Mohon tunggu...
Pendidikan

Gada Pemersatu Indonesia

30 November 2018   18:10 Diperbarui: 30 November 2018   18:14 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk kegiatan skala nasional, akhir November tahun lalu, komunitas pemuda ini mengadakan Kongres Nasional Kophi di Yogyakarta. Selain diskusi internal Kophi, mereka mengadakan public event, yaitu Bersih Kali Code dan Wisata Hijau di Kampung Hijau Gambiran bersama-sama seluruh Kophi daerah, masyarakat, komunitas, organisasi yang ada di Yogyakarta.

Komunitas ini sebenarnya lebih praktik ke hal yang simpel, yaitu seperti gerakan untuk tidak menggunakan styrofoam, menggunakan tumblr, dan lainnya. Untuk kampanye yang sudah menjadi trademark komunitas yaitu diantaranya adalah Program KOPHI ITEM.

"Melalui program ini, kami pernah menyediakan beberapa galon air minum untuk memfasilitasi orang yang ingin merefill tumblrnya di publik area seperti di kawasan Senayan hingga Bunderan HI (saat digelarnya Car Free Day) dan ini sudah delapan kali kami lakukan," ujar Ghofar.

Melalui kegiatan KOPHI ITEM, komunitas ini juga mengusulkan ke beberapa perusahaan air minum dan juga mengadvokasi pemerintah untuk menyediakan water vending machine di ruang publik sehingga mereka yang membawa tumblr tidak harus membeli botol air lagi untuk me-refilltumblr-nya. "Di bulan Maret tahun depan, mudah-mudah kami sudah bisa menyediakan water vending machine untuk masyarakat," ucap Ghofar. san/R-5

Aktif Sumbang Solusi

Tahun 2013 lalu, Kophi I mengangkat Air (Sanitasi) sebagai fokus utama mereka. Beberapa daerah melakukan kegiatan Biopori seperti yang dilakukan oleh Kophi Pusat di Jakarta, program ini rencananya akan menjadi program nasional yang akan dilakukan oleh Kophi secara bersama-sama. Seperti di daerah lainnya, Kophi Pusat juga pernah melakukan kegiatan pemungutan sampah di tempat wisata, seperti Monas. Ghofar menuturkan, Jakarta belum punya pengolahan sampah terpadu yang berbasis Sanitary landfill sehingga sampah sejauh ini hanya ditimbun begitu saja.

"Permasalahan sampah di Jakarta sebenarnya dapat diselesaikan oleh kesadaran penduduknya untuk tidak membuang sampah sembarangan dan yang lebih penting adalah untuk tidak menciptakan sampah itu sendiri," tutur Ghofar.

Kebutuhan akan air besih di Jakarta yang kian membesar akibat kurangnya daerah resapan, kurangnya sumber air bersih yang tidak tercemar baik oleh sampah maupun oleh intrusi air laut juga menjadi masalah yang akut di Jakarta.

"Solusinya dapat melalui pembuatan sumur resapan atau juga lubang biopori yang dapat meresapkan air hujan dan run off, penambahan RTH juga dapat menambah derah resapan di Jakarta atau yang lebih modern lagi yaitu pemanenan air hujan dengan pengelolaan sebelum penggunaan sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari," usul Ghofar.

Permasalahan selanjutnya yaitu kemacetan di Jakarta yang menurut Ghofar dapat dihindari dengan menggunakan kendaraan umum untuk bepergian. Kemudian banjir yang terjadi akibat saluran air yang kurang akibat adanya sampah yang menumpuk di badan air serta kurangnya daerah resapan sehingga air yang mengalir jauh lebih banyak dibandingkan dengan air yang meresap.

"Yang terpenting ialah mulai dari diri kita sendiri dari hal yang sederhana, cukup dengan berpergian menggunakan transportasi umum atau berjalan kaki apabila dekat, menggunakan tumbler, membuang sampah pada tempatnya, dan melakukan 3R apabila kita dapat melakukannya. Dengan kebiasaan hal simple tersebut, akan terbentuk mental jiwa hijau yang ada di diri kita semua dan lingkungan jakarta semakin bersih karena masyarakatnya taat dan peduli lingkungan," ungkap Ghofar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun