Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alternatif Selain Beras

1 Maret 2024   06:00 Diperbarui: 1 Maret 2024   06:03 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Polenta' makanan wong deso Italiano (Foto dokumen pribadi Claudia Magany)

Menu makan malam (Foto dokumen pribadi Claudia Magany)
Menu makan malam (Foto dokumen pribadi Claudia Magany)

Setelah jam 16, stop sama sekali dari makanan yang mengandung karbohidrat. Termasuk camilan popcorn, apalagi keripik atau kerupuk.  Selama itu, buah yang saya makan hanya apel hijau dan kiwi. Saya banyak minum air putih. Minimal 2 liter sehari. Kadang bisa mencapai 3 liter untuk melupakan lapar. Setiap pagi saya juga olahraga jalan kaki. Saya rutin mengelilingi tepi sungai Monticano sepanjang 5 km. Kadang untuk mengganti suasana, saya mengelilingi kota Oderzo yang kecil mungil.

Saya start diet bulan Februari dengan berat badan 64 kg. Dalam 7 bulan berat saya turun 11 kg. Bulan September, timbangan saya 53 kg. Alhasil, banyak yang pangling melihat perubahan diri saya. Baju-baju koleksi lama, muat kembali di badan. Leher terlihat jenjang. Kalau jalan, badan pun terasa ringan. Saking ringan, saya pernah jatuh dari sepeda. Jatuhnya terduduk di atas aspal. Duh sakitnya luarbiasa. Rupanya badan saya menyusut sampai ke bokong. Tak hanya pipi dan pinggang yang menyusut, tapi keseluruhan badan.

Teman-teman mulai protes sebab saya terlihat seperti orang sakit. Kata orang sini, muka saya sciupata. Kurus kering, susut dan layu. Terlihat seperti orang kelelahan, tampak tua dan tidak segar walau tetap menebar senyum lebar. Sejak kurus, saya juga rentan dengan penyakit. Mulai dari vertigo, influenza dan batuk berkepanjangan. Mungkin juga efek dari vaksin covid yang muncul kemudian. Entahlah.

Suami juga mulai khawatir. Akhirnya saya longgarkan diet. Saya mulai makan aneka buah, divariasi. Untuk jenis buah yang terlalu manis seperti cachi (kesemek), saya kurangi. Demikian juga dengan jeruk mandarin, melon dan pisang yang terlalu matang. Saya tetap mengkonsumsi karbo untuk makan siang, namun hanya produk integrale (gandum utuh). Roti segar saya ganti dengan grissini dan crostini integrale (roti kering). Untuk merenda (five o'clock tea), sesekali saya makan kue porsi kecil. Kadang kala saya juga makan malam dengan risotto, pasta atau pizza dan lain-lain, yang penting beras dan tepungnya integrale. Juga tidak tidak setiap hari.  Walau rasanya hambar, kalau kita fokus pada kesehatan, rasa tidak menjadi persoalan. Lama-lama lidah pun terbiasa. Apalagi kalau bisa mengolahnya secara kreatif.

'Tortellini' (Foto dokumen pribadi Claudia Magany)
'Tortellini' (Foto dokumen pribadi Claudia Magany)

Sekarang berat badan saya naik kembali. Saya mematok berat maksimal 59 kg. Setiap pagi tetap rutin jalan kaki mengelilingi sungai Monticano sambil menyapa bebek dan angsa yang riang gembira bermain air dengan kepak sayap mereka. Jadi kenaikan harga makanan pokok tidak begitu berpengaruh sebab saya sudah membatasi porsi karbo. Toh sejak pecah perang Ukraina-Rusia, harga pangan pun sudah naik drastis. Sebelum perang, masih bisa beli beras bermutu seharga 2,20 euro. Sekarang jenis beras ini di atas 4,60 euro per kilogram. Saya juga bersyukur sudah tidak mengkonsumsi gorengan, jadi ketika harga minyak berlomba naik, saya tidak terganggu. Hanya minyak zaitun yang sekarang ikut terimbas naik. Harganya sudah di atas 10 euro/liter.

Siasat untuk mendapat harga murah, saya rajin mengikuti iklan-iklan diskon supermarket di kota kami. Kalau pas ada diskon untuk kebutuhan harian, saya manfaatkan untuk membeli lebih. Dengan catatan, harus lihat juga data kadaluarsanya. Jangan sampai menimbun barang sia-sia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun