Dia tersenyum. "Sendiri, selalu sendiri."
Aku tertawa kecil usai mendengar jawabannya. "
Lalu, kamu sedang apa, di sini?"
"Bekerja."
"Hebat!" Dia melihat ke arah kartu pegawai milikku. "Direktur Arsitektur? Sudah terduga, kamu memang pantas meendapatkannya, Aniya!" sambungnya.
Aku tersenyum. "Terimakasih, Sis."
"Tapi, aku turut kasihan dengan nasib seseorang yang pernah mencela, dirimu."
"Siapa?"
"Bella, kini dia menjadi ladies di bar."
Tidak terduga, jika Bella akan menjadi seseorang yang lebih buruk dari saat itu. Rasanya, aku sedikit iba walaupun diriku pernah dihina olehnya.
"Itu, sudah takdir dari tuhan." ucapku sembari tersenyum kecil
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!