Pertama-tama kita harus mengetahui "apa itu sejarah?" Sejarah adalah peristiwa yang unik yang terjadi sekali saja, diingat banyak orang, mempengaruhi banyak orang, dan sesuatu yang bisa diteliti oleh penelitian. Dahulu terdapat masa praaksara yang termasuk dalam sejarah. Dari zaman ke zaman, terjadi sebuah perkembangan. Pada masa praaksara (masa sebelum orang-orang mengenal tulisan), terdapat 5 zaman. Zaman-zaman tersebut terdiri dari zaman Paleolithikum, zaman Mesolithikum, zaman Neolithikum, zaman Megalithikum, dan Zaman Perunggu. Â Zaman dahulu (Paleolitikum) orang-orang belum mengenal dan memercayai sebuah agama, namun seiring berjalannya waktu mulailah perkembangan tersebut. Berawal dari masa Mesolitikum, dimana orang-orang sudah memiliki kepercayaan, baik itu secara animisme dan dinamisme. Animisme adalah kepercayaan akan arwah nenek moyang, sedangkan dinamisme adalah kepercayaan akan dewa dan dewi atau menyembah patung berhala. Lalu terjadilah perkembangan pada kepercayaan hingga sekarang, dimana terciptanya agama yang berbeda-beda. Agama-agama tersebut terdiri dari Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Pertanyaannya, bagaimana sejarahnya sampai muncul 6 agama seperti sekarang?
Sejarahnya dimulai dari zaman Paleolithukum atau yang biasa disebut dengan "zaman berburu dan mengumpulkan makanan", dimana orang-orang belum ada kepercayaan sama sekali karena mereka memfokuskan diri mereka pada satu aktivitas yaitu berburu mencari makanan. Pada zaman itu, orang-orang hanya berburu dan mereka sangat bergantung pada perubahan iklim, bencana alam, ancaman hewan buas, sumber makanan atau tumbuh-tumbuhan. Jadi pada saat itu, mereka tidak tahu adanya sebuah kepercayaan.Â
Dilanjuti dengan zaman batu pertengahan / batu muda atau bisa disebut dengan zaman Mesolitikum. (Wulandari, 2021) Zaman ini terjadi pada 10.000-2500 tahun yang lalu, dimana manusia sudah mulai mengalami percampuran pendatang proto dan deutro (Melayu tua dan Melayu muda) (Ardiansyah, 2017). Disini, orang-orang juga mengalami hidup semi menetap, mulai melukis dinding di goa, sudah ada perkembangan pekerjaan, dan kepercayaan sudah mulai ada. Di zaman Mesolitikum, manusia sudah memiliki kepercayaan, mereka bebas memilih kepercayaan dan tidak ada UUD atau aturan yang terkait. Banyak orang-orang di zaman Mesolitikum menyembah dan melakukan ritual pada patung berhala atau benda-benda. ((Kepercayaan Zaman Mesolitikum - Tanjung Pinang Pos, 2020) Menurut Sinode Gereja Kristus Yesus (2015), zaman ini tentunya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan karena adanya penyembahan berhala yang merupakan dosa besar dihadapan Allah.
Selanjutnya ada zaman batu baru atau yang biasa disebut zaman Neolithikum. Tentu zaman ini lebih modern dibandingkan zaman-zaman yang sebelumnya. Pada zaman ini, orang-orang sudah mengalami peningkatan. Mereka sudah memelajari cara bercocok tanam sehingga sumber makanan bukan hanya dari hasil buru. Mereka mulai bekerja dalam kelompok dan sudah memiliki rumah tetap / rumah awal. Mereka juga mengalami peningkatan dalam kepercayaan animisme maupun dinamisme. Menurut Widya (2022), orang-orang pada zaman Neolitikum percaya bahwa setelah seseorang meninggal, roh orang tersebut akan hidup di alam yang lain. Sama seperti zaman Mesolitikum, zaman ini tidak sesuai dengan kehendak Allah karena masih termasuk tindakan penyembahan berhala.Â
Setelah zaman batu baru, muncul zaman batu besar atau yang biasanya disebut dengan zaman Megalitikum. Di zaman ini, terjadi perpecahan wilayah (batu mulai naik dan turun), manusia mulai menemukan batu besar karena lempeng tektonik, dan yang paling berkembang adalah kepercayaan animisme dan dinamisme. Di zaman ini kepercayaan dinamisme masih berkembang, namun kita akan memfokuskan pada perkembangan animisme yang sangat berkembang. Banyak orang-orang yang menyembah arwah nenek moyang serta menyembah dewa. Contohnya adalah mereka mulai mendirikan menhir, sarkofagus, dan punden berundak untuk sarana perjamuan, tanda kubur, tempat kubur leluhur, dll. Zaman dahulu cara penguburan masing-masing orang berbeda-beda sesuai tingkat kedudukan sosialnya. Dari fakta-fakta diatas, sudah tercatat bahwa zaman Megalitikum sangat memercayai keyakinan animisme. Karena masih termasuk penyembahan berhala, hal ini masih termasuk kedalam 10 perintah / larangan Allah.
Lalu zaman terakhir adalah zaman logam atau yang biasanya disebut Zaman Perunggu. Zaman Perunggu adalah zaman yang paling maju dari yang lain, baik dari sisi kondisi manusia, cara beradaptasi, kehidupan sosial, perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi, dan perkembangan pada kepercayaan animisme dan dinamisme. Disini orang-orang sudah bisa membangun rumah serta sudah bisa mendapat pekerjaan seperti petani dan nelayan. Di zaman ini manusia masih memiliki kepercayaan akan animisme dan dinamisme, tetapi mereka lebih memfokuskan diri pada pengelolaan diri untuk mengembangkan pemikiran dan aktivitas yang akan mereka lakukan.Â
Lalu sekarang munculnya 6 agama yang berbeda-beda. Menurut Unkris (2012), berkembangnya kepercayaan dari animisme dan dinamisme hingga munculnya 6 agama dinamakan monoisme. Karena semakin hari manusia semakin bisa berpikir kritis, manusia mulai penasaran dan memikirkan "siapa yang menciptakan alam semesta ini?" "Kok saya bisa ada di dunia ini?" Maka manusia di Zaman Perunggu mulai berpikir bahwa ada kuasa yang lebih besar dari kuasa manusia. Dari teori tersebut, manusia mulai merangkai dengan banyak fakta yang ditemukan lalu terciptalah 6 agama seperti sekarang.
Namun, dengan terciptanya 6 agama, sekarang orang-orang malah tidak bisa memertanggungjawabkan kewajiban tersebut. Di Indonesia terdapat aturan UUD & UU 1. UUD 1945 Pasal 28E, ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, ayat (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya. Dari kedua ayat yang ada pada UUD 1945 Pasal 28E bisa disimpulkan bahwa adanya kebebasan untuk beragama di Indonesia. Setiap orang berhak memilih agama sesuai kemauan hatinya dan kepercayaannya. Tetapi sering sekali ditemukan orang-orang yang tidak bisa melakukan kewajibannya sesuai dengan agama yang di percaya. Sebenarnya, orang-orang bebas melakukan tindakan apa saja selagi itu berkenan untuk agamanya dan tidak melanggar peraturan UUD. (Syam, 2022)
Namun, ada aturan yang diterapkan di Indonesia yang terdapat pada pembukaan UUD alinea ke 3 "Atas berkat rahmat Allah yang maha Kuasa" dan di alinea ke 4 "yang berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa" sehingga menjadikan ciri khas bangsa Indonesia yaitu umat yang beragama. Dari kedua alinea tersebut, bisa disimpulkan masyarakat Indonesia berhak memilih sesuai kemauan dirinya asalkan tidak bertentangan dengan prinsip Ketuhanan yang Maha Esa dan selama tidak mengganggu agama yang lain. UUD 1945, rumusan Pasal 29 ayat (2) telah menyatakan "negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu''. Ayat ini memberitahu bahwa negara maupun pemerintah sekaligus telah memberikan masyarakat jaminan atas kebebasan beragama. (Lembaga Bantuan Hukum Pengayoman, 2021)
Ada banyak sekali agama di Indonesia. Keenam agama tersebut memiliki latar belakang dan jalan cerita yang berbeda-beda. Dengan perbedaan tersebut, masyarakat Indonesia harus membiasakan diri untuk saling menghargai dan menciptakan trilogi kerukunan antar umat beragama. Trilogi kerukunan tersebut terdiri dari kerukunan intern beragama, kerukunan antar beragama, serta kerukunan antar umat beragama dengan perintah. Tujuan terciptanya trilogi kerukunan untuk membiasakan masyarakat Indonesia untuk belajar rukun, saling menghargai, dan mengurangi konflik perkelahian karena agama sehingga terciptanya negara yang mengenal sikap toleransi "Berbeda-beda tetapi tetap satu jua." (Kesbangpollinmas, 2018)
Kerukunan tersebut dimulai dari kerukunan intern beragama, dimana orang dengan agama atau komunitas agama yang sama harus rukun dan saling menghargai. Sedangkan kerukunan antar beragama adalah kerukunan yang tercipta karena bisa menghargai umat yang berbeda agamanya. Dan yang terakhir adalah kerukunan antar umat beragama dengan perintah. Menghargai umat intern dan antar negara itu sudah merupakan kewajiban masyarakat Indonesia karena itu sudah tercatat di peraturan Pasal 29 UUD 1945.Â
Menurut pandangan umat Kristen, semua zaman yang ada di masa lalu tidak sesuai dengan kehendak Allah kecuali zaman Paleolithikum karena hanya zaman tersebut yang tidak memiliki kepercayaan sama sekali, sedangkan zaman yang lain mempercayai animisme dan dinamisme yang merypakan penyembahan berhala, dan hal tersebut sangat tidak berkenan dihadapan Allah. "Jangan membuat bagimu patung" Dari ayat Keluaran 20:4, Tuhan melarang kita untuk penyembahan berhala karena bagi-Nya, penyembahan berhala itu sama halnya dengan menggantikan Allah. Tetapi tidak semua yang dilakukan orang di masa praaksara merupakan hal yang salah. Salah satu contohnya adalah melakukan nomaden. Menurut saya, melakukan nomaden adalah tindakan yang benar pada saat itu, karena jika dipikir-pikir jika orang tidak melakukan nomaden, orang-orang pada zaman itu akan merasa kelaparan karena mangsa di daerah itu sudah menipis. Jika mereka tidak melakukan nomaden, saya rasa akan terjadi kanibalisme antara mereka, dan hal tersebut termasuk kedalam tujuh dosa mematikan.Â
Manusia terus menerus berbuat dosa. Maka dengan itu, Tuhan mengutus Roh Kudus untuk menyadarkan manusia akan kesalahan yang diperbuatnya. Roh kudus merupakan pribadi Allah ketiga. Mereka setiap hari mendampingi kita, "bagaimana cara kita tahu peran Roh Kudus dalam hidup kita sehari-hari? Tanpa kita sadari, kesadaran kita untuk tidak melakukan sesuatu yang buruk itu merupakan salah satu peranan roh kudus. Roh Kudus memberikan kehidupan baru untuk orang percaya dan membebaskan mereka dari dosa-dosa yang mengikat mereka. Roh Kudus juga berperan menguatkan iman dan pikiran kita untuk berbuat kebenaran. Tanpa Roh Kudus, hidup kita akan menjadi gelap, dengan arti kita tidak akan dibimbing dan terus menerus berbuat dosa karena tidak ada bimbingan Roh Kudus yang menyuruh kita untuk berbuat kebenaran. (Sumiwi, 2018)
Maka dengan itu, manusia harus sadar akan perbuatannya dan harus bisa membedakan yang mana yang benar dan yang mana yang salah. Semua tingkah laku yang kita lakukan itu berasal dari hati nurani kita. Jika hati kita memang dari awal sudah buruk maka akan mengalir ke perbuatan dan pemikiran kita. Jika hati nurani kita dibimbing oleh Roh Kudus, maka perbuatan dan pemikiran kita tidak akan ke arah yang negatif. Setiap manusia pasti akan berbuat dosa. Dengan begitu, peran Roh Kudus adalah memperbaharui diri kita, seperti yang dikatakan pada Kolose 3:10 "mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya." Dengan teori ini, kita bisa tuangkan dalam tindakan kita sehari-hari. Dengan melakukan transformasi spiritual, kita bisa mengubah diri kita ke versi yang lebih baik. Bukan hanya itu, dengan melakukan tindakan baik dapat memberi dampak untuk diri sendiri dan orang lain. Transformasi spiritual dapat dilakukan dengan cara mendekatkan diri dengan Tuhan. Contoh kesehariannya adalah berdoa, mengurangi berbuat dosa, membaca Alkitab, dll.Â
Dari teks eksposisi ini, saya bisa belajar dari zaman ke zaman terjadi perkembangan, entah dari perkembangan kehidupan sosial, kondisi manusia, pekerjaan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kepercayaan. Dahulu terdapat 2 kepercayaan. Yang pertama ada animisme yang artinya kepercayaan kepada roh atau nenek moyang, yang kedua dinamisme yang artinya menyembah benda yang diyakini memiliki kekuatan gaib. Hal tersebut tidak berkenan dimata Tuhan, karena termasuk ke kategori penyembahan berhala. Dari situ kita bisa simpulkan bahwa setiap manusia bisa melakukan dosa tanpa disadari, jadi setiap manusia harus memiliki kesadaran akan perbuatan yang dibuat. Kesadaran tersebut datang dari Roh Kudus yang selalu membimbing kita. Roh Kudus selalu mengarahkan kita ke perbuatan yang baik dan membantu kita untuk melakukan transformasi spiritual. Transformasi spiritual adalah sebuah tindakan untuk memperbaharui diri. 2 Petrus 3:9 berbunyi "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." Dari ayat ini, Tuhan tidak pernah lelah untuk menerima kita, melainkan dia selalu menunggu untuk kita balik kepada-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Trisna Wulandari. Tentang Zaman Mesolitikum: Karakteristik, Kebudayaan, dan Peninggalan. detikedu. Published October 7, 2021. Accessed November 14, 2022. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5755975/tentang-zaman-mesolitikum-karakteristik-kebudayaan-dan-peninggalan#:~:text=Zaman%20Mesolitikum%20dikenal%20juga%20dengan,5.000%20sebelum%20Masehi%20(SM).
Rahmad Ardiansyah. Sejarah Proto Melayu, Deutro Melayu dan Melanesoid dan Persebarannya -- Idsejarah. Idsejarah.net. Published May 9, 2017. Accessed November 14, 2022. https://idsejarah.net/2017/05/proto-melayu-deutro-melayu-dan.html
redaksi. Artikel RsddrSoebandi.Id. Tanjung Pinang Pos. Published November 8, 2020. Accessed November 14, 2022. https://www.tanjungpinangpos.co.id/kepercayaan-zaman-mesolitikum/
Sinode Gereja Kristus Yesus - Penyembahan Berhala. Gky.or.id. Published 2015. Accessed November 14, 2022. https://www.gky.or.id/gema.jsp?gemaId=557&title=Penyembahan%20Berhala#:~:text=Penyembahan%20berhala%20adalah%20salah%20satu,secara%20pribadi%20di%20hadapan%20Allah.
Admin SMP. Periodesasi Zaman Batu di Masa Praaksara. Direktorat SMP. Published June 14, 2022. Accessed November 14, 2022. https://ditsmp.kemdikbud.go.id/periodesasi-zaman-batu-di-masa-praaksara/
Widya Lestari Ningsih. Sistem Kepercayaan Masyarakat pada Masa Neolitikum Halaman all - Kompas.com. KOMPAS.com. Published October 12, 2022. Accessed November 14, 2022. https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/12/103000779/sistem-kepercayaan-masyarakat-pada-masa-neolitikum?page=all#:~:text=Masyarakat%20pada%20masa%20Neolitikum%20percaya,ke%20dunia%20arwah%20dapat%20terjamin.
Kelas_10_SMA_Sejarah_Indonesia_Siswa_2017.pdf. Kelas_10_SMA_Sejarah_Indonesia_Siswa_2017.pdf. Google Docs. Published 2017. Accessed November 14, 2022. https://drive.google.com/file/d/1DtGkCs6IDzWNjxTwuwMmwCjwEhLmHp0M/view
redaksi. Artikel RsddrSoebandi.Id. Acara. Published February 25, 2021. Accessed November 14, 2022. https://www.acara.co.id/ciri-ciri-zaman-paleolitikum/
Nibras Nada Nailufar. Zaman Logam: Pembagian dan Peninggalan Halaman all - Kompas.com. KOMPAS.com. Published April 9, 2021. Accessed November 14, 2022. https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/09/114054679/zaman-logam-pembagian-dan-peninggalan?page=all#:~:text=Zaman%20Perunggu%20merupakan%20fase%20yang,Indonesia%20disebut%20juga%20Zaman%20Perunggu.
MONOTEISME | PUSAT ILMU PENGETAHUAN | Unkris. Unkris.ac.id. Published 2012. Accessed November 14, 2022. http://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3065-2962/Monotheis_24636_p2k-unkris.html
DAMPAK SOSIAL KEBEBASAN BERAGAMA -- Prof. Dr. Nur Syam, M.Si. Uinsby.ac.id. Published 2022. Accessed November 14, 2022. http://nursyam.uinsby.ac.id/?p=804
Kerjasama. Pemerintah Jamin Perlindungan Kebebasan Beragama. web.kemenkumham.go.id. Published December 22, 2021. Accessed November 14, 2022. https://www.kemenkumham.go.id/berita-utama/pemerintah-jamin-perlindungan-kebebasan-beragama
Lembaga Bantuan Hukum Pengayoman. Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan di Indonesia - LBH "Pengayoman" UNPAR. LBH "Pengayoman" UNPAR. Published September 29, 2021. Accessed November 14, 2022. https://lbhpengayoman.unpar.ac.id/kebebasan-beragama-atau-berkeyakinan-di-indonesia/
admin kesbangpollinmas. Strategi dan Kebijakan Untuk Mewujudkan dan Memelihara Kerukunan Umat Beragama -- Badan Kesbangpol. Klungkungkab.go.id. Published October 16, 2018. Accessed November 14, 2022. https://kesbangpollinmas.klungkungkab.go.id/2018/10/16/strategi-dan-kebijakan-untuk-mewujudkan-dan-memelihara-kerukunan-umat-beragama/#:~:text=Tri%20Kerukunan%20Umat%20Beragama%20tersebut,dalam%20kebersamaan%2C%20sekalipun%20banyak%20perbedaan.
Alkitab (Keluaran 20:4 & 2 Petrus 3:9)
Sumiwi ARE. Peran Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini. JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO. 2018;1(1). doi:10.46929/graciadeo.v1i1.19
Bahan ajar : Slide sejarah "ppt corak kehidupan pra-aksara" (slide 23)
Bahan ajar : Slide agama "Salinan dari 10 Hati _ Transformasi Menuju Keserupaan dengan Kristus" (slide 12)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI