Selain tagihan wajib perorangan yang dibayar pada awal dan pertengahan tahun untuk biaya operasional perusahaan, beberapa sumber masukan tambahan lainnya, bisa didapat dari uang sanksi. Jumlahnya lumayan besar untuk kesalahan saat menempatkan sampah.Â
Sekitar sepuluh tahun lalu, saya pernah didenda karena ada amplop surat masuk ke dalam bak sampah plastik. Sialnya, ada nama dan alamat di amplop tersebut. Terpaksa harus merogoh 135 Euro untuk membayar kelengahan karena kurang cermat. Dendanya diberi batasan waktu yang jumlahnya bisa membengkak kalau tidak dibayar sesuai data yang ditentukan.Â
Untuk urusan denda pun ada tata cara tersendiri yang bikin repot. Dan akhirnya dengan harga tersebut, saya jadi belajar disiplin dan waspada soal membuang sampah di sini. Dengan kata lain, saya belajar dari sampah.
Setiap tempat parkir juga menyediakan tempat sampah. Demikian juga sekitar gerai pengambilan uang tunai, tersedia tempat sampah untuk membuang struk transaksi. Khusus rumah kecil tanpa teras atau garasi, disediakan lokasi untuk menyimpan tempat sampah bersama.Â
Maklum, ukuran tempat sampah untuk rumahan termasuk besar, tinggi sekitar 100 cm, lebar minimal 50 cm. Cukup makan tempat di dalam rumah atau pekarangan. Jadi mereka mendapat kunci untuk keluar masuk lokasi ini.
Tempat sampah umum, dikontrol dua-tiga kali sehari agar sampah tidak menumpuk. Tempat sampah ini biasanya dilengkapi dengan asbak besi untuk mematikan rokok.Â
Maklum, dulu sebelum aturan merokok diperketat, banyak sekali perokok yang membuang puntung dalam keadaan menyala. Akhirnya sering terjadi kebakaran yang disebabkan masalah puntung rokok.Â
Selain asbak, tempat sampah publik biasanya juga dilengkapi kantong plastik untuk membuang kotoran hewan (anjing). Atau, kotak yang menyediakan kantong untuk kotoran hewan di beberapa titik wilayah publik. Walau setiap pemilik hewan wajib membawa kantong plastik, dinas kebersihan kota tetap melengkapi sarana ini.Â