Mohon tunggu...
Claudia Magany
Claudia Magany Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Mantan lifter putri pertama Indonesia, merantau di Italia +15 tahun, pengamat yang suka seni dan kreatif!

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sapu Lidi, Obsesi, dan Buku Cerita

23 Mei 2021   17:30 Diperbarui: 25 Mei 2021   13:42 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai anak penjahit, sering juga saya membanggakan diri kalau bisa menepuk nyamuk dua-tiga ekor dalam satu kali tepukan tangan. Sampai hari ini, saya masih senang pamer bercak darah dan nyamuk yang tampak gepeng di telapak tangan. 

Sementara suami biasanya melihat adegan ini dengan jijik. Maklum dia pencinta hewan, maka membunuh nyamuk baginya dianggap sebagai tindakan kriminal. Padahal sebelum pandemia, banyak orang di Indonesia yang meninggal gara-gara nyamuk seperti demam berdarah dan malaria. 

Nyamuk dan lalat, kedua serangga ini sering menjadi inceran saya setiap musim panas.  Dongeng yang diceritakan the Brothers Grimm, si penjahit membunuh 7 ekor dalam satu pukulan. Maka saya ingin memecahkan rekor si penjahit tersebut. 

Paling tidak, mungkin menyamakan rekornya sudah merupakan prestasi! Untuk itu, senjata paling ampuh dalam aksi ini, tak lain dan tak bukan adalah sapu lidi saya yang multifungsi. Sapu lidi ini ternyata punya peran penting mengaplikasi dua kisah dongeng yang pernah saya baca semasa kanak-kanak.

BARON VON MUNCHAUSEN

Buku lain yang menjadi favorit saya adalah Baron von Munchausen. Petualangan Baron menginspirasi saya untuk berani melanglang buana sampai ke Italia. Kecerdikan Baron memilih tim kerja, juga menjadi acuan saya dalam berorganisasi. Kesimpulan, banyak pelajaran tentang hidup yang saya peroleh justru dari buku cerita anak. 

Kisah Baron yang awalnya sebagai cerita pengalaman, akhirnya berkembang mendapat tambahan sana-sini menjadi kisah fantasia. Bagi saya pribadi, bukunya tetap bacaan yang paling menarik. 

Sebab hidup yang saya jalani mirip-mirip dalam kisah ini. Seolah saya sedang menjalani kehidupan tokoh ini walau latar tempat dan zaman tentunya tidak sama. Namun ada beberapa hal yang universal dan kontekstual dengan kehidupan saya masa kini.

HANYA BUKU PINJAMAN

Saya empat bersaudara. Keluarga kami, hanya papa dan kakak perempuan saya yang hobinya membaca. Mama saya sehari-hari menjahit. Kami berlangganan koran Kompas. Biasanya papa membacakan judul-judul artikel saat kami sarapan bersama. 

Sore hari papa melanjutkan membaca koran lebih rinci dengan suara nyaring untuk temani mama menyelesaikan jahitan. Biasanya acara rutin ini ditemani kopi dan aneka kudapan ringan.

Sebagai anak bungsu yang masih kecil, biasanya saya ikut 'nguping' di kolong mesin jahit sambil mengamati roda besar berputar menggerakan pengungkit naik turun saat mama menggenjot mesin. 

Nanti biasanya mama menegur saya untuk keluar bermain di lapangan, jangan jadi 'tempolong' ikut mendengarkan mereka membahas berita yang dianggap hanya untuk orang dewasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun