap perubahan besar biasanya dimulai dengan langkah kecil.
Perubahan juga memerlukan komunikasi yang baik. Jika Anda ingin membantu orang lain untuk membiasakan yang benar, maka Anda perlu menjelaskan kenapa itu penting. Seperti guru yang baik, Anda harus mampu menjelaskan konsep yang rumit dengan cara yang mudah dipahami. Gunakan contoh yang relevan dan cerita yang menarik. Sebagai contoh, jika Anda ingin membujuk bos Anda untuk datang tepat waktu, Anda bisa menjelaskan bagaimana itu dapat meningkatkan produktivitas dan moral tim.
Untuk membiasakan yang benar, kita perlu berani melawan arus. Kita harus berani untuk menjadi 'alien' di planet kita sendiri. Kita harus berani untuk melihat dunia dari perspektif yang berbeda dan mempertanyakan apa yang kita anggap sebagai 'biasa'.
Sebagai contoh, di banyak perusahaan, kerja lembur sering kali dianggap sebagai sesuatu yang biasa. Namun, apakah itu benar? Apakah produktivitas seseorang benar-benar meningkat saat mereka bekerja berjam-jam tanpa henti? Atau apakah itu hanya mengakibatkan stres dan burnout? Mungkin sudah saatnya kita mulai membiasakan kebiasaan kerja sehat, seperti makan siang tepat waktu, beristirahat cukup, dan menyeimbangkan waktu kerja dengan waktu pribadi.
Akhirnya, memang tidak mudah untuk memecahkan pola dan mencoba sesuatu yang baru.Â
Tapi, seperti seorang petualang yang memutuskan untuk meninggalkan jalan yang sudah dikenal untuk mencari jalan baru, kita perlu berani mengambil risiko. Kita perlu berani untuk berpikir di luar kotak dan menantang status quo. Kita perlu berani untuk membiasakan yang benar, bukan hanya membenarkan yang sudah biasa.
Dalam perjalanan ini, kita mungkin akan menghadapi tantangan dan rintangan. Namun, ingatlah bahwa setiap perubahan membutuhkan waktu. Seperti tanaman yang membutuhkan waktu untuk tumbuh, perubahan juga membutuhkan waktu. Jadi, bersabarlah dan tetap berusaha.
Dalam kata-kata bijak Bob Marley, "Jangan khawatir tentang hal yang tidak bisa kamu ubah, cintai hal yang bisa kamu ubah, dan berani untuk membuat perubahan." Jadi, apa yang bisa kita ubah hari ini? Bagaimana kita bisa membiasakan yang benar dan berhenti membenarkan yang sudah biasa?
Kita semua memiliki kekuatan untuk membuat perubahan, baik itu besar atau kecil. Jadi, mari kita mulai sekarang. Ingatlah bahwa perubahan yang paling efektif sering kali berasal dari dalam diri sendiri. Seperti kaca yang mengembalikan pantulan, perubahan yang kita lakukan akan mempengaruhi orang lain di sekitar kita. Ketika kita berani untuk membiasakan yang benar, kita akan menjadi inspirasi bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Coba bayangkan jika setiap orang memutuskan untuk membuat satu perubahan positif setiap hari. Kita bisa mengubah dunia dalam satu hari! Kita bisa membiasakan yang benar dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk kita semua.
Namun, jangan lupa untuk bersikap fleksibel dan terbuka terhadap perubahan. Kita harus siap untuk belajar dan berkembang. Seperti pepatah bijak mengatakan, "Hanya orang bodoh yang tidak pernah berubah." Jadi, jangan takut untuk membuat kesalahan dan belajar dari mereka. Karena dalam setiap kesalahan, ada pelajaran yang bisa kita ambil.
Dalam perjalanan ini, kita mungkin akan menemui banyak rintangan. Tetapi ingatlah bahwa rintangan adalah bagian dari proses. Seperti layang-layang yang naik melawan angin, kita harus menggunakan rintangan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.
Jadi, bagaimana cara kita membiasakan yang benar dan berhenti membenarkan yang sudah biasa? Mulailah dengan diri sendiri. Buatlah perubahan kecil setiap hari dan lihatlah bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi dunia di sekitar Anda. Tetap berkomitmen terhadap perubahan dan jangan takut untuk keluar dari zona nyaman Anda.
Jadi kesimpulannya, semua ini bukanlah tugas yang mudah. Itu membutuhkan keberanian, ketekunan, dan komitmen. Tapi percayalah, perjuangan akan sepadan dengan hasilnya. Karena pada akhirnya, kita tidak hanya akan menciptakan dunia yang lebih baik untuk kita, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
Karena seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, "Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia."Â Jadi, mari kita mulai sekarang, mulai dari diri sendiri, dan biarkan perubahan tersebut merambah ke seluruh dunia.Â
Mari kita membiasakan yang benar dan berhenti membenarkan yang sudah biasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H