Mohon tunggu...
Clean Qurrota Ayun
Clean Qurrota Ayun Mohon Tunggu... Lainnya - SEO Writer

Charm chaser🪷 Business inquires 💌 at Instagram @Cleanqurrota

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kedai Rukun, Surga Makanan Rumahan yang Otentik di Jogja

12 Agustus 2024   20:01 Diperbarui: 12 Agustus 2024   20:49 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkunjung ke Jogjakarta terasa belum sempurna tanpa meluangkan waktu untuk menikmati kekayaan kulinernya. Jika banyak orang merekomendasikan Gudeg Yu Djum, Ayam Pedas Artomoro, atau Lumpia Sami Jaya sebagai tempat yang wajib dikunjungi saat ke Jogja, maka saya ingin merekomendasikan tempat lain yang tak kalah istimewa. 

Tempat makan dengan konsep yang unik, menawarkan suasana hangat dan sederhana seperti makan di rumah sebagai nilai yang tak terbeli. Dengan hidangan khas Jogja yang mengunggah selera. Kedai Rukun namanya. Sobat Kompasiana bisa mencarinya di Google atau Google Maps dengan nama Kedai Rukun Lokal Cruisine and Brew. Beberapa waktu lalu saya berkunjung kesana, dan sedikit ingin berbagi perjalanan kuliner saya di Kedai Rukun. 

Sejarah Kedai Rukun 

“Aku tahu Kedai Rukun dari buku Jogja Bawah Tanah, ada tulisan mas Dharma Putra soal Kedai Rukun.” begitu awal patner kulineran saya bercerita saat kami sedang asyik menikmati hidangan rumah di halaman Kedai Rukun.

Konon, Kedai Rukun ini berasal dari resep ibu pemiliknya, Mas Bagus atau yang kerap disapa Bigoth. Dari dulu memang ibunya senang memasak dan menyajikan masakan rumahan. Saat awal buka, Kedai Rukun hanya menyajikan dua menu andalan, brongkos dan bakmoy. Bapaknya lah yang dahulu ingin membukakan warung bakmoy untuk istri tercinta, namun belum sampai terwujud karena ajal menjemputnya terlebih dahulu. Jadilah Kedai Rukun ini berdiri sebagai wujud cita-cita bapaknya. Begitu kurang lebih penjelasan patner kuliner saya mengenai Kedai Rukun.

Memang, ketika berkunjung kesana, lekat sekali kehangatan dan kesederhaan tampak dari suasana yang disuguhkan. Sebuah rumah yang tidak terlalu luas, dengan lantai plester hitam. Di tengah ruangan nampak kursi tua lengkap dengan meja tamu, hangat dan membuat hati penuh. Sayangnya hari itu cukup penuh, jadi saya dan patner kulineran saya dapat tempat duduk di halaman, di bawah pohon rindang yang tetap teduh ditemani dengan semilir angin. 

Menu Kedai Rukun 

Sumber: Dokumentasi pribadi penulis 
Sumber: Dokumentasi pribadi penulis 

Menu yang ditawarkan Kedai Rukun sangat beragam, yang awalnya hanya bakmoy dan brongkos saja kini sudah tersedia kurang lebih 10 menu hidangan rumah khas Jogja. Diantaranya, Harang Asam, Sapi Pedas, Bakmoy Ayam, Sayur Bening, Sego Manten+Sup, Sayur Ndeso, Semur Ayam CCG, Manggut Lele, Gule Ayam dan Nasi Rames. Pilihan minumannya juga sangat beragam, mulai dari Es Susu Tape, Tape Biasa, Teh Tawar dan Teh Manis, Jeruk, hingga Bons Kombucha. 

Saat berkunjung, saya dan patner kuliner memesan Manggut Lele dan Harang Asam. Untuk minumnya, kami sepakat memilih Es Susu Tape. Sebetulnya saya hanya ikut-ikutan memilih minumnya, tapi dari namanya terlihat menarik. Tak berselang lama, dua menu hidangan istimewa mendarat di meja kami, beserta minuman dengan warna cantik yang terlihat segar.

Kami bergegas mengambil nasi, oiya di Kedai Rukun, nasi bisa ambil sepuasnya dengan catatan sobat Kompasiana mampu menghabiskannya. Kami mengambil satu centong lebih sedikit, maklum makan siangnya sedikit telat jadi rasa lapar mata menguasai. Tak lupa juga mengambil kerupuk sebagai pelengkap. 

Kami membuka kulineran kali ini dengan mencicipi Es Susu Tape terlebih dahulu. Menyeruput sedikit dan menemukan rasa yang unik. Perpaduan tape ketan hijau yang manis dengan susu ternyata manisnya pas dan menyegarkan, tepat seperti apa yang nampak saat kami pertama melihatnya. Dari sini kami sudah tahu mengapa tempat ini direkomedasikan dan wajib dimasukkan dalam daftar kulineran saat berkunjung ke Jogja. 

Meski tak mau beranjak dari kesegaran Es Susu Tape yang melenakan, tapi tampilan Manggut Lele tak kalah menggugah selera. Segera saya mencicipi kuah Manggut Lele yang terhidang di depan mata. Saya cukup kaget dengan rasanya, sebab sebelumnya sempat underestimate dalam hati. Tapi wow, ternyata perpaduan antara rasa gurih, berempah dan sedikit pedas berhasil menggoyang lidah. Entah mengapa meski berempah rasanya tetap ringan dan nyaman di mulut. Mendadak kehangatan masuk ke hati saya, sambil tersenyum saya bilang, ‘harus lebih banyak orang yang tahu masakan mas ibunya Mas Bigoth ini!’

Saya tak melewatkan mencicipi Harang Asam milik patner kulineran saya. Mencicipi sedikit saja, tetapi sudah cukup memberitahu bahwa ini memang masakan masterpiece. Rasa asam, gurih dan pedas berpadu menghasilkan hidangan yang ciamik. Tidak overcook seperti masakan rumahan yang biasa saya cicipi. Sambil mencicipi saya bilang ke patner kulineran saya ‘Bapak kalo diajak ke sini pasti senang, karena beliau suka sekali masakan rumahan semacam ini’. Kedai Rukun memang sesuai namanya, Rumah Kunjungan Nikmat. 

Tips Berkunjung ke Kedai Rukun 

Sebagai orang yang juga baru pertama kali mengunjungi Kedai Rukun, maka mungkin ada 3 hal yang harus sobat Kompasiana perhatikan jika ingin makan dengan tenang. Simak berikut ini!

1. Lebih baik datang pakai motor

Berada di gang sempit daerah Kadipiro, rasanya lebih mudah menjangkau Kedai Rukun menggunakan kendaraan roda dua. Awal saya datang menggunakan maps, sempat ragu karena saya benar-benar masuk ke sebuah gang. Saya pikir mana ada warung makan tersohor di gang. Tapi setelah beberapa waktu saya menemukannya.

Bisa sih jika sobat Kompasiana datang dengan roda 4, tetapi harus parkir di luar gang. Kemudian berjalan sedikit masuk. Saat berkunjung saya sempat melihat beberapa calon pembeli berjalan kaki. Sepertinya memang sengaja Kedai Rukun begitu, sebab pada tiang kedai dituliskan ‘Tidak menerima parkir khusus mobil apalagi pesawat’. Ada-ada saja memang. 

2. Datang siang hari

Satu hal yang saya rasa juga sedikit aneh, tapi jadi ciri khas Kedai Rukun. Kedai milik Mas Bigoth ini buka pukul 13.00 WIB. Dalam pikiran saya, tentu nggak bisa kalau orang kantoran mau makan siang disini sebab sudah habis waktu istirahatnya. Waktu itu saya datang tepat pukul 13.00 WIB, sepertinya memang baru buka karena hanya ada segelintir orang saja.

3. Cek media sosialnya sebelum berkunjung

Belakangan saya baru tahu, kalau Kedai Rukun dibangun benar-benar mengutamakan kerukunan hidup bertetangga. Kedai Rukun dengan senang hati menutup kedai jika ada acara warga sekitar tapi tetap mengusahakan untuk buka setiap hari. Jadi jika ingin berkunjung, sebaiknya mengecek media sosialnya terlebih dahulu untuk memastikan kedai buka. Akun resmi instagramnya memiliki alamat @kedairukun.

Nah, itu tadi sedikit cerita kulineran saya di Kedai Rukun. Kalo Sobat Kompasiana pernah berkunjung atau merasa informasi ini bermanfaat bisa like dan komen ya, terimakasih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun