Jadi, supaya kedua kualitas utama, yaitu kualitas keberanian dan kualitas empati bisa balance atau seimbang kita harus sadar akan keempat Do(s) tersebut ya teman-teman.
Teman-teman, aku mau tanya nii, kalau kita sedang mengalami kesukses apa yang kita rasakan? Senang atau malah biasa aja nii? Pastinya kita senang dan gembira dong kalau kita sedang mengalami kesuksesan. Dan aku yakin kita pasti juga akan bersyukur atas kesuksesan yang kita raih itu, gimana ni teman-teman, benar kan? Lalu sebaliknya nii, kalau kita sedang mengalami kegagalan apa yang  kita akan rasakan? Pasti kita akan marah, sedih, kecewa, dan tidak bersemangat kan teman-teman. Kita boleh memiliki perasaan seperti itu, namun alangkah baiknya kalau kita tidak larut dalam kesedihan jika kita sedang mengalami kegagalan. Karena dari kegagalan itu sebenarnya kita bisa mendapatkan banyak pengalaman baik loh teman-teman. Dari kegagalan itupun juga kita harus pelajari faktor-faktor apa aja sih yang bisa bikin kita gagal seperti itu? Nahhh teman-teman, jika kita sedang menjadi seorang pemimpin atau leader lalu kita sedang mengalami kegagalan ataupun kesuksesan sebenarnya perilaku apa sih yang sebenarnya kita butuhkan untuk menghadapi kedua situasi tersebut? Hayoo ada yang tau ga nii jawabannyaa?? Jadi teman-teman.. perilaku yang dibutuhkan kita jika sedang menjadi seorang pemimpin atau leader adalah PERILAKU POSITIF. Wahh.. kenapa tu kok harus perilaku positif? Karena seorang pemimpin atau leader adalah role model bagi bawahan atau rekan kerjanya. Pasti rekan kerjanya itu akan mencontoh seorang pemimpin atau leadernya saat menghadapi beberapa situasi. Jadi, sama seperti apa yang aku jelasin diatas tadi, jika seorang leader sedang mengalami kesuksesan seharusnya jangan berbangga hati terlebih dahulu dan jangan sombong akan tetapi saat sedang mengalami kesuksesan kita hadapi dengan perilaku yang positif, yaitu dengan cara bersyukur dan terus berproses supaya tetap bisa mempertahankan kesuksesan tersebut atau bahkan bisa lebih dari apa yang sudah didapat. Sama seperti jika seorang pemimpin atau leader sedang mengalami kegagalan yang harus ia lakukan adalah mengevaluasi dan dicari faktor apa saja si yang bisa membuat kegagalan tersebut dan belajar dari kegagalan itu, lalu setelah itu diperbaiki lagi supaya kegagalan tersebut tidak terulang lagi. Sedih dan kecewa itu boleh dan hal yang sangat wajar, namun seorang pemimpin atau leader janganlah terlalu berlarut dalam kesedihan dan kekecewaan tersebut, karena pasti tidak akan maju-maju.
Lalu teman-teman untuk menjadi seorang pemimpin atau leader kita juga harus paham nii akan 3V yang akan aku jelaskan dibawah ini. Loh lohh.. 3V? Apalagi itu? Tadi diatas 3K sekarang kok ada 3V jugaa. Jadi teman-teman, 3V itu singkatan dari Visual, Verbal, dan Vocal. Dan maksud dari 3V itu atau visual, verbal, vocal adalah :
- Memberikan Kesan
Yang pertama adalah memberikan kesan. Untuk menjadi seorang pemimpin atau leader yang baik pertama-pertama pasti kita harus memberikan kesan yang baik kepada bawahan kita. Karena, jika dari awal kita sebagai seorang pemimpin atau leader sudah memberikan kesan yang baik kepada bawahan atau rekan kerja kita pasti mereka juga akan sangat nyaman bertugas dan bekerja sama dengan kita. Kita harus mempersiapkan diri kita, karena lima menit pertama sangat menentukan unik yang tak terlupakan. Jika di lima menit pertama itu kita sudah memberikan kesan yang bak, pasti untuk seterusnya orang lain juga akan merasa nyaman dengan kita.
- Memastikan Penerimaan
Lalu untuk selanjutnya adalah memastikan penerimaan. Maksud dari memastikan penerimaan ini adalah jika kita menjadi seorang pemimpin atau leader lalu kita baru saja memberikan arahan kepada bawahan atau rekan kerja kita, kita harus memastikan dan mengonfirmasi lagi kepada mereka apakah yang kita bicarakan itu sudah dapat diterima dengan baik atau belum. Lalu jika memang nantinya ada masukan juga dari bawahan atau rekan kerja kita, kita dengar dan terima masukan tersebut dan alangkah baiknya untuk kita catat masukan dari orang tersebut. Selain itu kita juga harus open mind atau berpikiran terbuka akan masukan yang sudah kita terima dan kita catat. Jadi ada tiga hal penting dalam memastikan penerimaan, yaitu konfirmasi, selanjutnya catat, dan yang terakhir adalah open mind.
- Transmisi Mudah Diterima
Untuk selanjutnya adalah transmisi mudah diterima. Jika kita sedang menjadi seorang pemimpin atau leader dan akan memberikan pesan kepada bawahan atau rekan kerja kita, sebelum pesan itu kita sampaikan kepada mereka, sebaiknya kita sampaikan dahulu apakah pesan yang akan kita kirimkan tersebut short-simple atau yang sering kita sebut singkat dan jelas. Karena jika pesan yang akan kita sampaikan itu membingungkan mereka, pasti mereka juga tidak akan bisa bekerja dengan maksimal.
- Memastikan Kuantitas Komunikasi Verbal dan Non Verbal
Lalu untuk selanjutnya adalah memastikan kuantitas komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Dalam hal ini kuantitas yang baik saat kita sedang berkomunikasi adalah 93% untuk komunikasi non verbal, sedangkan 7% untuk komunikasi verbal. Mengapa demikian? Karena mimik wajah, gerakan tangan, intonasi suara, dan kecepatan bicara juga sangat berpengaruh saat kita sedang berkomunikasi dengan orang lain. Jadi, saat kita sedang berkomunikasi dengan bawahan atau rekan kerja kita alangkah baiknya kita tidak hanya memperhatikan komunikasi verbal kita, memperhatikan kata atau kalimat baik yang akan kita sampaikan, melainkan komunikasi non verbal seperti mimik wajah, gerakan tangan, intonasi suara, dan kecepatan bicara kita juga harus diperhatikan.
Nah teman-teman itu tadi terkait 3V yang juga harus diperhatikan saat kita menjadi seorang pemimpin atau leader. Jadi, selain 3K seperti yang sudah disebut diatas tadi, yaitu ada kemampuan, kemauan, dan kesempatan juga ada 3V ya teman-teman.
Selanjutnya sebagai seorang pemimpin atau leader yang baik, pastinya setiap tahun kita akan menulis atau merencanakan tujuan suatu organisasi yang kita pegang tersebut. Sebelum merencanakan tujuan tersebut, seorang pemimpin atau leader juga harus memperhatikan S.M.A.R.T loh teman-teman. Waduu apalagi nii? Kira-kira S.M.A.R.T tu apa ya teman-teman? S.M.A.R.T adalah:
- S untuk Specific atau Spesifik
- M untuk Measurable atau Terukur
- A untuk Achievable atau Dapat Dicapai
- R untuk Realistic atau Realistik
- T untuk Time Bond atau Waktu
Jadi, dalam menyusun suatu tujuan organisasi kita harus menyusun tujuan itu dengan spesifik, jelas, dan terperinci, lalu tujuan tersebut juga terukur, dan pastinya harus dapat dicapai, realistik dan dan tahu akan waktu atau tahu mana yang lebih prioritas.
Nah teman-teman itu saja yang bisa aku tulis kali ini terkait menjadi seorang pemimpin atau leader yang baik. Dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang pemimpin tidaklah selalu gampang, tetapi jangan menyerah. Perlakukanlah orang-orang yang berada di bawah pimpinanmu seperti yang engkau mau mereka perlakukan terhadap dirimu. Dan seorang pemimpin atau leader yang baik adalah yang mampu membuat bawahannya yang lemah menjadi seorang yang kuat. Tidak hanya pemimpinnya saja yang kuat, akan tetapi bawahannya juga harus bisa kuat sama seperti pemimpinnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H