DIET RENDAH KARBOHIDRATÂ
Klaudia Putri
1Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Teuku Umar
Abstract
Low-carb diets (LCDs) and their impact on health and weight loss. Originally used for the treatment of diabetes, low-carb diets are now popular as an intervention for weight loss. Three main arguments underlie carbohydrate diets. Despite the advantages, carbohydrate diets have disadvantages such as long-term health risks. Research shows that low-carb diets can result in significant weight loss and improvements in cardiovascular risk factors. This article reviews low-carbohydrate diets, advantages and disadvantages of carbohydrate diets, carbohydrate diets for health.Â
Keywords: Carbohydrates, Low-Carb Diet, Health, Weight LossÂ
Abstrak
Diet rendah karbohidrat (LCD) dan dampaknya terhadap kesehatan serta penurunan berat badan. Diet rendah karbohidrat awalnya digunakan untuk pengobatan diabetes, kini populer sebagai intervensi untuk mengurangi berat badan. Tiga argumen utama mendasari diet karbohidrat. Meskipun ada keuntungan, diet karbohidrat memiliki kerugian seperti risiko kesehatan jangka panjang. Penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dapat menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan dan perbaikan faktor risiko kardiovaskular. Artikel ini mengulas diet rendah karbohidrat, keuntungan dan kerugian diet karbohidrat, diet karbohidrat bagi kesehatan.
Kata Kunci : Karbohidrat, Diet Rendah, Kesehatan, Penurunan Berat Badan
PendahuluanÂ
Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi untuk aktivitas sel secara biologis melalui proses glikolisis. Proses glikolisis dimulai dari perubahan molekul glukosa manjadi molekul piruvat. (Henggu, K. U., & Nurdiansyah, Y., 2021). Secara umum metabolisme karbohidrat berfokus pada penggunaan glukosa sebagai bahan bakar utama dalam aktivitas sel pada organisme. (Henggu, K. U., & Nurdiansyah, Y., 2021).
Minat pada diet rendah karbohidrat (LCD) dimulai dengan adopsi sebagai pengobatan diabetes selama era pra-insulin hingga kebangkitan LCD baru-baru ini sebagai intervensi untuk mengurangi berat badan. Setelah ketersediaan insulin yang luas, American Diabetes Association (ADA) menyarankan orang dengan diabetes untuk mengonsumsi diet karbohidrat sedang yang terdiri dari proporsi kalori tetap yang berasal dari tiga makronutrien utama yaitu karbohidrat, lemak dan protein. (Ikan Moradian, 2020).
Tiga argumen umum merupakan dasar pemikiran untuk diet rendah karbohidrat yaitu karbohidrat dapat meningkatkan penambahan berat badan melalui stimulasi pelepasan insulin dan rasa lapar, beban glikemik (hasil dari indeks glikemik dan kandungan karbohidrat) dikaitkan dengan efek kesehatan jangka panjang yang merugikan, dan konsumsi karbohidrat yang mudah dicerna terutama gula pasir meningkatkan obesitas dan penyakit penyerta yang terkait dengannya. (Ikan Moradian, 2020).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai studi yang relevan dengan topik protein dalam diet seimbang dan dampaknya terhadap energi dan kesehatan. Sumber data utama adalah artikel penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah yang diakses melalui database seperti Google Scholar. Pengumpulan data dilakukan melalui literatur yang relevan diidentifikasi melalui pencarian kata kunci seperti "karbohidrat", "diet rendah karbohidrat", "kesehatan," dan "penurunan berat badan." Data yang dikumpulkan mencakup informasi tentang diet rendah karbohidrat, kelebihan dan kekurangan diet rendah karbohidrat, dan hasil kesehatan terkait. Analisis data dikumpulkan dianalisis secara kualitatif untuk mengidentifikasi tema-tema utama dan temuan-temuan penting. Hasil dianalisis untuk menilai dampak dari diet karbohidrat untuk kesehatan maupun penurunan berat badan.
Hasil dan Pembahasan
Diet Rendah Karbohidrat
Pedoman diet untuk orang Amerika American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan karbohidrat membentuk 45 hingga 65 persen dari total asupan kalori harian, konsumsi rendah karbohidrat dapat didefinisikan sebagai pengurangan karbohidrat hingga <45% dari total kalori. (Ikan Moradian, 2020). Meskipun konsumsi karbohidrat yang dapat dicerna melepaskan insulin dan hormon ini bersifat adipogenik, diet rendah kalori menghasilkan penurunan berat badan yang bermakna secara klinis, terlepas dari makronutrien mana yang ditekankan.
Keuntungan dan Kerugian Diet Rendah Karbohidrat
Keuntungan diet rendah karbohidrat yaitu membantu penurunan berat badan jangka pendek, membantu kontrol glikemik pada penderita diabetes, ketika ketosis terjadi dengan pembatasan karbohidrat yang parah <50gm karbohidrat per hari nafsu makan berkurang. Sedangkan untuk kerugian diet rendah karbohidrat yaitu menghilangkan makanan bergizi tertentu dari pola makan, mungkin terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi dari waktu ke waktu, ketosis dikaitkan dengan halitosis, mual, kelelahan, ketidakmampuan berolahraga serta ketidakseimbangan volume dan elektrolit. Selain itu, juga berpotensi efek buruk jangka panjang terhadap kesehatan misalnya pengeroposan tulang, batu ginjal, asam urat. (Iklan Moradian, 2020).
Beberapa uji klinis telah menemukan bahwa penurunan berat badan yang signifikan terkait dengan LCD disertai perbaikan faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, resistensi insulin, dan profil lipid plasma yang lebih baik. Baik ADA maupun Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes (EASD) mendukung penggunaan LCD jangka pendek untuk penurunan berat badan dan pengendalian glikemik. (Ikan Moradian, 2020).
Diet Karbohidrat bagi Kesehatan
Studi observasional menunjukkan bahwa konsumsi makanan dengan beban glikemik tinggi dikaitkan dengan hasil kesehatan yang buruk. Sebuah kelompok di Italia beranggotakan 47.749 orang, beban glikemik makanan tinggi dan asupan karbohidrat dari makanan indeks glikemik tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (PJK) secara keseluruhan pada wanita tetapi tidak pada pria. Selain itu, terdapat sebuah tinjauan sistematis terhadap 37 studi kohort prospektif tentang efek beban glikemik dan risiko penyakit kronis, ditemukan bahwa konsumsi makanan indeks glikemik rendah atau beban glikemik rendah secara independen dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis tertentu. Pada diabetes dan penyakit jantung, perlindungannya sebanding dengan yang terlihat pada biji-bijian utuh dan asupan serat tinggi. (Iklan Moradian, 2020).
Diet rendah karbohidrat menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dan pengurangan faktor risiko kardiovaskular pada 12 bulan dibandingkan dengan diet rendah lemak di antara orang dewasa obesitas kulit hitam dan putih yang tidak menderita diabetes, penyakit kardiovaskular atau penyakit ginjal. (Bazzano, dkk. 2014). Diet karbohidrat terjadi penurunan sedang pada tekanan darah dan glukosa plasma, insulin serum, dan kadar kreatinin serum yang tidak berbeda secara signifikan antar kelompok. Bagi orang yang menjalani diet rendah karbohidrat mengalami penurunan kadar CRP yang lebih besar daripada mereka yang menjalani diet rendah lemak. (Bazzano, dkk. 2014).
Pentingnya mempertimbangkan kualitas makronutrien pada diet rendah karbohidrat (LCD) ketika menilai hubungan dengan perubahan berat badan untuk mendukung penekanan pada kelompok makanan lebih sehat sebagai pendekatan yang efektif untuk manajemen berat badan. Diketahui bahwa kandungan serat lebih tinggi dapat meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Selain itu, mengonsumsi minyak tak jenuh dari sumber nabati (kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun) dikaitkan dengan hasil berat badan lebih baik dan berkurangnya risiko kardiometabolik. Berbeda dengan lemak jenuh dari sumber hewani yang dikaitkan dengan meningkatnya peradangan, resistensi insulin, dan risiko lebih tinggi terhadap kenaikan berat badan dan obesitas. Selain itu, mengonsumsi karbohidrat olahan dan gula tambahan menyebabkan fluktuasi cepat kadar glukosa darah menyebabkan peningkatan rasa lapar dan asupan kalori. (Liu, 2023).
Kesimpulan
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh melalui proses glikolisis, dimana glukosa diubah menjadi piruvat.  Diet rendah karbohidrat dapat menjadi strategi yang efektif untuk penurunan berat badan dan pengendalian glikemik, dengan manfaat signifikan dalam memperbaiki faktor risiko kardiovaskular. Meskipun demikian, potensi efek samping jangka panjang dan hilangnya nutrisi penting dari makanan bergizi harus dipertimbangkan. Kualitas makronutrien, seperti memilih sumber lemak sehat dan karbohidrat yang tinggi serat, sangat penting dalam mendukung keberhasilan diet ini. Oleh karena itu, perlunya pendekatan  seimbang dan berorientasi pada kesehatan sangat dianjurkan saat menerapkan diet rendah karbohidrat.
Daftar PustakaÂ
Henggu, K. U., & Nurdiansyah, Y. (2021). Review dari Metabolisme Karbohidrat, Lipid, Protein, dan Asam Nukleat. QUIMICA: Jurnal Kimia Sains dan Terapan, 3(2), 9-17. doi: 10.33059/jq.v3i2.5688.
Mooradian, A. D. (2020). The merits and the pitfalls of low carbohydrate diet: a concise review. The Journal of nutrition, health and aging, 24(7), 805-808. doi: 10.1007/s12603-020-1417-1
Bazzano, L. A., Hu, T., Reynolds, K., Yao, L., Bunol, C., Liu, Y., ... & He, J. (2014). Effects of low-carbohydrate and low-fat diets: a randomized trial. Annals of internal medicine, 161(5), 309-318. doi:10.7326/M14-0180.
Liu, B., Hu, Y., Rai, S. K., Wang, M., Hu, F. B., & Sun, Q. (2023). Low-Carbohydrate Diet Macronutrient Quality and Weight Change. JAMA Network Open, 6(12), e2349552-e2349552. doi:10.1001/jamanetworkopen.2023.49552.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H