Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Rumah Seharga 1 Euro di Italia

25 Mei 2024   17:00 Diperbarui: 27 Mei 2024   01:30 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Membayar uang jaminan 5.000 euro kepada Pemerintah Kota. Uang ini akan dikembalikan setelah 3 tahun kalau semua persyaratan telah terpenuhi.

Dalam pelaksanaannya, mereka menyurat ke comune untuk ikutan lelang. Harga yang mereka tawarkan tertulis dalam amplop tertutup. Jadi 1 euro hanya 'harga simbolis', sebab siapa menawar lebih tinggi, dialah yang menang.

Waktu 2 bulan untuk selesaikan renovasi juga harus dipertimbangkan dengan lokasi. Kalau dapat lokasi terpencil, apakah terjangkau dengan transportasi biasa? Apakah ada penjual material bangunan di kota-kota sekitarnya?

RENOVASI RUMAH

Ketentuan merenovasi, bisa dimaklumi karena rumah yang kosong bertahun-tahun biasanya pipa-pipa saluran banyak yang sudah tidak layak pakai. Banyak juga yang atapnya bolong sana-sini dan harus diganti karena termakan alam. Cuaca ekstrem akhir-akhir ini, tak hanya hujan, panas dan angin puting beliung, tetapi kerap kali hujan es batu (grandine).

Rumah kosong di sini umumnya menonaktifkan air, listrik dan gas. Jadi penghuni baru harus membuat kontrak dan berlangganan untuk mengaktifkan ketiga kebutuhan dasar tersebut.

Rumah-rumah yang ditawarkan juga sudah sangat tua dan rapuh. Kalau melihat foto-foto di internet, memang terlihat indah. Namanya juga publikasi. Tapi dalam kenyataan, rumah-rumah tersebut sebagian diserahkan ke pemerintah setempat oleh si pemilik karena tidak mampu merawat dan membayar pajak. Semakin besar ukuran rumah, semakin mahal pajaknya. Di Oderzo juga banyak sekali rumah-rumah kosong tipe ini (casa abbandonata).

Beda dengan rumah-rumah di Indonesia yang hanya mengenal 2 musim (panas dan hujan). Punya rumah di Italia, cukup besar biaya perawatan dan pajaknya. Pada musim dingin, tagihan listrik, gas dan air bisa 2-3 kali lipat dibanding musim panas.

Rumah-rumah di sini juga pakai kategori energia. Misalnya gedung kami yang dibangun tahun '80an masuk kategori F. Sekarang rumah-rumah baru umumnya berkategori A (hemat listrik dan ramah lingkungan). Entah rumah-rumah tua yang ditawarkan seharga 1 euro. Pastinya, penghuni baru harus menaikan kategori rumah tersebut untuk memenuhi kelayakan tinggal. Berarti ekstra biaya bikin sertifikat ini.

Untuk tinggal di Italia, minimal ada 4 rekening tagihan (listrik, air, gas dan sampah) setiap bulan yang wajib dibayar. Ada yang bisa dicicil per triwulan seperti sampah atau air dua kali setahun. Sampah di sini juga dihitung perkepala, bukan perkeluarga.

Dengan adanya teknologi seperti internet, pertanyaan berikut: apakah ada sarana untuk akses ini? Perlu juga menjadi pertimbangan jika  internet menjadi satu-satunya hiburan dan alat komunikasi, apalagi kalau tinggal di daerah terpencil yang jauh dari keramaian. Dan apakah ada sarana publik lain seperti bank, apotek, rumah sakit dan lain-lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun