Kami bergegas mengambil nasi, oiya di Kedai Rukun, nasi bisa ambil sepuasnya dengan catatan sobat Kompasiana mampu menghabiskannya. Kami mengambil satu centong lebih sedikit, maklum makan siangnya sedikit telat jadi rasa lapar mata menguasai. Tak lupa juga mengambil kerupuk sebagai pelengkap.Â
Kami membuka kulineran kali ini dengan mencicipi Es Susu Tape terlebih dahulu. Menyeruput sedikit dan menemukan rasa yang unik. Perpaduan tape ketan hijau yang manis dengan susu ternyata manisnya pas dan menyegarkan, tepat seperti apa yang nampak saat kami pertama melihatnya. Dari sini kami sudah tahu mengapa tempat ini direkomedasikan dan wajib dimasukkan dalam daftar kulineran saat berkunjung ke Jogja.Â
Meski tak mau beranjak dari kesegaran Es Susu Tape yang melenakan, tapi tampilan Manggut Lele tak kalah menggugah selera. Segera saya mencicipi kuah Manggut Lele yang terhidang di depan mata. Saya cukup kaget dengan rasanya, sebab sebelumnya sempat underestimate dalam hati. Tapi wow, ternyata perpaduan antara rasa gurih, berempah dan sedikit pedas berhasil menggoyang lidah. Entah mengapa meski berempah rasanya tetap ringan dan nyaman di mulut. Mendadak kehangatan masuk ke hati saya, sambil tersenyum saya bilang, ‘harus lebih banyak orang yang tahu masakan mas ibunya Mas Bigoth ini!’
Saya tak melewatkan mencicipi Harang Asam milik patner kulineran saya. Mencicipi sedikit saja, tetapi sudah cukup memberitahu bahwa ini memang masakan masterpiece. Rasa asam, gurih dan pedas berpadu menghasilkan hidangan yang ciamik. Tidak overcook seperti masakan rumahan yang biasa saya cicipi. Sambil mencicipi saya bilang ke patner kulineran saya ‘Bapak kalo diajak ke sini pasti senang, karena beliau suka sekali masakan rumahan semacam ini’. Kedai Rukun memang sesuai namanya, Rumah Kunjungan Nikmat.Â
Tips Berkunjung ke Kedai RukunÂ
Sebagai orang yang juga baru pertama kali mengunjungi Kedai Rukun, maka mungkin ada 3 hal yang harus sobat Kompasiana perhatikan jika ingin makan dengan tenang. Simak berikut ini!
1. Lebih baik datang pakai motor
Berada di gang sempit daerah Kadipiro, rasanya lebih mudah menjangkau Kedai Rukun menggunakan kendaraan roda dua. Awal saya datang menggunakan maps, sempat ragu karena saya benar-benar masuk ke sebuah gang. Saya pikir mana ada warung makan tersohor di gang. Tapi setelah beberapa waktu saya menemukannya.
Bisa sih jika sobat Kompasiana datang dengan roda 4, tetapi harus parkir di luar gang. Kemudian berjalan sedikit masuk. Saat berkunjung saya sempat melihat beberapa calon pembeli berjalan kaki. Sepertinya memang sengaja Kedai Rukun begitu, sebab pada tiang kedai dituliskan ‘Tidak menerima parkir khusus mobil apalagi pesawat’. Ada-ada saja memang.Â
2. Datang siang hari
Satu hal yang saya rasa juga sedikit aneh, tapi jadi ciri khas Kedai Rukun. Kedai milik Mas Bigoth ini buka pukul 13.00 WIB. Dalam pikiran saya, tentu nggak bisa kalau orang kantoran mau makan siang disini sebab sudah habis waktu istirahatnya. Waktu itu saya datang tepat pukul 13.00 WIB, sepertinya memang baru buka karena hanya ada segelintir orang saja.