Sedangkan Si B memilih untuk fokus pada satu tugas dan istirahat tepat waktu. Keduanya sama-sama menyelesaikan tugasnya namun ternyata si B yang hasilnya maksimal bahkan ia ditawari untuk menjabat pada posisi yang lebih tinggi.
Banyak orang beranggapan bahwasannya orang yang bisa melakukan semua pekerjaan dalam satu waktu atau multitasking, itu orang pintar.Â
Tapi menurut saya pribadi, bukan karena pintar tapi karena rajin saja sebenarnya, dengan dalih jika bisa melakukan semuanya sekarang kenapa harus tunggu nanti.Â
Ada penelitian yang sudah membuktikan bahwa otak manusia lebih efektif ketika fokus pada satu tugas dalam satu waktu.Â
Penelitian juga mengungkapkan, bahwa multitasking yang dilakukan secara terus menerus berkorelasi dengan kecerdasan emosional yang rendah dan faktanya, multitasking saat melakukan tugas kognitif di tempat kerja dapat menurunkan level IQ sebesar 10 hingga 15 poin.
Saat kita mencoba untuk membagi fokus pada beberapa hal sekaligus, sebenarnya kita sudah banyak menghabiskan lebih banyak waktu dan kehilangan fokus. Lebih baik fokus pada satu tugas untuk mendapatkan hasil yang baik.
Di era digital saat ini, kita juga selalu merasa penting untuk terhubung dengan semua orang diluar sana melalui media sosial bahkan melalui pesan singkat.Â
Namun sebenarnya resiko stres dan kelelahan salah satu faktornya dari media sosial itu sendiri. Dengan kita mengatur waktu untuk fokus tanpa gangguan, sebenarnya dapat meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.Â
Sangat tidak benar bahwa dengan kita terhubung kesemua media sosial akan mencapai hasil yang maksimal dengan menggunakan jumlah waktu dan usaha yang minimal.
Meskipun teknologi memungkinkan kita terlihat sibuk dan produktif, tapi sebenarnya mungkin kita hanya sibuk dengan hal-hal yang tidak ada nilainya atau tidak ada dampak positifnya bagi kita.Â
Hal ini dapat meningkatkan stres, kelelahan, dan penurunan semangat. Oleh karena itu penting untuk mengenali perbedaan produktivitas yang sebenarnya dan produktivitas palsu.