Minat pada diet rendah karbohidrat (LCD) dimulai dengan adopsi sebagai pengobatan diabetes selama era pra-insulin hingga kebangkitan LCD baru-baru ini sebagai intervensi untuk mengurangi berat badan. Setelah ketersediaan insulin yang luas, American Diabetes Association (ADA) menyarankan orang dengan diabetes untuk mengonsumsi diet karbohidrat sedang yang terdiri dari proporsi kalori tetap yang berasal dari tiga makronutrien utama yaitu karbohidrat, lemak dan protein. (Ikan Moradian, 2020).
Tiga argumen umum merupakan dasar pemikiran untuk diet rendah karbohidrat yaitu karbohidrat dapat meningkatkan penambahan berat badan melalui stimulasi pelepasan insulin dan rasa lapar, beban glikemik (hasil dari indeks glikemik dan kandungan karbohidrat) dikaitkan dengan efek kesehatan jangka panjang yang merugikan, dan konsumsi karbohidrat yang mudah dicerna terutama gula pasir meningkatkan obesitas dan penyakit penyerta yang terkait dengannya. (Ikan Moradian, 2020).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode tinjauan literatur untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai studi yang relevan dengan topik protein dalam diet seimbang dan dampaknya terhadap energi dan kesehatan. Sumber data utama adalah artikel penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah yang diakses melalui database seperti Google Scholar. Pengumpulan data dilakukan melalui literatur yang relevan diidentifikasi melalui pencarian kata kunci seperti "karbohidrat", "diet rendah karbohidrat", "kesehatan," dan "penurunan berat badan." Data yang dikumpulkan mencakup informasi tentang diet rendah karbohidrat, kelebihan dan kekurangan diet rendah karbohidrat, dan hasil kesehatan terkait. Analisis data dikumpulkan dianalisis secara kualitatif untuk mengidentifikasi tema-tema utama dan temuan-temuan penting. Hasil dianalisis untuk menilai dampak dari diet karbohidrat untuk kesehatan maupun penurunan berat badan.
Hasil dan Pembahasan
Diet Rendah Karbohidrat
Pedoman diet untuk orang Amerika American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan karbohidrat membentuk 45 hingga 65 persen dari total asupan kalori harian, konsumsi rendah karbohidrat dapat didefinisikan sebagai pengurangan karbohidrat hingga <45% dari total kalori. (Ikan Moradian, 2020). Meskipun konsumsi karbohidrat yang dapat dicerna melepaskan insulin dan hormon ini bersifat adipogenik, diet rendah kalori menghasilkan penurunan berat badan yang bermakna secara klinis, terlepas dari makronutrien mana yang ditekankan.
Keuntungan dan Kerugian Diet Rendah Karbohidrat
Keuntungan diet rendah karbohidrat yaitu membantu penurunan berat badan jangka pendek, membantu kontrol glikemik pada penderita diabetes, ketika ketosis terjadi dengan pembatasan karbohidrat yang parah <50gm karbohidrat per hari nafsu makan berkurang. Sedangkan untuk kerugian diet rendah karbohidrat yaitu menghilangkan makanan bergizi tertentu dari pola makan, mungkin terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi dari waktu ke waktu, ketosis dikaitkan dengan halitosis, mual, kelelahan, ketidakmampuan berolahraga serta ketidakseimbangan volume dan elektrolit. Selain itu, juga berpotensi efek buruk jangka panjang terhadap kesehatan misalnya pengeroposan tulang, batu ginjal, asam urat. (Iklan Moradian, 2020).
Beberapa uji klinis telah menemukan bahwa penurunan berat badan yang signifikan terkait dengan LCD disertai perbaikan faktor risiko kardiovaskular seperti hipertensi, resistensi insulin, dan profil lipid plasma yang lebih baik. Baik ADA maupun Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes (EASD) mendukung penggunaan LCD jangka pendek untuk penurunan berat badan dan pengendalian glikemik. (Ikan Moradian, 2020).
Diet Karbohidrat bagi Kesehatan