Mohon tunggu...
Clarinta Hananto
Clarinta Hananto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Berbasis Experimental Learning: Meningkatkan Pengalaman Belajar Aktif

3 Juli 2023   22:21 Diperbarui: 3 Juli 2023   23:18 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bu.edu/ctl/guides/experiential-learning/

Pembelajaran Berbasis Experiential Learning: Meningkatkan Pengalaman Belajar Aktif

Dalam dunia pendidikan, pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengalaman langsung atau yang disebut dengan experiential learning semakin populer. Metode ini mengharuskan siswa terlibat dalam aktivitas nyata yang terkait dengan materi pelajaran, sehingga mereka dapat memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep yang dipelajari secara lebih mendalam.

Experiential learning melibatkan proses pembelajaran yang aktif, di mana siswa berperan sebagai subjek yang menggali pengetahuan melalui pengalaman langsung, refleksi, dan refleksi aksi. Metode ini mempromosikan pemahaman yang lebih baik, pengembangan keterampilan praktis, serta kesiapan menghadapi tantangan dunia nyata.

Ada empat tahap utama dalam proses pembelajaran berbasis experiential learning, yaitu pengalaman langsung (concrete experience), refleksi (reflective observation), konseptualisasi (abstract conceptualization), dan pengujian (active experimentation). Mari kita bahas setiap tahapnya secara lebih rinci.

1. Pengalaman Langsung (Concrete Experience):

Tahap ini melibatkan pengalaman nyata atau situasi langsung yang terkait dengan topik pembelajaran. Misalnya, siswa dapat melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang relevan, terlibat dalam simulasi, atau berpartisipasi dalam proyek nyata yang menuntut penerapan konsep-konsep yang dipelajari.

2. Refleksi (Reflective Observation):

Setelah pengalaman langsung, siswa diminta untuk merefleksikan apa yang mereka amati, alami, dan pelajari selama pengalaman tersebut. Dalam tahap ini, siswa mencoba memahami konteks, menganalisis perasaan mereka, mengidentifikasi pola, dan mengevaluasi kesalahan atau keberhasilan yang terjadi.

3. Konseptualisasi (Abstract Conceptualization):

Setelah melakukan refleksi, siswa membawa pengalaman mereka ke level konseptual. Mereka menghubungkan pengalaman nyata dengan konsep-konsep abstrak yang dipelajari di kelas. Siswa mampu mengidentifikasi teori, prinsip, atau aturan yang mendasari pengalaman mereka dan mengintegrasikannya ke dalam pengetahuan yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun