Mohon tunggu...
Clarisca P
Clarisca P Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Writing Opinion

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Massa 2045 Memanggil: Aplikasi Pajak untuk Stunting

30 Juni 2024   03:39 Diperbarui: 30 Juni 2024   07:28 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alokasi APBN juga ditujukan untuk bayi pada masa 1000 hari setelah kelahiran. Dimulai dengan berbagai imunisasi gratis hingga pemberian protein hewani untuk bayi yang berisiko stunting.

Program intervensi pemerintah juga mengedukasi remaja perempuan terkait pentingnya zat besi dan asam folat bagi perempuan. Pemerintah melalui puskesmas memberikan edukasi dan tablet tambah darah secara gratis bagi remaja perempuan yang sudah mengalami menstruasi. Edukasi ini juga bergerak dengan masif dengan dukungan media sosial.

Salah satu unggahan akun @tanyarlfes di X (dulu bernama Twitter) pada 4 Desember 2023 melempar isu “Eh emang bener ya minum tablet tambah darah bisa cegah stunting? Baru tau gue”. Unggahan tersebut mendapat 1,556 reposts, 554 quotes, dan 16,7ribu likes. Secara tidak langsung namun efektif, unggahan tersebut membuka ruang diskusi antar perempuan terkait stunting dan persiapan pra-kehamilan. Dalam diskusi tersebut, perempuan dapat teredukasi untuk mempersiapkan diri jauh sebelum masa kehamilan.

Saya sangat mendukung jika pemerintah mengalokasikan APBN lebih banyak untuk sektor kesehatan, terutama untuk posyandu dan puskesmas. Pergerakan aktif posyandu dan puskesmas yang dijalankan oleh petugas kesehatan terlatih dapat menjadi fondasi kuat dalam menekan kasus stunting

Tentunya, akses posyandu dan puskesmas juga harus dipermudah untuk wilayah dengan kasus stunting tinggi, seperti Papua Tengah, NTT, Papua Pegunungan, dan wilayah Indonesia lainnya. Dengan demikian, kesejahteraan umum dapat menjadi kenikmatan seluruh masyarakat Indonesia.

Pajak 2024 dan Massa 2045

Pada tahun 2045, saya masih berumur 49 tahun. Pada saat itu, saya hanyalah manusia setengah abad yang menyaksikan generasi muda menggerakkan ekonomi Indonesia. Tentu saya tidak bangga jika generasi muda terlihat seperti colonization survivor. Saya ingin menyaksikan generasi muda yang tercukupi gizinya dan memiliki kemampuan kognitif tinggi.

Keinginan tersebut tentu memerlukan pengorbanan dari saat ini, yakni pembayaran pajak. Pembayaran pajak boleh saja dianggap beban bagi wajib pajak saat ini, tetapi pasti jadi “tabungan” bagi massa 2045 yang terbebas dari stunting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun