Mohon tunggu...
claudysaska
claudysaska Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya seorang mahasiswa fakultas ekonomi yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kenapa Karyawan Tetap Bertahan Meski Gajinya Kecil?

2 Februari 2025   12:39 Diperbarui: 2 Februari 2025   12:39 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Banyak orang menganggap gaji sebagai faktor utama yang membuat seseorang betah di sebuah perusahaan. Tapi kenyataannya, banyak karyawan tetap bertahan meskipun gajinya lebih kecil dibandingkan standar industri atau tawaran kerja lain. Ini menunjukkan bahwa ada banyak faktor selain uang yang membuat seseorang memilih untuk tetap bekerja di tempat yang sama.

Alasan Karyawan Bertahan Meski Gaji Kecil
1. Work-Life Balance yang Lebih Baik
Salah satu alasan terbesar karyawan bertahan adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau work-life balance. Sekarang, semakin banyak orang yang lebih mengutamakan fleksibilitas kerja dibandingkan sekadar gaji tinggi.
Contohnya:
*Bisa kerja dari rumah atau kerja secara hybrid beberapa hari dalam seminggu.
*Jam kerja fleksibel yang memungkinkan karyawan mengatur waktu sendiri.
*Kebijakan cuti yang lebih longgar dan tidak terlalu kaku.

Banyak orang rela menerima gaji lebih kecil demi punya lebih banyak waktu untuk keluarga, hobi, atau sekadar menghindari stres karena pekerjaan yang terlalu berat. Lingkungan kerja yang terlalu menekan, meskipun bayarannya tinggi, sering kali bikin karyawan cepat burnout dan akhirnya memilih untuk resign.

2. Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Positif
Gaji besar tidak akan berarti kalau lingkungan kerja tidak nyaman. Banyak karyawan bertahan karena mereka merasa betah dengan rekan kerja, atasan, dan budaya kerja di perusahaan.

Faktor-faktor yang bikin lingkungan kerja nyaman antara lain:
*Rekan kerja yang suportif: Bisa kerja sama tanpa drama dan politik kantor.
*Atasan yang baik: Mendukung, menghargai kerja keras, dan tidak otoriter.
*Suasana kerja yang santai: Tidak ada tekanan berlebihan, target tidak masuk akal, atau jam kerja yang kelewat panjang.
Banyak orang memilih tetap di perusahaan karena mereka sudah merasa cocok dengan timnya, meskipun ada tawaran kerja dengan gaji lebih tinggi di luar sana.

3. Kesempatan Belajar dan Berkembang
Bagi sebagian orang, pekerjaan bukan sekadar mencari nafkah, tapi juga tempat untuk belajar dan berkembang. Jika perusahaan menawarkan peluang pengembangan diri yang baik, karyawan bisa rela menerima gaji yang lebih kecil karena melihat prospek jangka panjang.

Peluang ini bisa berupa:
*Pelatihan dan sertifikasi: Membantu karyawan meningkatkan keterampilan mereka.
*Mentoring dari senior atau atasan: Membantu karyawan berkembang lebih cepat.
*Jalur karier yang jelas: Ada peluang naik jabatan dan peningkatan gaji di masa depan.
Misalnya, seorang fresh graduate mungkin memilih bekerja di startup dengan gaji lebih rendah karena bisa belajar banyak hal dibandingkan masuk ke perusahaan besar dengan pekerjaan yang lebih monoton.

4. Pekerjaan yang Bermakna dan Memberikan Kepuasan
Ada juga orang yang bertahan bukan karena uang, tapi karena mereka merasa pekerjaannya punya dampak positif atau memberikan kepuasan pribadi.

Contohnya:
*Guru atau dosen yang tetap mengajar di sekolah atau kampus negeri meskipun gajinya lebih kecil dibandingkan bekerja di sekolah swasta atau perusahaan.
*Pekerja sosial atau aktivis yang memilih bekerja di organisasi non-profit karena ingin membantu masyarakat.
*Pekerja seni atau kreatif yang tetap bertahan di bidangnya meskipun penghasilannya tidak menentu, karena mereka mencintai apa yang mereka lakukan.
Bagi mereka, kepuasan dalam bekerja lebih penting dibandingkan sekadar angka di slip gaji.

Apakah Gaji Kecil Bisa Membuat Karyawan Resign?
Meskipun banyak faktor bisa membuat karyawan bertahan, kalau gajinya terlalu kecil dan tidak ada manfaat lain, cepat atau lambat mereka akan mempertimbangkan untuk pindah. Apalagi dengan semakin mudahnya akses informasi, karyawan bisa membandingkan gaji mereka dengan standar industri dan melihat peluang yang lebih baik di tempat lain.

Kalau gaji tidak bisa langsung dinaikkan, perusahaan bisa mencoba menawarkan kompensasi lain seperti:
*Tunjangan tambahan, seperti asuransi kesehatan atau subsidi transportasi.
*Fleksibilitas kerja, seperti opsi remote working atau jam kerja yang lebih fleksibel.
*Bonus berbasis kinerja, supaya karyawan tetap merasa dihargai.
*Program pelatihan dan pengembangan, untuk meningkatkan keterampilan karyawan.
*Sistem profit-sharing, di mana karyawan bisa mendapat bagian dari keuntungan perusahaan.

Gaji memang penting, tapi bukan satu-satunya alasan seseorang bertahan di sebuah perusahaan. Work-life balance, lingkungan kerja yang nyaman, kesempatan berkembang, dan makna dalam pekerjaan sering kali menjadi faktor yang lebih kuat dibandingkan sekadar angka di slip gaji.

Namun, perusahaan juga tidak bisa mengabaikan gaji sepenuhnya. Jika kompensasi yang diberikan terlalu rendah dan tidak diimbangi dengan manfaat lain, karyawan bisa kehilangan motivasi dan akhirnya memilih mencari pekerjaan di tempat lain.

Kombinasi antara gaji yang layak dan lingkungan kerja yang mendukung adalah kunci utama untuk menjaga loyalitas karyawan dan menciptakan tempat kerja yang sehat serta produktif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun