Mohon tunggu...
Clint Perdana
Clint Perdana Mohon Tunggu... Penulis - Just an Ordinary Learner

Menulis sebagai media bertukar pikiran, diskusi dan dakwah modern di tengah luas namun sempitnya dunia ini, mari berbagi!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Si Budi Menggambar Masa Depan: Sebuah Cerita tentang Investasi SBN

30 Mei 2023   15:27 Diperbarui: 30 Mei 2023   15:41 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pic by: Dave Daugdale; Source: Analyzing Financial Data 

Ditengah lamunan berpikir kemana lagi tarikan garis ini menari diatas kertas meja gambar arsitek saya di suatu siang terik namun ber AC di salah satu Gedung di Jakarta, pikiran saya tiba-tiba mempertanyakan tentang dunia investasi yang sepertinya menjadi "Bahasa Alien" bagi saya.

Hai, sebut saja nama saya Budi ...

Sebagai seorang freelancer arsitek yang mungkin cukup mapan, saya tiba-tiba terusik dengan fakta betapa masih "awam"nya saya kalau bicara tentang investasi, seperti anak SD yang baru belajar berhitung.

Investasi? Selama ini saya hanya mengenal tabungan, deposito, saham dan emas. Tidak sengaja mendengar obrolan client di awal hari tentang Surat Berharga Negara (SBN)? Apa itu SBN? Saya bertanya-tanya seperti itu, kok katanya investasi yang sangat aman dan menguntungan.

Saya sadar bahwa sebagai freelancer yang sukses, saya harus mempelajari tentang investasi lebih dalam khususnya si "alien" SBN ini.

Maka, saya memutuskan untuk melibatkan diri dalam petualangan mempelajari konsep, variasi, dan manfaat SBN.

Gampangnya dan paling umum pasti dimulai saat saya mengetik "Apa itu SBN?" di Google. Di layar komputer muncul definisi SBN. Simpelnya, SBN adalah instrumen investasi berbentuk surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.

Dengan membeli SBN, berarti kita meminjamkan uang kepada pemerintah yang akan dikembalikan dengan bunga. Wah, asyik juga ternyata.

Pertama-tama, saya mencoba memahami konsepnya. Konsepnya terdengar simpel, tetapi percayalah, saya merasa seperti sedang mencoba memahami hieroglif Mesir. Namun, saya tidak menyerah. Saya membaca berbagai artikel, mendengarkan podcast, bahkan mengikuti seminar online.

Banyak sekali orang yang memberikan nasehat bagaimana memilih SBN yang tepat, tetapi semuanya terasa seperti lelucon yang saya tidak mengerti punchlinenya.

Sebelum memulai petualangan ini, pengetahuan saya tentang investasi cukup terbatas. Saya tahu tentang deposito, saham, dan emas. Deposito terasa seperti main aman, dengan bunga yang rendah tetapi stabil (kecuali saham dalam hal ini, walaupun saya hanya tau tapi belum terjun kesana).

Saham? Itu seperti roller coaster yang siap memberi saya serangan jantung kapan saja. Dan emas, meskipun mengkilap cantik dan cenderung naik terus, tetapi saya butuh tantangan investasi baru untuk "ditaklukkan".

Namun, setelah bertemu dengan SBN, saya merasa seperti menemukan kunci harta karun yang selama ini tersembunyi. Dibandingkan dengan deposito, SBN menawarkan bunga yang lebih tinggi. Dibandingkan dengan saham, SBN memiliki risiko yang lebih rendah. Dan dibandingkan dengan emas, SBN memberikan hasil yang lebih konsisten dan lebih terprediksi.

Lebih dari itu, SBN juga memiliki fungsi sosial, dimana uang yang kita investasikan akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai proyek-proyek pembangunan (disini jiwa nasionalime saya terusik!).

Setelah membandingkan keempat jenis investasi ini, saya menyadari bahwa SBN memiliki kombinasi yang unik antara keuntungan dan risiko. Saya merasa bahwa SBN merupakan pilihan yang tepat bagi saya yang ingin memulai varian investasi dengan langkah yang lebih berhati-hati.

Kemudian saya menemukan berbagai jenis SBN seperti SBR (Savings Bond Ritel), ST (Sukuk Tabungan), SPN (Surat Perbendaharaan Negara), dan lain-lain. Setiap varian memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda-beda.

Saya mencoba memilih varian ST, tetapi lagi-lagi, saya merasa seperti sedang memilih makanan di restoran dengan menu dalam bahasa yang tidak saya kenal.

Pilihan-pilihan itu tampak seperti labirin bagi saya. Dari berbagai varian SBN tersebut, saya berusaha mencari yang paling sesuai dengan profil risiko saya. Memutuskan untuk membeli SBN membutuhkan pemahaman tentang diri sendiri dan situasi finansial, yang jujur saja, itu sulit!

Ketidakpastian dan ketakutan menjadi bagian terbesar dari perjalanan saya. Ketakutan bahwa saya mungkin memilih investasi yang salah, atau ketakutan bahwa saya tidak akan pernah memahami ini. Namun, kegigihan dan keinginan untuk tumbuh secara finansial mendorong saya untuk terus belajar.

Perlahan-lahan, seperti menyelesaikan puzzle, segalanya mulai membuat sense. Saya memahami bahwa saya harus memilih investasi berdasarkan risiko yang bisa saya tanggung.

Dengan demikian, saya memilih ST sebagai varian SBN yang cocok untuk saya. ST menawarkan bunga yang relatif tinggi dan waktu jatuh investasi yang tidak terlalu panjang, serta fitur floating with floor membuatnya ideal bagi saya yang ingin memulai perjalanan investasi ini dengan langkah yang lebih berhati-hati.

Oh iya, konsep floating with floor itu anggap saja "bantalan" bagi investasi kita yang akan menjamin imbal hasi kita tetap menarik di angka minimal walaupun tingkat suku bunga berubah lebih kecil dari floor rate.

Dan satu lagi keistimewaan ST yaitu dijamin halal sesuai syariah karena sudah mendapatkan fatwa halal dari DSN-MUI melalui akad wakalah (perwakilan) sebagai bentuk mandate dari investor kepada Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Selanjutnya, eksekusi pendaftaran dan pemesanan SBN pun saya lakukan dengan mudah dan praktis melalui Livin by Mandiri, platform keuangan digital Bank Mandiri yang memiliki pengalaman penggunaan yang intuitif bagi para orang awam.

Seolah mendapatkan hadiah setelah berjuang dalam medan perang, rasa bahagia meluap-luap dalam diri saya. Saya merasa seperti menemukan kunci atau peta harta karun yang tersembunyi.

Tidak ada yang lebih memuaskan daripada saat saya akhirnya berhasil membeli SBN dan merasa benar-benar nyaman dengan pilihan tersebut.

Namun, belajar dari perjalanan ini, investasi bukan tentang menemukan "harta karun" tersembunyi atau mendapatkan keuntungan yang besar dalam waktu singkat. Lebih dari itu, investasi adalah tentang disiplin, kesabaran, dan pemahaman. Itulah yang membuat saya terus belajar dan terus mengembangkan diri.

Perjalanan saya dalam dunia investasi ini, khususnya SBN, adalah sebuah rollercoaster ride. Terkadang saya merasa seperti berada di puncak dunia, dan lain kali merasa seperti jatuh ke jurang yang dalam, masih merasa "bodoh" tentang ini semua.

Namun, yang terpenting, saya tidak pernah berhenti belajar. Dan tentu saja, saya tidak pernah berhenti tertawa atas segala kebingungan dan kegagalan yang saya alami sepanjang perjalanan ini.

Pada akhirnya, memahami SBN bukan hanya tentang memahami istilah dan konsepnya, tetapi juga tentang memahami diri kita sendiri. Pilihan investasi harus disesuaikan dengan profil risiko kita. Saya belajar bahwa tidak ada investasi yang 'salah' atau 'benar', tetapi ada investasi yang 'cocok' dan 'tidak cocok' dengan kita.

The biggest risk of all is not taking one - Mellody Hibson (CO-CEO of Ariel Investment)

Menjadi arsitek dan menjadi investor ternyata memiliki banyak kesamaan. Dalam kedua hal tersebut, kita harus memahami konsep dan detailnya, harus memahami diri kita sendiri, dan harus memiliki keberanian untuk mengambil risiko.

Hanya saja, dalam dunia investasi, kita tidak hanya mendesain bangunan, tetapi juga masa depan kita.

Akhirnya, bagi siapa saja yang mungkin berada di posisi yang sama dengan saya beberapa waktu lalu, saya ingin berbagi pesan ini: tidak masalah jika awalnya kita merasa bingung dan takut. Jangan takut untuk belajar dan membuat kesalahan (asal terukur).

Tertawa atas kebingungan dan kegagalan kita, dan terus belajar. Perjalanan kita dalam memahami SBN mungkin akan penuh tantangan, tetapi percayalah, setiap tantangan pasti ada solusinya. Dan siapa tahu, mungkin suatu hari nanti, kita akan tertawa melihat betapa lucunya kita ketika pertama kali belajar memahami SBN.

Kini, saya tidak hanya seorang arsitek, tetapi juga seorang investor yang lebih paham dan berani. Saya merasa lebih siap untuk membangun masa depan saya dan keluarga dengan lebih baik dan pruden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun