Mohon tunggu...
ClarissaClaa
ClarissaClaa Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Seorang mahasiswi teologi yang memiliki minat tinggi pada dunia literasi dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Lebih Seram daripada Corona

24 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 24 Maret 2020   09:02 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

WHO Menetapkan COVID-19 sebagai pandemi sejak seminggu lalu.

Dan sejak awal Maret, virus ini telah merebak di Indonesia.

Ratusan orang terpapar, puluhan orang meninggal, dan ribuan lainnya masuk dalam daftar pengawasan.

Kemudian banyak kota, sekolah, hingga tempat ibadah yang meniadakan sementara kegiatannya untuk mencegah penyebaran virus ini.
Ekonomi di hampir seluruh dunia rasanya lumpuh karena virus ini.

Kemudian beberapa pakar meramalkan bahwa akan terjadi kemunduran ekonomi dalam beberapa waktu ke depan.
Entahlah, kian hari tampaknya semua semakin menakutkan.

Tapi sadarkah, bahwa sejatinya ada yang lebih menyeramkan dari ini semua?

Bukan betapa mematikannya ia sampai bisa membunuh manusia.

Terlebih dari itu, virus ini punya potensi besar membunuh kemanusiaan.

Hari ini, masing-masing kita menatap satu sama lain penuh curiga, penuh rasa takut.

Banyak manusia bertindak menggila, memborong habis makanan, obat, hingga kebutuhan rumah tangga.

Seolah akan abadi dengan demikian.

Beberapa lainnya mencari keuntungan tinggi, menjual obat dan peralatan medis dengan harga mahal.
Seolah buta melihat keringat dari tim medis, bahkan nyawa-nyawa yang harus melayang demi kesembuhan pasien.

Sisanya, berlagak buta dan tuli melihat tubuh tergeletak di tepi jalan, mendengar rintihan tolong yang sarat akan derita.

Semua dipandang sebagai sesuatu yang mencurigakan, menyeramkan, bahkan mematikan.

Yang paling menyeramkan adalah, kalau-kalau manusia terbiasa begini, dan akhirnya lupa untuk menjadi manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun