WHO Menetapkan COVID-19 sebagai pandemi sejak seminggu lalu.
Dan sejak awal Maret, virus ini telah merebak di Indonesia.
Ratusan orang terpapar, puluhan orang meninggal, dan ribuan lainnya masuk dalam daftar pengawasan.
Kemudian banyak kota, sekolah, hingga tempat ibadah yang meniadakan sementara kegiatannya untuk mencegah penyebaran virus ini.
Ekonomi di hampir seluruh dunia rasanya lumpuh karena virus ini.
Kemudian beberapa pakar meramalkan bahwa akan terjadi kemunduran ekonomi dalam beberapa waktu ke depan.
Entahlah, kian hari tampaknya semua semakin menakutkan.
Tapi sadarkah, bahwa sejatinya ada yang lebih menyeramkan dari ini semua?
Bukan betapa mematikannya ia sampai bisa membunuh manusia.
Terlebih dari itu, virus ini punya potensi besar membunuh kemanusiaan.
Hari ini, masing-masing kita menatap satu sama lain penuh curiga, penuh rasa takut.
Banyak manusia bertindak menggila, memborong habis makanan, obat, hingga kebutuhan rumah tangga.
Seolah akan abadi dengan demikian.
Beberapa lainnya mencari keuntungan tinggi, menjual obat dan peralatan medis dengan harga mahal.
Seolah buta melihat keringat dari tim medis, bahkan nyawa-nyawa yang harus melayang demi kesembuhan pasien.
Sisanya, berlagak buta dan tuli melihat tubuh tergeletak di tepi jalan, mendengar rintihan tolong yang sarat akan derita.
Semua dipandang sebagai sesuatu yang mencurigakan, menyeramkan, bahkan mematikan.
Yang paling menyeramkan adalah, kalau-kalau manusia terbiasa begini, dan akhirnya lupa untuk menjadi manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H