Mohon tunggu...
Claudia Muelen
Claudia Muelen Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Apa yang kau baca?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Orang Asing dan Ikan Asin!

22 Juni 2024   04:00 Diperbarui: 22 Juni 2024   04:01 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Pagi masih pasi, mentari belum sempat tersipu di kaki langit. Aku masih setia menarik selimut yang menutupi setengah badanku itu.

"Awh, aku capek. Izinkan aku untuk memejamkan mata di 15 menit ke depan," kataku.

"Kak Cicin, bangun kak, sudah pagi!" Suara itu menyadarkan ku sekarang.

"Ini ruangan apa? Kok gelap sekali."

Sambil membimbing kaki untuk segera menginjak lantai yang begitu dingin, sedingin es di kutub utara, tanganku masih setia meraba-raba sekitar ke arah jendela kamar.

"Selamat pagi," sapaku pada orang yang berlalu lalang di depan jalan.

Aku kembali mengayunkan kakiku pada jalan bebatuan depan rumahku untuk sekadar jalan sehat.

"Oh Tuhan, makhluk apa itu yang berjalan ke arahku. Aku takut Tuhan. Kenapa makhluk asing ini ada di tempat seperti ini?"

Hatiku setengah berteriak. Mulutku kelu tuk berucap. Kakiku gemetar tuk berjalan. Makhluk ini mematahkan kemampuanku. Dia masih setia berjalan mendekat dan akhirnya melewati ku dengan santainya.

"Uhhh, untung saja," kataku.

"Enu," 

Aku membalikkan badan tuk memastikan siapa si pemilik suara itu dan tertuju pada siapa.

Aku memandang ke sekeliling, hanya aku dan makhluk itu di sini. Dia berjalan ke arahku. Sialnya, jantungku kembali berdegup kencang. Aku takut. Orang asing dari manakah ini?
Mama, Papa, tolong aku! Aku takut! Ada orang asing di sini.

"Enu, nganceng Ite bantu aku ko?" Tanya pria asing tersebut.
"Emm, bantu apa ka'e?" Jawabku.
"Rei mama Dite pe cala weli ikan asin."Jawabannya datar, dengan sorot mata yang tajam aku seakan ditikam tombak cinta.

Gelagapan tak jelas, kutak berani menatapnya. Tiba-tiba perempuan separuh baya memanggilku. Yang artinya ada orang ketiga di antara kami berdua sekarang.

"Cicin, bangun! Sudah sore. Tidur terus! Jam berapa sekarang? Baju kotor menumpuk, rumah berantakan. Bangunnnnnnnnnn!"

"De Tuhan kali nipi bo. Ata melet Nia main peng itu ew? Mama bo jadi ko toe weli ikan asin itu?"

Mama pun kembali berteriak, "Cicin, wela!"

Selesai.

-------------------

Enu: NonaNganceng ite bantu aku ko?: Kamu, bisa bantu saya?Ka'e: kaka Rei mama Dite pe cala weli ikan asin: coba tanya mama kamu mungkin mau beli ikan asin.kali nipi bo: Ternyata tadi hanya mimpi.Ata melet Nia main peng itu ew?: Orang asing dari mana itu tadi?Mama bo jadi ko toe weli ikan asin itu?:  Tadi mama jadi atau tidak beli ikan asinnya?wela: Bangun.

Kosa kata tersebut berasal dari bahasa Manggarai, kabupaten yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur.

Terima kasih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun