Nama : Â Clara Oktavia Pratiwi
NIM : 43222010001
Prodi : S1 Akuntansi
Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB
Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Salah satu kunci kesuksesan dalam sebuah organisasi adalah ditentukan oleh kepemimpinan dan pimpinan itu sendiri. Banyak pengertian tentang kepemimpinan. Namun, pada dasarnya merujuk kepada hal yang sama, yaitu proses mempengaruhi orang lain oleh seseorang. Untuk memperdalam pemahaman kita tentang kepemimpinan, mari kita simak pembahasan dibawah ini.
Secara etimologis, kepemimpinan atau leadership berasal dari kata "to lead" yang berarti memimpin. Jadi, kepempinaan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang, yaitu pemimpin itu sendiri untuk memberikan contoh atau mempengaruhi pengikutnya atau orang-orang disekitarnya supaya mampu bekerja sama agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Sehingga, dari definisi tersebut tampak jelas sekali bahwa dalam suatu kepempinan itu harus ada figur atau orang lain yang dilibatkan, tidak hanya dari pemimpin itu sendiri, tetapi haruslah ada bawahan atau pengikut-pengikutnya.
Pemimpin adalah seseorang yang bertugas memimpin anggota disekitarnya dan yang mau menggunakan kemampuannya untuk bisa menggerakan bawahan atau anggota disekitarnya tersebut. Pemimpin memiliki peran penting dalam suatu organisasi. Pemimpin   harus mampu memberdayakan kemampuan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi  tersebut. Kesuksesan suatu organisasi salah satunya disebabkan karena peran pemimpin dan gaya kepemimpinannya.
Akan tetapi seorang pemimpin yang baik bukanlah yang hanya mampu mengatur anggotanya untuk mencapai tujuan bersama saja, tetapi mereka juga harus mampu melatih dan menuntun anggotanya agar dapat mengerjakan tugas seperti yang pemimpin dapat lakukan. Seorang pemimpin atau leader diharapkan juga dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang baik juga sama seperti dirinya.
Seorang pemimpin yang baru harus mampu memanusiakan manusia. Pemimpin yang baik harus mampu mempersiapkan manusia lain menjadi seorang pemimpin yang baik juga sama seperti dirinya. Selain itu, pemimpin yang baik juga akan membuat manusia lain semakin mengembangkan manusia yang lain juga. Maka dari itulah sebenarnya peran seorang pemimpin atau leader sangatlah penting dan tidak hanya memimpin atau memerintah seorang bawahannya saja yang bekerja sama dengan mereka.
Menjadi seorang leader atau pemimpin adalah sebuah proses yang membutuhkan kemamuan keras, konsistensi, arah, eksperimental, adaptif, dan sanggup menerima konsekuensi dari tanda-tanda perubahan yang mengharuskan kita untuk bertindak melakukan suatu hal untuk menaklukan hal tersebut.
Lalu apa sih yang sebenarnya penting dibutuhkan dari seorang pemimpin atau leader? Menurut pendapat saya, sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin atau leader adalah sebuah mindset. Lalu apa itu pengertian dari mindset? Mindset adalah pola piker dan perasaan. Mindset adalah kumpulan dari belief. Lalu belief itu sendiri terbagi menjadi apa aja sih? Belief itu dibedakan menjadi dua teman-teman, yaitu:
- Empowering Belief
Belief yang pertama ada empowering belief. Apa itu empowering belief? Empowering belief adalah keyakinan yang harus kita tanamkan pada diri kita sendiri supaya kita bisa semakin termotivasi untuk menjadi sukses dan tetap semangat menaklukan segala hal yang kita inginkan atau impikan. Menjadi seorang pemimpin atau leader harus memiliki empowering belief ini supaya ia yakin kalau ia bisa mencapai apa yang mereka impikan bersama dengan bawahannya. Jadi, harus selalu ditanamkan pada diri seorang pemimpin atau leader bahwa "AKU BISA".
- Limiting Belief
Lalu belief yang kedua antara lain limiting belief? Apa sih limitif belief itu? Limiting belief ini sangat berbanding terbalik atau lawannya dari empowering belief. Limiting belief ini adalah suatu keyakinan atau kepercayaan yang justru akan menghambat suatu proses kita sehingga kita tidak bisa mencapai segala sesuatu yang kita inginkan dengan maksimal. Jadi, kalau empowering belief ini keyakinan yang harus kita tanamkan supaya bisa mencapai apa yang kita impikan, akan tetapi kalau limiting belief ini justru yang harus kita hindari dalam diri kita atau dalam diri seorang pemimpi atau leader. Karena jika kita selalu menguasai limiting belief ini dalam diri kita atau dalam diri seorang pemimpin atau leader  maka mereka akan selalu memiliki mindset bahwa "AKU GABISA".
Jadi, sudah tampak jelas sekali ya teman-teman bahwa untuk menjadi seorang pemimpin atau leader yang baik, kita harus memiliki empowering belief bukan malah limiting belief yang nantinya akan menghambat proses kita. Dan dapat ditarik kesimpulan juga bahwa mindset adalah sebuah aset kunci seorang pemimpin atau leader yang harus di "manage" atau kita kelola dengan baik jika kita sebagai seorang pemimpi atau leader menginginkan suatu hasil yang eco-friendly.
Teman-teman tau ga sebenarnya apa saja sih yang harus disiapkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader? Nah teman-teman, sebenarnya harus memiliki mindset yang baik, sebenarnya seorang pemimpin atau leader itu sendiri sebenarnya juga harus siap dengan yang dinamakan 3K. Loh loh 3K? Apa itu 3K? Pasti kalian bingung dan bertanya-tanya kan 3K itu apa sih? Kok kayaknya ribet banget yaa buat menjadi seorang pemimpin harus siap juga dengan 3K. Eitsss... tenang teman-teman, 3K ini adalah suatu hal yang simple atau mudah kok untuk kita terapkan supaya bisa mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin atau leader yang baik. Jadi, 3K itu adalah :
- Kemampuan
Untuk K yang pertama adalah kemampuan. Pasti kalian udah tahu dong apa aja kemampuan yang harus dimiliki untuk menjadi seorang pemimpin atau leader. Sudah pasti kemampuan untuk memimpin orang-orang atau rekan kerja kita. Kemampuan memimpin ini adalah suatu hal mutlak yang harus dimiliki jika kita ingin menjadi seorang pemimpin atau leader. Karena jika kita tidak memiliki kemampuan memimpin tersebut, pasti nantinya anggota atau rekan kerja kita juga akan kebingungan nii sebenarnya mereka harus bertumpu kepada siapa. Lalu selain kemampuan memimpin, seorang pemimpin atau leader juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik pula. Selain itu ada kemampuan problem solving atau memecahkan masalah yang baik. Karena nantinya jika kita dihadapkan oleh suatu permasalahan, seorang pemimpin harus mampu dengan sigap dan fleksibel dalam memecahkan masalah tersebut.
- Kemauan
Selanjutnya untuk K yang kedua adalah kemauan. Karena percuma dong teman-teman kalau seorang itu mempunyai kemampuan yang sangat baik untuk menjadi seorang pemimpin atau leader seperti yang sudah aku sebutkan dan jelaskan diatas tadi tetapi orang tersebut tidak memiliki kemauan yang kuat untuk menjadi seorang pemimpin atau leader.
- Kesempatan
Nahh, selanjutnya untuk K yang terakhir adalah kesempatan. Selain kedua K diatas tadi, K yang terakhir ini juga berperan penting dan tidak boleh ditinggalkan untuk kita mempersiapkan diri menjadi seorang pemimpin atau leader loh teman-teman. Karena jika kita sudah memiliki kedua K diatas, yaitu kemampuan dan kemauan, seorang pemimpin atau leader juga harus melihat peluang atau kesempatan diluar sana. Karena percuma jika kita sudah siap ni dengan kemampuan dan kemauan kita tapi tidak memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader. Nah, kalau kita sudah memiliki kesempatan menjadi seorang pemimpin maka kita harus mencoba kesempatan berharga itu.
Nah gimana nih teman-teman 3K yang udah aku sebut dan jelaskan diatas tadi? Mudah dan simple untuk kita terapkan bukan supaya kita bisa menjadi seorang pemimpin atau leader? Lalu menurut teman-teman bisa ga sih jika kita ingin menjadi seorang pemimpin atau leader akan tetapi kita hanya memiliki salah satu K saja atau tidak memiliki salah satu K diantara 3k tersebut? Hayo hayoo.. gimana? Kira-kira bisa gaa ni teman-teman? Sudah pasti jawabannya tidak bisa ya teman-teman, karena seperti yang sudah aku jelaskan diatas tadi. Jadi, untuk mempersiapkan diri kita menjadi seorang pemimpin atau leader kita harus memiliki ketiga-tiganya aspek tersebut, yaitu kemampuan, kemauan, dan juga kesempatan.
Lalu teman-teman tau ga nii apa saja yang diharapkan oleh suatu organisasi atau institusi dari seorang pemimpin atau leader? Jadi yang diharapkan mereka yaitu seorang pemimpin atau leader yang bertanggung jawab, seorang pemimpin yang mau mengayomi rekan kerjanaya, seorang pemimpin yang mau menerima pendapat atau kritikan dari orang lain, seorang pemimpin yang bisa membawa sebuah organisasi kea rah yang lebih baik, seorang pemimpin yang memberdayakan rekan kerjanya, seorang pemimpin yang fleksibel, seorang pemimpin yang kreatif, seorang pemimpin yang bisa dijadikan sebagai role model oleh bawahannya, selain itu juga seorang pemimpin yang kreatif dan disiplin. Dan sebenarnya masih ada banyak hal lain lagi yang diharapkan dari suatu organisasi atau institusi dari seorang pemimpin atau leader. Tapi teman-teman, sebenarnya semua hal itu bisa kita kemas lohh menjadi satu kalimat saja. Kira-kira teman-teman tau ga nii apa kalimat tersebut?
Nah dari beberapa poin diatas yang udah aku sebutin tadi, kita bisa kemasnya hanya dalam satu kalimat, yaitu "BERGERAK DAN MENGGERAKKAN". Jadi sebenarnya yang diharapkan oleh suatu organisasi atau institusi dari seorang pemimpin atau leadernya adalah bergerak dan menggerakkan. Seorang pemimpin atau leader harus tahu kapan mereka harus bergerak dan kapan mereka harus menggerakkan orang-orang di sekitarnya atau rekan kerjanya. Seorang pemimpin atau leader yang baik itu tidak melulu hanya menggerakan atau memerintah rekan kerjanya saja, tetapi pemimpin yang baik juga harus bisa bergerak bersama-sama dengan rekan kerjanya untuk mencapai tujuan mereka bersama.
Untuk menjadi seorang pemimpin atau leader juga dibutuhkan adanya kualitas diri. Kalo aku tanya apa aja si kualitas yang dibutuhkan, mungkin banyak dari kita yang akan menjawab tanggung jawab, peka, konsisten, percaya diri, integritas, disiplin, adaptif, visioner, komitmen, komunikatif, kontrol emosi, dan juga rendah hati. Akan tetapi, dari banyak kualitas yang udah disebut diatas tadi sebenarnya hanya ada dua kualitas utama yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin atau leader, yaitu "EMPATI DAN KEBERANIAN". Dari yang sudah disebut diatas, semuanya itu masuk lohh ke dalam bagian dua kualitas utama itu. Jadi untuk menjawab tanggung jawab, peka, konsisten, percaya diri, integritas, disiplin, adaptif, visioner, komitmen masuk ke dalam kualitas keberanian. Sedangkan komunikatif, kontrol emosi, dan juga rendah hati masuk ke dalam kualitas empati.
Gimana caranya supaya kedua kualitas utama itu (empati dan kebebasan) bisa balance atau seimbang? Caranya adalah dengan sadar akan "Do(s)" yang harus kita lakukan jika kita ingin menjadi seorang pemimpin atau leader yang baik. "Do(s)".. Waduu apa lagi ituu?? Sekarang aku akan menjelaskan "Do(s)" and "Don't(s)" yang harus diperhatikan supaya kita bisa menjadi seorang pemimpin atau leader yang baik.
Kita mulai dari yang "Don't(s)" terlebih dahulu yaa.. Jadi apa sih "Don't(s)" itu? "Don't(s)" adalah sesuatu yang harus kita hindari saat menjadi seorang pemimpin atau leader. Lalu apa saja "Don't(s)"nyaa?
- Menghakimi
Don't(s) yang pertama adalah menghakimi. Saat menjadi seorang pemimpin atau leader kita harus menghindari hal ini. Kita tidak boleh menghakimi rekan kerja kita, jadi alangkah baiknya jika terjadi sesuatu kita tanyakan langsung kepada orang tersebut. Dengan begitu nantinya kita juga bisa mendapatan kejelasan dari orang tersebut dibandingkan kita hanya menghakimi saja.
- Menyangkal
Don't(s) yang kedua adalah menyangkal. Saat menjadi seorang pemimpin atau leader kita tidak boleh menyangkal pendapat atau kritikan atau masukan rekan kerja kita. Selagi itu adalah hal yang positif alangkah baiknya kita dengarkan dan terima segala masukan atau kritikan dari rekan kerja kita. Karena sesuai dengan apa yang sudah dibahas diatas, bahwa suatu organisasi atau institusi sangat mengharapakan pemimpin yang mau mengayomi rekan kerjanya dan mau menerima pendapat atau kritikan dari orang lain.
- Overthink
Don't(s) yang ketiga adalah overthink. Menjadi seorang pemimpin atau leader diharapkan untuk tidak overthink atau memikirkan segala sesuatu yang sebenarnya belum tentu akan terjadi. Pikiran-pikiran tersebut yang akan menghambat seorang pemimpin atau leader untuk bisa terus berproses. Dan pastinya sesuatu yang ingin kita raih juga tidak akan menjadi maksimal.
- Tergesa
Don't(s) yang terakhir adalah tergesa. Ketika dihadapi oleh suatu masalah, hal pertama yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin atau leader adalah mencari solusi supaya masalah tersebut bisa selesai. Akan tetapi, janganlah tergesa-gesa dalam mencari solusi tersebut hanya seorang diri saja, karena alangkah baiknya segala sesuatunya juga dibicarakan dengan baik oleh rekan kerja. Diskusi bersama bagaimana caranya supaya masalah tersebut bisa segera selesai. Jadi, dengan berdiskusi bersama dan tidak tegesa-gesa dalam mengambil langkah pasti solusi yang didapat juga lebih baik.
Itu dia keempat "Don't(s)" yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin atau leader, lalu apa aja sih "Do(s)" yang harus diperhatikan juga. Nah, kalo tadi aku sudah menjelaskan tentang "Don't(s)", sekarang aku akan menjelaskan tentang "Do(s)" nya. Jadi, "Do(s)" yang perlu diperhatikan antara lain :
- Sadar
Untuk Do(s) yang pertama adalah sadar. Sadar yang dimaksud disini tu seperti apa sih? Jadi, sadar yang dimaksud adalah sadar akan potensi diri sendiri, sadar akan kelebihan dan kekurangan diri. Seorang pemimpin atau leader diharapkan bisa sadar dan memahami akan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
- Peka
Do(s) yang kedua adalah peka. Sebagai seorang pemimpin diharapkan bisa peka akan lingkungan sekitarnya. Bisa memahami apa saja yang sebenarnya dibutuhkan oleh rekan-rekan kerjanya, tidak hanya memikirkan dirinya sendiri saja. Karena dengan memperhatikan ini, rekan kerja atau bawahan kita pasti akan merasa bahwa pemimpinnya atau leadernya telah mengayomi rekan-rekan kerjanya dengan baik.
- Komitmen
Selanjutnya Do(s) yang ketiga adalah komitmen. Sebagai seorang pemimpin atau leader harus memiliki komitmen kepada bawahan atau rekan kerjanya. Karena jika pemimpinnya itu sendiri tidak memiliki komitmen, maka suatu organisasi atau institusi yang berada dibawah naungannya pasti akan selalu tertinggal dengan yang lain dan tidak akan memiliki jiwa yang kompetitif pula. Jadi diharapkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader juga harus memiliki komitmen untuk terus mengarahkan rekan kerjanya agar tercapainya tujuan bersama.
- Lakukan
Dan Do(s) yang terakhir adalah lakukan. Lakukan yang dimaksud disini adalah jika ada suatu peluang yang sekiranya bisa membawa suatu organisasi atau institusi yang dibawah naungannya ke arah yang lebih baik.
Jadi, supaya kedua kualitas utama, yaitu kualitas keberanian dan kualitas empati bisa balance atau seimbang kita harus sadar akan keempat Do(s) tersebut ya teman-teman.
Teman-teman, aku mau tanya nii, kalau kita sedang mengalami kesukses apa yang kita rasakan? Senang atau malah biasa aja nii? Pastinya kita senang dan gembira dong kalau kita sedang mengalami kesuksesan. Dan aku yakin kita pasti juga akan bersyukur atas kesuksesan yang kita raih itu, gimana ni teman-teman, benar kan? Lalu sebaliknya nii, kalau kita sedang mengalami kegagalan apa yang  kita akan rasakan? Pasti kita akan marah, sedih, kecewa, dan tidak bersemangat kan teman-teman. Kita boleh memiliki perasaan seperti itu, namun alangkah baiknya kalau kita tidak larut dalam kesedihan jika kita sedang mengalami kegagalan. Karena dari kegagalan itu sebenarnya kita bisa mendapatkan banyak pengalaman baik loh teman-teman. Dari kegagalan itupun juga kita harus pelajari faktor-faktor apa aja sih yang bisa bikin kita gagal seperti itu? Nahhh teman-teman, jika kita sedang menjadi seorang pemimpin atau leader lalu kita sedang mengalami kegagalan ataupun kesuksesan sebenarnya perilaku apa sih yang sebenarnya kita butuhkan untuk menghadapi kedua situasi tersebut? Hayoo ada yang tau ga nii jawabannyaa?? Jadi teman-teman.. perilaku yang dibutuhkan kita jika sedang menjadi seorang pemimpin atau leader adalah PERILAKU POSITIF. Wahh.. kenapa tu kok harus perilaku positif? Karena seorang pemimpin atau leader adalah role model bagi bawahan atau rekan kerjanya. Pasti rekan kerjanya itu akan mencontoh seorang pemimpin atau leadernya saat menghadapi beberapa situasi. Jadi, sama seperti apa yang aku jelasin diatas tadi, jika seorang leader sedang mengalami kesuksesan seharusnya jangan berbangga hati terlebih dahulu dan jangan sombong akan tetapi saat sedang mengalami kesuksesan kita hadapi dengan perilaku yang positif, yaitu dengan cara bersyukur dan terus berproses supaya tetap bisa mempertahankan kesuksesan tersebut atau bahkan bisa lebih dari apa yang sudah didapat. Sama seperti jika seorang pemimpin atau leader sedang mengalami kegagalan yang harus ia lakukan adalah mengevaluasi dan dicari faktor apa saja si yang bisa membuat kegagalan tersebut dan belajar dari kegagalan itu, lalu setelah itu diperbaiki lagi supaya kegagalan tersebut tidak terulang lagi. Sedih dan kecewa itu boleh dan hal yang sangat wajar, namun seorang pemimpin atau leader janganlah terlalu berlarut dalam kesedihan dan kekecewaan tersebut, karena pasti tidak akan maju-maju.
Lalu teman-teman untuk menjadi seorang pemimpin atau leader kita juga harus paham nii akan 3V yang akan aku jelaskan dibawah ini. Loh lohh.. 3V? Apalagi itu? Tadi diatas 3K sekarang kok ada 3V jugaa. Jadi teman-teman, 3V itu singkatan dari Visual, Verbal, dan Vocal. Dan maksud dari 3V itu atau visual, verbal, vocal adalah :
- Memberikan Kesan
Yang pertama adalah memberikan kesan. Untuk menjadi seorang pemimpin atau leader yang baik pertama-pertama pasti kita harus memberikan kesan yang baik kepada bawahan kita. Karena, jika dari awal kita sebagai seorang pemimpin atau leader sudah memberikan kesan yang baik kepada bawahan atau rekan kerja kita pasti mereka juga akan sangat nyaman bertugas dan bekerja sama dengan kita. Kita harus mempersiapkan diri kita, karena lima menit pertama sangat menentukan unik yang tak terlupakan. Jika di lima menit pertama itu kita sudah memberikan kesan yang bak, pasti untuk seterusnya orang lain juga akan merasa nyaman dengan kita.
- Memastikan Penerimaan
Lalu untuk selanjutnya adalah memastikan penerimaan. Maksud dari memastikan penerimaan ini adalah jika kita menjadi seorang pemimpin atau leader lalu kita baru saja memberikan arahan kepada bawahan atau rekan kerja kita, kita harus memastikan dan mengonfirmasi lagi kepada mereka apakah yang kita bicarakan itu sudah dapat diterima dengan baik atau belum. Lalu jika memang nantinya ada masukan juga dari bawahan atau rekan kerja kita, kita dengar dan terima masukan tersebut dan alangkah baiknya untuk kita catat masukan dari orang tersebut. Selain itu kita juga harus open mind atau berpikiran terbuka akan masukan yang sudah kita terima dan kita catat. Jadi ada tiga hal penting dalam memastikan penerimaan, yaitu konfirmasi, selanjutnya catat, dan yang terakhir adalah open mind.
- Transmisi Mudah Diterima
Untuk selanjutnya adalah transmisi mudah diterima. Jika kita sedang menjadi seorang pemimpin atau leader dan akan memberikan pesan kepada bawahan atau rekan kerja kita, sebelum pesan itu kita sampaikan kepada mereka, sebaiknya kita sampaikan dahulu apakah pesan yang akan kita kirimkan tersebut short-simple atau yang sering kita sebut singkat dan jelas. Karena jika pesan yang akan kita sampaikan itu membingungkan mereka, pasti mereka juga tidak akan bisa bekerja dengan maksimal.
- Memastikan Kuantitas Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Lalu untuk selanjutnya adalah memastikan kuantitas komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Dalam hal ini kuantitas yang baik saat kita sedang berkomunikasi adalah 93% untuk komunikasi non verbal, sedangkan 7% untuk komunikasi verbal. Mengapa demikian? Karena mimik wajah, gerakan tangan, intonasi suara, dan kecepatan bicara juga sangat berpengaruh saat kita sedang berkomunikasi dengan orang lain. Jadi, saat kita sedang berkomunikasi dengan bawahan atau rekan kerja kita alangkah baiknya kita tidak hanya memperhatikan komunikasi verbal kita, memperhatikan kata atau kalimat baik yang akan kita sampaikan, melainkan komunikasi non verbal seperti mimik wajah, gerakan tangan, intonasi suara, dan kecepatan bicara kita juga harus diperhatikan.
Nah teman-teman itu tadi terkait 3V yang juga harus diperhatikan saat kita menjadi seorang pemimpin atau leader. Jadi, selain 3K seperti yang sudah disebut diatas tadi, yaitu ada kemampuan, kemauan, dan kesempatan juga ada 3V ya teman-teman.
Selanjutnya sebagai seorang pemimpin atau leader yang baik, pastinya setiap tahun kita akan menulis atau merencanakan tujuan suatu organisasi yang kita pegang tersebut. Sebelum merencanakan tujuan tersebut, seorang pemimpin atau leader juga harus memperhatikan S.M.A.R.T loh teman-teman. Waduu apalagi nii? Kira-kira S.M.A.R.T tu apa ya teman-teman? S.M.A.R.T adalah:
- S untuk Specific atau Spesifik
- M untuk Measurable atau Terukur
- A untuk Achievable atau Dapat Dicapai
- R untuk Realistic atau Realistik
- T untuk Time Bond atau Waktu
Jadi, dalam menyusun suatu tujuan organisasi kita harus menyusun tujuan itu dengan spesifik, jelas, dan terperinci, lalu tujuan tersebut juga terukur, dan pastinya harus dapat dicapai, realistik dan dan tahu akan waktu atau tahu mana yang lebih prioritas.
Nah teman-teman itu saja yang bisa aku tulis kali ini terkait menjadi seorang pemimpin atau leader yang baik. Dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang pemimpin tidaklah selalu gampang, tetapi jangan menyerah. Perlakukanlah orang-orang yang berada di bawah pimpinanmu seperti yang engkau mau mereka perlakukan terhadap dirimu. Dan seorang pemimpin atau leader yang baik adalah yang mampu membuat bawahannya yang lemah menjadi seorang yang kuat. Tidak hanya pemimpinnya saja yang kuat, akan tetapi bawahannya juga harus bisa kuat sama seperti pemimpinnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H