Mohon tunggu...
Clara Oktavia Pratiwi
Clara Oktavia Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Clara Oktavia Pratiwi NIM : 43222010001 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus Kepemimpinan Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV pada Upaya Pencegahan Korupsi

9 November 2023   23:07 Diperbarui: 9 November 2023   23:21 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contohlah perilaku utama, bagi kalangan orang Jawa, orang besar dari Ngeksiganda atau Mataram, Panembahan Senopati, yang tekun mengurangi hawa nafsu, dengan jalan prihatin atau bertapa, serta siang malam selalu berkarya membuat hati tenteram bagi sesama.

Bait 3 Pupuh Sinom :

Saben mendra saking wisma, lelana lalading sepi, ngingsep sepuhing supana,

mrih pana pranaweng kapti, tis tising tyas marsudi, mardawaning budya tulus,

mesu reh kasudarman, neng tepining jalanidhi, sruning brata kataman wahyu dyatmika

Terjemahan :

Dalam setiap pertemuan atau diskusi, membangun sikap tahu diri, setiap ada kesempatan, di saat waktu longgar, mengembara untuk bertapa, menggapai cita-cita hati, hanyut dalam keheningan kalbu, senantiasa menjaga hati untuk prihatin menahan hawa nafsu, dengan tekad kuat, membatasi makan dan tidur.

Dua bait pupuh sinom di atas dapat dimaknai sebagai kepemimpinan Panembahan Senapati raja Mataram yang berperilaku utama, yaitu mengurangi hawa nafsu, dengan jalan prihatin (bertapa), siang malam selalu berkarya membuat hati tenteram bagi sesama. Setiap ada kesempatan mengembara untuk bertapa, menggapai cita-cita hati, dan hanyut dalam keheningan kalbu. Senantiasa menjaga hati untuk prihatin (menahan hawa nafsu), dengan tekat kuat, membatasi makan dan tidur. Setiap pergi meninggalkan rumah, berkelana ke tempat yang sunyi, mencari ilmu agar jelas yang menjadi tujuan hidup sejati. Tekat hati selalu berusaha dengan tekun, memperdayakan akal budi, menghayati cinta kasih kepada sesama. Inti dari ajaran iniadalah agar pemimpin selalu berperilaku utama, seperti hidup sederhana dengan menjalankan laku prihatin, rendah hati (andhap asor) selalu berkarya untuk masyarakat, selalu menimba ilmu, mengembangkan kasih sayang kepada sesama, dan bersikap ksatria (Wibawa, 2010). Panembahan Senopati bertapa untuk mencapai sesuatu yang dituju, yakni untuk mendapat anugerah dan rahmat dari Allah. Untuk mencapainya harus dengan perjuangan bertapa untuk melatih dan mengolah jiwanya agar bisa menguasai hawa nafsunya sendiri. Saat bertapa seseorang akan senantiasa bersungguh-sungguh untuk berusaha melawan hawa nafsu dengan tidak tergoda nafsu setan. Senantiasa hatinya akan prihatin dengan berpegang teguh, dan bisa mengontrol hawa nafsu.

Dari bait pupuh pangkur Serat Wedhatama KGPAA Mangkunegara IV terdapat beberapa ajaran tasawuf yang merupakan upaya untuk memberihkan jiwa untuk menjadi manusia yang luhur, salah satunya adalah merasa cukup dengan nikmat (qanaah). Qanaah adalah menemukan kecukupan di dalam apa yang ada dan tidak menginginkan apa yang tiada. Orang yang merasa qanaah akan menemukan istirah (rehat) dari kecemasan dan berjaya atas segala sesuatu. Kesedihan dan rasa gelisah menjadi panjang bagi orang yang matanya mengejar apa yang dimiliki orang lain.Sifat qanaah adalah sifat yang harus dimiliki seriap orang. Karena dengan memiliki sifat tersebut seseorang akan lebih merasa dirinya tenang, tidak rakus, dan akan selalu bersyukur kepada Allah. Seseorang yang memiliki sifat qanaah tidak akan menghamburhamburkan harta untuk sesuatu yang tidak begitu penting. Hal yang dapat merusak qanaah adaah cinta dunia. Apabila seseorang kecintaan dunia telah menguasai, maka kecintaan tersebut akanmenggiringnya pada tindakan yang menjurus kepada hal-hal yang subhat hingga haram. Sifat qanaah akan menghancurkan pokok cinta dunia dari hati sehingga orang tersebut akan tercegah dari hal-hal yang haram dan syubhat. Qanaah akan menghancurkan benih katamakan, dan kerakusan. Qanaah akan menjaga kehormatan seseorang, serta menghilangkan dari perbuatan meminta-minta karena akan selalu merasa cukup dengan apa yang didapat, meskipun hanya sedikit. Seperti dijelaskan di dalam Serat Wedhatama bahwa kita sebagai makhluk seharusnya tetap menjalankan kehidupan dengan segala nikmat yang telah diberikan kepada kita. Selain itu, kita harus selalu bersyukur dengan segala nikmat tersebut. Hal itu dijelakan di bawah ini :

Nanging enak ngipaboga, rehne ta tinitah langip, apata suwiteng nata, tani tanapi agrami, mangkono mungguh mami, padunne wong dahad cubluk, durung wruh cara Arab, Jawane bae tan ngenting, parandene paripaksa mulang putra.

Artinya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun